Serigala besar itu jelas tidak menjawab. Ia justru kembali melesat. Diabaikannya Ferrum seakan yang menjadi incaran serigala besar itu memang hanya Putri Mahkota el Vierum. Gerakannya memang cepat, tapi Ferrum yang seorang komandan kesatria juga tidak kalah cepat.
“Serigala itu pasti hewan sihir,” tebak Ferrum dengan mata yang tak sedikit pun mengendurkan kewaspadaannya, “Penyihir mana yang mengutusmu ke mari, hah? Beraninya ia mengusik Putri Mahkota el Vierum!”
Si serigala besar mendapat luka yang serius dari Ferrum. Dengan instingnya, ia pun sadar bahwa dirinya tidak mungkin bisa mengabaikan kesatria berzirah itu. Dibuatnya kuda-kuda bertarung. Matanya menatap tajam pada Ferrum. Dengan sekali hentakan, ia menerjang kesatria itu dengan cakar-cakarnya yang tajam.
Ferrum menusuk serigala besar itu tepat di titik vitalnya. Ia pun segera membantingnya ke tanah agar predator buas itu cepat mati. Sayangnya, serigala itu masih mampu bangkit kembali selepas Ferrum mencabut pedangnya. Ia bahkan melukai kaki Ferrum dengan cakarnya.
“Hewan licik!” umpat Ferrum kesal. Ia pun memperbaiki kuda-kudanya. Matanya menatap ke sekitar sekilas. Para kesatrianya masih sibuk bertarung. Di antara mereka bahkan ada yang dikepung oleh beberapa ekor serigala.
“Gawat!?” Ferrum terkejut begitu melihat beberapa ekor serigala berusaha mencakar-cakar kereta kencana. Ia pun berlari ke serigala-serigala itu untuk menjauhkan mereka dari sana. Namun, sungguh sayang beribu sayang.
"Semuanya!" teriak Ferrum, "Fokus lindungi Yang Mulia Putri—aargh…!?"
Seruan Ferrum terhenti seketika. Para kesatria terdekatnya pun menoleh. Mata mereka terbelalak melihat sebilah pedang yang menusuk dada komandan mereka dari belakang. Tusukan pedang itu jelas bukan perbuatan serigala. Ada pengkhianat di antara mereka.
Tak lama berselang, terdengar suara kekeh yang mengerikan dari seseorang di belakang sang komandan. Ia mencabut pedangnya sehingga pria berbadan tegap itu jatuh ke tanah. Momen itu membuat beberapa kesatria kehilangan fokusnya. Alhasil, mereka menjadi sasaran empuk para serigala.
"Sir Dominique! Apa yang Anda lakukan?" teriak seorang kesatria muda berbadan jangkung, berambut cepak cokelat, dan bermata biru seperti langit yang gelap. Raut mukanya mencetakkan kekesalan yang jelas. Ia mati-matian berusaha melawan beberapa ekor serigala sekaligus.
“Xixixi…!” Kekeh pria yang dipanggil Dominique itu masih belum berhenti. Ia pun menatap tajam pada anak muda yang dengan berani membentaknya.
"Solid van Denburg, bukankah sudah jelas bahwa aku membunuh komandan tua yang sombong ini?" jawab Dominique dengan suara yang cempreng, amat berbeda dengan suara serak-serak basah yang biasa ia gunakan di saat melatih para kesatria muda.
"Wakil Komandan Dominique! Kenapa Anda membunuh—!?" seorang kesatria lain hendak meminta penjelasan, tetapi tiga ekor serigala telah lebih dulu menyerang dan mencabik-cabik dirinya. Kesatria itu pun mati seketika.
Melihat kejadian itu, moral kesatria yang tersisa mulai runtuh. Mereka pun tumbang satu per satu. Hanya tinggal beberapa kesatria saja yang masih berusaha mati-matian melindungi kereta kuda.
Solid van Denburg merupakan salah satu yang masih berusaha bertahan sampai detik-detik terakhir. Putra kebanggaan Keluarga Marquez van Denburg itu masih berstatus sebagai kesatria magang di Istana Mutiara. Malang nian nasibnya. Ia langsung menyaksikan pembantaian di misi pertamanya.
Namun, dia adalah kesatria muda yang tangguh. Dengan kecerdasannya yang terlatih sejak kecil, ia mengamati situasi sambil mempertahankan fokus pada serigala yang mengincarnya. Matanya berkali-kali mengawasi Dominique yang baru saja membunuh Ferrum dan bertingkah aneh. Andai situasinya memungkinkan, wakil komandan yang gila itu pasti sudah ditangkap dan dihajarnya sekarang. Ia tidak takut meskipun usia dan pangkatnya jauh lebih rendah.
"Bedebah sialan!" Solid menggertakkan gigi-giginya. Ia berhasil membunuh seekor serigala lagi. Dilihatnya Dominique yang melangkah dengan santai ke pintu kereta kencana sang putri. Ketika ia mendekat, para serigala terdiam. Jelas sekali pengkhianat itu ingin melakukan sesuatu pada putri mahkota. Hal ini tak bisa Solid biarkan begitu saja.
"Sir Dominique!" seru Solid yang dengan terburu-buru mengejar wakil komandan kesatria itu. Gerakannya amat cepat sehingga tak ada seekor pun serigala yang dapat mengejarnya. Ia menyabetkan pedangnya ke Dominique dan berteriak dengan lantang, " Jangan dekati tuan putri dengan tanganmu yang kotor itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Gadis Hie
lanjut
2022-01-02
0