Awal Baru

Kehidupan yang dulunya kelam tak ada keberanian untuk melangkah maju, namun saat ada cahaya hangat yang memancarkan kehangatannya memberi keberanian diri untuk melangkah maju memulai awal yang lebih baik karena secercah cahaya hangat itu

"Bapak taruh di pinggir dinding itu saja pak" ucap Karin yang menunjuk ke arah tempat yang dia masuk

"Baik non" ucap bapak tersebut meletakkan barang secara perlahan agar tak jatuh

"Sudah semua ya pak" ucap Karin memperhatikan baik-baik barang yang berada di dalam rumah

"Sudah non" ucap si bapak mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang selalu ia bawa, karena melihat itu Karin menjadi kasihan

"Bapak nih duduk dulu pak sambil minum" ucap Karin meletakkan minuman di atas meja

"Eehh nggak usah non, ntar ngerepotin" ucap bapak tersebut tak enak dengan Karin

"Tak pa pak silahkan" ucap Karin yang kemudian mengambil minuman untuk Kevin, sedang bapak tadi meminum minuman yang di sediakan Karin seraya memakan cemilan

"Kevin sudah, istirahat dulu" ucap Karin memegang pundak Kevin yang lantas membuat Kevin membalikkan badannya melihat sosok yang memegangnya yang berjalan keluar rumah untuk duduk di kursi luar

"Oh baiklah" ucap Kevin mengikuti Karin yang duduk di kursi luar

"Nggak ada yang berubah ya" ucap Karin yang melihat lingkungan yang sangat ia rindukan

"Ya memang tak ada yang berubah disini, tetap sama saat kita masih kecil" ucap Kevin meminum minuman yang dibawakan Karin dan memakan cemilan

"Ya kamu benar Kevin, bagaimana keadaan sekolah karena aku nggak masuk" ucap Karin seraya melihat ke arah Kevin yang sedang meminum minuman nya

"Ya teman mu pada khawatir, apalagi karena peringatan meninggal nya orang tua mu" ucap Kevin melihat ke arah Karin apakah ia mengeluarkan ekspresi sedih ternyata ya

"Aku harus segera sekolah ya biar mereka nggak khawatir lagi" ucap Karin Mengepal-ngepalkan tangannya

"Ya kamu sudah berjanji, kalau kamu akan memulai hidup baik kan dengan orang yang menyayangi mu" ucap Kevin memegang tangan Karin, melihat anak itu memasang wajah yang tak dia suka yang lantas membuat Karin terkejut dan kenapa detak jantungnya tak stabil dan seketika wajah Karin memerah

"Lo kenapa? " ucap Kevin melihat wajah Karin yang tiba-tiba memerah

"Astaga balik lagi bahasa gaulnya" batin Karin yang kadang-kadang di panggil kamu, Karin juga lo

"Oh nggak papa" ucap Karin terbata menarik tangannya yang masih berada di bawah tangan Kevin

"Eh maaf non saya mau pergi dulu, masih ada kerjaan" ucap bapak yang keluar dari rumah menuju Karin dan Kevin

"Oohh ya pak, tunggu sebentar" ucap Karin yang langsung berdiri memasuki rumah mengambil sesuatu yang mau di berikan ke bapak tadi

Setelah mengambil

"Pak ini" ucap Karin yang mengarahkan amplop dan kotak berisi makanan

"Wah nggak usah non tante non sudah bayar kok" ucap si bapak menolaknya dengan tangannya

"Ohh gitu ya pak, tapi terima saja pak ini rezeki bapak" ucap Karin yang pertama berekspresi kecewa karena ditolak namun tersenyum kembali memberikan nya walaupun ditolak, lantas bapak tersebut melirik ke arah Kevin yang sedang duduk sambil memperhatikan mereka dan Kevin memberi isyarat untuk mengambil apa yang diberikan Karin agar dia tak kecewa, lantas bapak itu mengambil makanan dan amplop yang diberikan Karin karena tak tega juga melihat wajah sedih Karin

"Baiklah non saya terima, terima kasih" ucap si bapak membungkukkan badannya, si bapak yang seperti berumur 55 tahunan itu, lalu pergi setelah berpamitan kepada Karin dan Kevin

Didalam Rumah

"Kevin kamu nggak mandi dulu atau langsung makan dan pulang" ucap Karin yang mulai mengemasi barangnya sedikit-sedikit yang bisa dia lakukan

"Sebaiknya kita mandi dulu lalu makan, baru kita tata barang-barang mu" ucap Kevin mengangkat barang yang seharusnya di taruh di dalam baru disusun

"Baiklah aku siap kan dulu" ucap Karin berjalan kearah kamar mandi lalu langsung ke dapur dan membawa bekal yang di berikan tante indy tadi

Setelah selesai

"Kevin kamu mandi dulu sebentar lagi makanan siap" ucap Karin masih asyik dengan masakan di dapur

"Rumah ini nggak ada yang berubah ya" ucap Kevin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, lantas karin melihat ke arah Kevin yang sedang susah mengeringkan rambutnya

"Biar aku bantu" ucap Karin meletakkan makanan terakhir kemudian berjalan menuju kevin

"Nah duduk sini, kamu terlalu tinggi" ucap Karin berdiri di belakang kursi yang akan diduduki Kevin

"Ya baiklah, lo yang kependekan" ucap Kevin yang kemudian duduk, karena mendengar ejekan itu lantas membuat Karin kesel membuatnya memukul punggung orang yang ada didepannya

"Aw awa.. aw" ucap Kevin kesakitan mengelus tubuh yang terkena pukulan Karin, ya Karin berbeda jauh tingginya dengan Kevin apabila Karin berada di samping Kevin maka tinggi Karin hanya setinggi lehernya Kevin dan dia terlalu pendek

"Rasain, sudah duduk sini handuknya" ucap Karin mulai mengeringkan rambut Kevin

"Karin lo jangan sedih lagi, soal nya gw nggak mau liat lo sedih gitu" ucap Kevin yang duduk tenang di kursi nya

"Ya aku nggak akan sedih lagi, kan ada Kevin" ucap Karin masih asyik dengan rambut Kevin melihat Kevin dari belakang dengan dalam membuatnya merasakan perasaan aneh

"Hhmmm aku menyukai wanginya, sangat menyukainya" batin Karin mengusap rambut Kevin dengan lembut kemudian mendekati lalu menghirupnya yang membuat Kevin merasakan sesuatu yang ganjal

"Hhmm Karin a.. pa sudah selesai" ucap Kevin yang terbata-bata karena sikap Karin yang tiba-tiba mengusap lembut rambut Kevin yang membuat wajahnya memerah tiba-tiba

"Ya sudah si-siap ko" ucap Karin menghindar lalu menuju dapur

"Akhhh dasaaaarrr Karriinn kamu messuumm" ucap Karin yang menutup wajahnya yang memerah karena memikirkan hal aneh tadi

"Ayo makan" ucap Karin yang mengambil nafas lalu memanggil Kevin

"Baiklah, selamat makan" ucap Kevin yang sudah duduk dan mulai menyantap makanan yang diambil kan oleh karin

Setelah makan

"Nah ini piring kotornya" ucap Kevin menaruh piring kotor ke tempatnya

"Ya terima kasih" ucap Karin yang masih asyik dengan cuciannya

"Masih banyak" ucap Kevin melangkah ke arah Karin dengan posisi Karin yang berada didepannya lalu memposisikan kepalanya tepat di samping kepala Karin, lantas Karin melihat kearah Kevin yang tepat berada di sampingnya sangat dekat, Karin bisa melihat bibir kecil, hidung mancung, bulu mata yang lentik dan kulitnya yang putih lembut

"Akhh apaan ini, Karin tenang lah, mudah-mudahan kevin nggak dengar detak jantungku " batin Karin menenangkan dirinya yang jantungnya berdetak tak beraturan

"Ahh nggak usah Kevin duduk saja" ucap Karin mencoba mengatur nafasnya biar tenang

"Baiklah" ucap Kevin kembali dengan meletakkan barang-barang yang akan disusun

Selesai cuci piring

"Nah ayo kita mulai dan besok mulai sekolah" ucap Karin memasang sarung tangan agar tak terluka

"Baiklah lo susun saja barang-barang biar gw yang akat" ucap Kevin yang mengangkat barang dan meletakkannya pada tempatnya sedangkan Karin mulai menyusun barang-barang yang di angkat Kevin

Setelah selesai

"Kevin kamu nggak tidur disini saja, tidur di kamar ku saja, aku akan tidur di kamar orang tuaku, nanti subuh baru pulang, langsung sekolah" ucap Karin membereskan kamarnya untuk di pakai Kevin

"Baiklah, ini juga sudah malam" ucap Kevin yang berjalan menuju Karin yang berada di pintu kamar melewati lalu berhenti tepat di samping Karin

"Selamat tidur, mimpi indah" ucap Kevin yang mendekatkan mulutnya ke arah telinga Karin lantas memuat Karin kaget dan langsung memerah lah wajah dan telinganya

" ya kamu juga" ucap Karin yang langsung berlari menuju kamar

"Akhhh apa-apaan sih Kevin" ucap Karin terlentang yang mulai memukul bantal yang ada di atas tubuh nya

"Sudahlah lebih baik tidur besok sekolah" ucap Karin menyelimuti tubuhnya dengan selimut sedangkan Kevin masih terbangun

"Hahaha, lucunya manisnya" batin Kevin yang tersenyum mengingat ekpresi yang timbul diwajah Karin, lalu mengambil posisi yang nyaman untuk tidur

Subuh

"Kevin bangun, mandi lalu pulang ganti baju sekolah" ucap Karin membuatkan sarapan

"Sudah siap makanannya" ucap Kevin mengeringkan rambutnya lalu duduk dan mulai menyantap makanannya

"Ya makanlah mumpung panas" ucap Karin yang ikut duduk menyantap makanannya

"Masakan mu memang yang paling enak" ucap Kevin yang makan dengan lahap

"Jangan bercanda enak lah makan yang di masak Mamamu" ucap Karin melihat kearah kevin yang diam asyik dengan makanannya tanpa menjawab pertanyaan Karin

"Cepat makan, setelah itu ganti baju mu" ucap Karin mengganti topik

"Baiklah, tunggu gw disini, ntar gw jemput" ucap Kevin yang mulai berdiri pergi untuk mengganti bajunya

"Baiklah" ucap Karin yang asyik memakan makanannya

Terpopuler

Comments

ParkNursyCy

ParkNursyCy

Bagus lanjutkan

2020-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!