Solid sungguh tidak berdaya. Ia hanya dapat melihat bayangan Alice yang perlahan menghilang ditelan kabut malam. Tekad yang tersisa dalam dirinya pun sirna ditelan keputusasaan.
Kesatria magang itu telah gagal menjalankan tugasnya untuk melindungi Putri Mahkota el Vierum. Ia tidak berhasil menjadi seorang kesatria sejati. Apanya yang calon kesatria muda terbaik? Apanya yang lulusan nomor satu akademi? Ia bahkan gagal di misi pertamanya, padahal ia sudah berjanji untuk melindungi Alice vi Alverio selama-lamanya sejak putra mahkota mencampak putri kecil itu.
Kemarahan pun memenuhi isi hati Solid von Denburg. Ingin sekali ia mengutuk dirinya. Kalau saja gelap tak segera menelan kesadarannya, ia pasti akan bangkit untuk mengejar lady kecilnya. Apalah daya pemuda yang terluka itu? Ia bahkan tak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Bagaimana ia akan melindungi lady kecilnya itu?
Para Kesatria Istana Mutiara telah habis dibantai. Serigala-serigala yang tersisa tak bernafsu memakan jasad mereka. Sejak awal, mereka tidak punya niatan sama sekali untuk menantang para kesatria. Mereka hanya tidak memiliki kuasa untuk melawan kehendak pemilik benang-benang mana yang mengikatnya.
Benang-benang mana itu pun membuat mereka fokus pada satu mangsa. Ada mangsa empuk yang lebih penting untuk dikejar. Gadis kecil itu ... ialah persembahan yang selama ini ditunggu-tunggu oleh Menara Sihir. Bagaimanapun caranya, Putri Mahkota el Vierum yang dicampakkan itu harus segera dibawa ke altar pengorbanan.
Semakin masuk ke pedalaman, semakin tebal kabut hutan di sekitar. Tiada penerangan selain sisa-sisa cahaya purnama yang menyusup ke hutan. Hawa dingin pun dengan tega menyelimuti siapa saja yang ada dalam naungannya.
Alice terus berlari menerobos semak belukar dan pepohonan. Putri kecil itu sama sekali tak tahu ke mana kakinya berlari. Ia sendirian. Para Kesatria Istana Mutiara yang mengawalnya telah gugur. Hanya tinggal sepasang belati yang menemani pelariannya.
Lolongan serigala kembali terdengar mengerikan. Geraman dan gonggongan mereka saling bersahut-sahutan. Atmosfer magis menyeruak di antara pepohonan.
Suara-suara berisik itu bahkan membuat para predator nokturnal ikut merinding ketakutan. Hewan-hewan buas penghuni malam itu segera kabur meninggalkan tempatnya. Mereka tak mau ikut campur dengan urusan para serigala yang mengerikan.
Alice menengok ke belakang sekejap. Hanya terlihat kabut yang tebal di sana, sedangkan keributan semakin jelas terdengar di telinganya. Tanpa perlu melihat dengan jelas, ia sadar bahwa para serigala semakin mendekatinya.
Gadis kecil itu menggigit bibirnya, berusaha menguatkan hati. Tiba-tiba, seekor serigala muncul dan menyergapnya dari depan. Alice dengan refleks melemparkan salah satu belati di tangannya. Ia sampai terjatuh ke belakang saking kagetnya.
Belati gadis kecil itu meluncur lurus tepat mengenai kepala si serigala. Walau tidak tertancap dalam sampai membunuhnya, serangan kecil itu cukup untuk menghentikan pergerakannya.
Si serigala mencicit kesakitan. Sorot matanya terlihat kesal. Ia menggaruk-garuk kepalanya, berusaha menjatuhkan belati yang menusuk di sana.
"Terima kasih, Anna. Ajaranmu sangatlah berguna," tanpa membuang waktu, Alice kembali bangkit dan berlari. Tiada masa baginya untuk takut dan membeku. Ia harus segera mencari tempat berlindung dan bersembunyi.
"Tuhan ... cukuplah Engkau sebagai pelindungku," bisik Alice dalam hati. Ia berkali-kali menyebut nama Tuhan Yang Mahakuasa, berharap mendapat keselamatan dari-Nya. Sejak kecil, ia telah dididik oleh ibunya untuk berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, ia tumbuh sebagai seorang tuan putri yang religius.
Suara kebisingan serigala terus terdengar, bahkan semakin nyaring dan mencekam. Gonggongan mereka membumbung tinggi di seantero hutan, menunjukkan betapa sengitnya mereka mengejar buruan.
Alice yang sendirian terengah-engah saking lelahnya. Tenaganya terkuras habis. Ia hampir tak kuat lagi untuk berlari. Namun, doa yang ia panjatkan dalam hati membantunya menguatkan tekad. Begitulah pertolongan pertama Tuhan Yang Mahakuasa pada hamba-Nya yang berserah diri.
"Tidak! Jangan berhenti! Cari tempat sembunyi! Pasti ada! Tuhan, hanya kepada Engkaulah aku berserah diri," batin Alice di tengah kelelahannya. Sambil terus berlari, ia menengok ke kanan dan ke kiri, mencari tempat sembunyi. Matanya terlalu fokus sampai tak melihat setangkai akar pohon yang tumbuh agak tinggi.
Alice vi Alverio pun tersandung jatuh. Belum cukup gadis itu menghantam tanah, ia juga terperosok jatuh ke dalam sebuah lembah di hutan. Tubuhnya menggelinding di lereng yang curam. Begitu sampai di dasar lembah, luka-luka dan memar memenuhi tubuhnya. Darah merah pun membasahi gaunnya. Tenaganya habis tak bersisa. Rasa nyeri menggerogoti seluruh tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
semangat akak
2021-11-06
1