Mela mendengar ucapan kakak angkatnya hanya bisa tersenyum kecil. Tidak mungkin jika
Darsen si pria dingin nan angkuh itu datang ke wisudanya. Alih-alih untuk datang, Darsen mungkin lebih suka pergi memancing ikan di laut dengan menikmati
ketenangan yang ada atau Darsen lebih suka berburu burung dengan senapan di hutan.
“Darsen, kau tidak boleh seperti itu! Kau harus datang ke wisuda adikmu, adikmu sangat
membanggakan, dia juara kelas dan mendapat beasiswa,” ucap ibu.
“Hanya juara kelas? Aku bahkan bisa juara nasional tapi kalian biasa saja?” jawab Darsen.
Mela berusaha untuk tersenyum walau dalam hatinya sangat sakit, jika kakaknya sekali
berucap maka hati akan teriris-iris karena saking perihnya mendengar perkataan Darsen.
“Iya, Bu. Kata kak Darsen memang benar, wisuda ini hanya wisuda SMA saja jadi tidak
terlalu penting dan kakak juga punya pekerjaan yang lebih penting kok,” ucap Mela membuat suasana menjadi agak tenang.
Darsen beranjak dari kursi dan ia menggandeng putranya untuk segera berangkat. Namun Velino
ingin datang bersama kakek dan neneknya untuk menghadiri wisuda Mela. Darsen memandang wajah Velino yang memelas dan pada akhirnya Darsen harus meninggalkan
putranya untuk berangkat bekerja bersama kedua orang tuanya.
“Papa harus menyusul, ya? Nanti Tante Mela bakal tampil cantik kata nenek,” ucap Velino
dengan suara cadelnya.
Mela menunduk sedangkan Darsen menatapnya sekilas lalu membuang muka, ia segera
berangkat ke kantor agensinya menggunakan sopir pribadinya. Di dalam mobil, sang sopir yang bernama Pras terus melirik kaca spion atas memperhatikan wajah
sang bos yang sangat lesu.
“Ada apa, bos? Karena Mela lagi?” tanya Pras.
Darsen tak menghiraukan ucapan Pras namun pria itu tahu kegundahan hati sang bos. Darsen mulai tumbuh benih-benih suka pada adik angkatnya itu sejak Mela mulai tumbuh
menjadi gadis dewasa. Darsen berusaha bersikap ketus pada Mela supaya Mela menjaga jarak dengannya.
“Bos, kalau boleh aku kasih saran lebih baik bicarakan dengan bapak dan ibu bos saja.
Bilang jika bos menyukai Mela.”
Tatapan Darsen mendadak tajam, Pras langsung mengalihkan pandangan dan terfokus ke jalanan daripada harus kena marah dengan Darsen. Darsen membuka ponselnya yang memakai wallpaper foto Mela dan Velino. Semua orang tidak berani menyentuh ponselnya kecuali Velino yang sering bermain game dan juga yang mengganti
wallpaper dengan foto tersebut. Darsen segera menggantinya dengan fotonya dan dengan Velino. Dia tidak ingin orang lain salah paham atas wallpapernya itu.
“Bos, aku sudah membeli hadiah wisuda untuk Mela atas suruhan bos,” ucap Pras.
Darsen menaikkan alisnya. “Mana?”
“Itu di samping bos.”
Darsen melihat sebuah kotak kado berada di sampingnya, ia membukanya dan tersenyum
kecil. Itu hadiah wisuda untuk Mela darinya. Kado yang akan ia berikan untuk nanti malam.
Saat di kantor.
Darsen memandang aktrisnya yang terjebak dalam skandal besar. Darsen yang sebagai pemilik dari Ars Agency harus menanggung semua kerugian bahkan iklan-iklan dari wanita
bernama Laura itu sudah di hapus bahkan berhenti paksa dari iklan. Laura yang kini memakai rok minim dengan sengaja memamerkan auratnya supaya sang bos memaafkan kesalahannya dan tidak menuntut kerugian.
“Pergi!” ucap Darsen dengan nada datar.
Laura bersujud di bawah kaki Darsen untuk meminta pengampunan dan supaya tidak di berhentikan dari agensi. Di rasa tidak berhasil saat bersujud, kini Laura malah bergelayut pada leher Darsen dan mencoba menciumnya namun Darsen malah memalingkan wajah. Laura mencoba sekali lagi tapi Darsen malah mendorongnya dan ia membenarkan jasnya yang berantakan karena wanita ular itu.
“Apakah susah sekali untuk menuruti kontrak kerja? Jika memang susah maka silahkan
angkat kaki dari sini!” ucap Darsen.
Laura terus merengek namun saat bersamaan Pras datang untuk menyeretnya keluar. Kontrak sudah berakhir dan Darsen sudah tidak peduli dengan para artis yang membuat
onar di agensinya. Darsen kembali melanjutkan pekerjaannya, ia harus melihat
tawaran iklan dan audisi mencari artis baru. Harusnya Darsen yang harus menjadi artis karena dia sangat tampan, pandai bernyanyi bahkan akting tapi mengapa ia justru membangun agensi dan memilih membuat orang menjadi artis terkenal? Semua ini ia lakukan atas dasar mendiang istrinya. Istrinya dulu adalah artis terkenal dan bercita-cita membangun agensi sendiri untuk orang-orang yang mempunyai mimpi menjadi terkenal.
Berselang menit kemudian, Dico datang membawa dua gelas kopi. Dico adalah sepupu dari
Darsen dan selalu membuat Darsen sangat kesal.
“Darsen, hari ini wisudanya Mela ‘kan?” tanya Dico sambil menyodorkan kopi.
Darsen tak menghiraukan.
“Tadi aku melihat foto yang di unggah Mela, dia sangat cantik dengan riasan serta kebaya
nya. Adikmu sudah menjadi gadis dewasa,” ucap Dico.
Darsen masih diam tak bergeming.
“Bagaimana jika aku melamarnya? Wah ... pasti putriku sangat senang mempunyai ibu tiri yang imut dan manis,” ucap Dico.
BRAAAK...
Darsen menggebrak meja dan seketika membuat kopi yang akan di seruput oleh Dico
mendadak tumpah. Tatapan Darsen menjadi tajam seolah tidak suka.
“Jika kau berbicara lagi saat aku sedang bekerja maka aku tidak akan segan mencabut promosi film terbaru mu,” ucap Darsen.
Dico mendengus kesal, ia langsung pergi dari ruangan Darsen sebelum pria kaku itu
benar-benar mewujudkan ucapannya. Setelah Dico keluar, Darsen segera membuka
laptop untuk melihat foto yang di unggah Mela. Mela baru pertama kali mendapat riasan salon. Dia sangat cantik serta senyumnya begitu memikat hati bagi siapa
yang melihatnya. Debaran sangat terasa, Darsen segera menyimpan diam-diam foto
tersebut.
Tidak munafik jika aku memang
menyukai Mela. Kenapa aku bersikap sembrono sekali? Aku menyukai adik angkatku
sendiri.
“Pras ... Pras ...” Darsen memanggil sopir sekaligus asistennya itu.
“Ada apa, Pak bos?”
“Tolong nanti malam carikan hotel serta wanita untuk menemaniku tidur!”
Permintaan dari Darsen membuat Pras cukup terkejut. Darsen pertama kalinya meminta hal tersebut.
“Bos ada masalah apa?” tanya Pras.
“Kau sudah tahu masalah ku apa masih saja bertanya? Mela membuatku sangat tersiksa, aku
mencintainya namun kami tak mungkin bersama. Aku ingin melampiaskan ke orang
lain saja supaya aku bisa melupakan Mela. Tolong carikan wanita dan pastikan masih perawan! Aku akan menikahi dia dan aku akan menjadikannya istriku supaya bisa melupakan Mela,” jelas Darsen yang nampak matanya memerah.
Pras sangat tahu kesedihan sang bos. Cintanya harus terhalang status kakak adik apalagi
umur mereka terpaut sangat jauh.
Disisi lain.
Mela sangat cantik dengan kebaya brokat warna coklat muda, rambutnya di sanggul dengan hiasan bunga-bunga kecil di atasnya. Acara wisuda sudah di mulai sejak 3 jam
yang lalu dan kini detik-detik acara itu akan selesai. Bapak, ibu dan keponakannya duduk di sebelahnya menikmati acara band sekolah yang sedari tadi
menghibur kami. Tiba-tiba, Mela terasa ingin kencing. Dia memutuskan untuk ke kamar mandi dan saat berjalan di lorong matanya melihat pria tampan serta tinggi ada di depannya. Mela terhenti dan pria itu menyodorkan sesuatu padanya.
“Ini hadiah untukmu,” ucap Darsen.
Setelah hadiah itu di terima oleh Mela, Darsen langsung melewatinya dan berjalan ke
arah aula tempat wisuda itu di selenggarakan. Karena sudah terlanjut kebelet pipis, Mela segera masuk ke kamar mandi.
2 menit kemudian,
Mela melihat sebuah kotak kado, ia malah teringat dengan mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya,
Mela mendapat sebuah baju haram nan seksi sebagai hadiah di hari kelulusannya.
Mela yang sudah sangat penasaran langsung membukanya, matanya seketika
terbelalak.
“Kak Darsen benar-benar memberiku ini?” gumam Mela seolah tak percaya.
:::::::
Note author : Hayo apa ya yg diberikan Darsen pada Mela?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔🤔🤔
2022-07-26
0
Zamie Assyakur
apa ya hadiah dr bang darsen... jdi penasaran....
2021-12-07
0
Veren Keishaa
hadia penasaran apa itu???
2021-12-06
0