Lihat Aku, Mela!
Namaku Mela, aku baru saja lulus SMA. Aku tinggal bersama keluarga angkatku yang mengadopsiku sejak SD dari panti asuhan. Ya, aku adalah anak yatim piatu yang sejak bayi tinggal di panti asuhan. Namun hidupku mulai berubah ketika keluarga Brahmana mengadopsiku. Aku yang saat itu berkulit bersih, mempunyai gingsul serta mempunyai lesung pipi membuat mereka dengan yakin mengadopsiku.
Pak Adi dan Ibu Ami mengadopsiku saat mereka sudah berumur, ia hanya mempunyai satu anak laki-laki yang kini berumur 40 tahun dan menduda sejak lama. Namanya Kak Darsen, ia sudah mempunyai anak berumur 5 tahun yang begitu imut. Dia jarang sekali mengobrol denganku, ya... sifatnya sangat dingin dan tidak mudah di tebak.
Kami semua memang tinggal satu rumah karena bapak dan ibu angkatku sudah sepuh membuat Kak Darsen harus satu rumah dengan mereka.
Sudah 10 tahun lebih aku tinggal di rumah mereka dan hanya hitungan jari saja ia berbicara dengan Darsen karena orang itu benar-benar susah diajak berbicara. Namun, tepat dihari kelulusanku ia melempar sebuah baju haram atau disebut lingerie sebagai hadiah kelulusan. Aku sangat bingung, namun dengan tatapan dingin ia membisikan sesuatu padaku.
"Aku sudah memberi makan dan menyekolahkanmu hingga lulus. Jadi aku minta kau membayarku malam ini. Kau harus pakai baju seksi ini dan ke kamarku nanti pukul 10 malam!" ucap Darsen.
"T--ttapi kak, aku 'kan adikmu."
"Adik? Cih... Aku ini anak tunggal. Jika kau tidak mau maka angkat kakilah dari tempat ini!"
Aku langsung menuju ke kamarnya dan membawa satu set baju haram dan langsung melemparnya. Aku menangis tatkala harus melakukan hal yang tidak pantas bersama orang yang sudah ku anggap kakak sendiri.
Aku harus bagaimana? Kenapa Kak Darsen melakukan itu? Jika ingin memuaskan nafsunya kan bisa saja mencari wanita lain. Kenapa harus aku?
Aku terus-terusan menangis tak jelas, ia ingin melapor pada kedua orang tua angkatnya namun karena mereka sudah sepuh dan memiliki riwayat penyakit jantung membuatku enggan untuk melaporkan anak bejatnya
Jam demi jam silih berganti sampai tepat jam 10 malam waktunya tiba. Aku mencoba membaringkan tubuhku di ranjang namun ponselku terus berbunyi yang ternyata dari Kak Darsen. Aku menutup kupingku rapat-rapat dan aku mulai ketakutan.
Ceklek...
"Kau masih bangun kenapa tidak mengangkat telponku?" tanya Darsen.
Aku berdiri lalu memohon padanya untuk tidak melakukan itu kepadaku yang baru saja lulus sekolah. Aku ingin hidup nyaman tanpa ada rasa takut jika aku sudah tidak perawan karena kakak angkatku sendiri.
Bagaimana jika calon suamiku bertanya kenapa aku sudah tidak perawan?
Kak Darsen menatapku dengan santai, ia mendekatiku lalu menekan keningku sangat kuat sehingga menimbulkan rasa nyeri.
"Kau tidak sadar jika selama ini aku banting tulang untuk memberi makan dan menyekolahkanmu? Sekarang di umurmu yang 18 tahun ini sudah saatnya untuk mengganti kerugianku selama ini."
"Kakak bisa menyuruhku bekerja dan melunasi seluruh biaya hidupku selama tinggal disini tapi jangan juga dengan kehormatanku, kak!"
Kak Darsen semakin mendekatiku, ia menarik wajahku dengan kasar lalu ******* bibirku. Aku tidak bisa bergerak karena kedua tangan Kak Darsen mencengkeramku. Kami berciuman sangat beringas, maksudku dia menciumku sangat beringas. Badanku yang mulai lemas hanya bisa pasrah mendapatkan perlakuan dari duda tampan 40 tahun ini.
"Kak Darsen, ku mohon! Aku akan bekerja keras untuk mengganti kerugian kakak. Tapi jangan dengan ini!" pinta Mela menangis setelah mereka berciuman.
"Aku tak butuh uangmu. Jika kau memang ingin bermain kasar apa boleh buat. Itu yang kau mau."
POV AUTHOR
Darsen melepas kaosnya, baru kali ini Mela melihat kakaknya bertelanjang dada. Mela mundur perlahan namun ia malah terjatuh ke lantai. Dia berusaha melempar semua barang ke arah kakaknya itu namun Darsen dengan mudah menepisnya.
Dia menarik paksa tangan Mela lalu mendorongnya ke ranjang. Dia berteriak keras tapi ia lupa jika tembok kamarnya sudah diberi peredam suara oleh Darsen sekitarbeberapa hari yang lalu. Mungkin memang ini sudah direncanakan oleh kakaknya.
"Kakak bejat! Aku benci... Kembalikan aku ke panti asuhan!!!!" teriak Mela.
Darsen mulai menindih Mela, Mela terus memukul bahu kakaknya namun pukulannya tak terasa bagi Darsen yang mempunyai bobot 20 KG lebih berat darinya.
"Aku mencintaimu," bisik Darsen.
"Cinta? Dasar tidak waras!!!!"
Darsen merobek baju Mela, Mela menutupi bagian dadanya. Dia terus memberontak sampai tenggorokannya serak. Tenggorokkannya benar-benar sakit membuat Darsen menutup mulut Mela dengan mulutnya melalui ciuman panas.
Mela hanya bisa menahan nafas, ia sudah lelah untuk berteriak bahkan memangis. Apakah ia akan berakhir seperti ini? Lebih baik dia bunuh diri saja dari pada menyerahkan harga dirinya kepada pria sialan itu.
Setelah lama berciuman, Darsen memandang wajah Mela yang sudah acak-acakan. Darsen menghela nafas panjang.
"Kak Darsen pedofil," ucap Mela.
"Pedofil? Kau sudah dewasa mana bisa aku disebut pedofil. Bahkan kau memakai bra dengan ukuran yang paling besar," jawab Darsen.
"Ampun kak, Lepaskan aku! Aku takut calon suamiku kecewa."
"Aku calon suamimu. Aku akan menikahimu besok. Aku akan bilang pada orang tuaku."
Mela menggeleng membuat Darsen semakin tertarik, ia menciumi leher Mela dengan penuh sensual.
"Kak Darsen, ku mohon! Aku..."
"Kau memang menyebalkan, ya?" ucap Darsen dengan nada marah.
"Ingat Velino, kak! Dia anak kakak yang kini menunggu papanya untuk kembali ke kamar," ucap Mela.
Darsen tidak memperdulikan ucapan Mela, ia melorotkan celana yang dipakai Mela lalu melemparnya ke lantai. Mela semakin histeris, ia berusaha memberontak lagi sekuat tenaga.
"Aku tidak akan menyakitimu jika kau menuruti perkataanku," ucap Darsen.
"Nikahi aku dulu! Nikahi aku dulu sebelum menggauliku... setidaknya aku bukan wanita yang kotor sebelum menikah," jawab Mela sambil menangis terisak.
Darsen terdiam, ia bangun dari atas tubuh Mela yang ditindihnya. Ucapan Mela membuatnya sangat senang. Dia mengelus kepala Mela.
"Kau mau menikah denganku?"
Mela mengangguk dengan terpaksa, ini lebih baik dari pada diperawani oleh yang bukan suaminya.
"Aku mencintaimu, Mela. Besok kita bilang ke orang tua kita. Mereka pasti setuju," ucap Darsen sambil memeluk Mela.
Mela hanya bisa pasrah dengan situasi ini. Dia ingin setelah lulus bisa bekerja tapi apakah dengan menikahi kakak angkatnya ia masih bisa merasakan bekerja dan bermain dengan teman-temannya? Dia harus mencari cara supaya bisa kabur dari tempat ini dan terhindar dari pernikahannya. Baginya, Darsen hanya kakak angkatnya dan mereka tak boleh melakukan hal itu bahkan sampai menikah. Apa kata orang lain jika mereka menikah? Mela akan merasa malu sekali.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
mampir
2022-07-26
0
langitsenja
dari sinopsisnya menarikkk lanjuttt baca
2022-02-27
0
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🏡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
baru mampir dah bikin tenggorokan kering.
hai darsen, salken yaa, jangan galak² atuh kalo cinta
2022-02-23
0