Solid merintih kesakitan dalam hening. Mulutnya tak dapat lagi berteriak saking sakitnya luka-luka yang ia terima. Jangankan berteriak, bernapas pun susah baginya sekarang. Ia sampai memuntahkan darah dari mulutnya.
Meski begitu, kesatria muda itu tetap mati-matian berusaha mempertahankan kesadarannya. Jika ia terpejam barang sekejap saja, mungkin ia akan mati seketika. Kalau ia sampai tewas, tidak akan ada lagi yang bisa menjadi perisai bagi ladynya.
Dominique pun mencabut pedangnya setelah melihat Solid tak lagi berkutik. Ia kembali mendekati kereta kuda tempat Putri Mahkota el Vierum tengah bersembunyi. Seringai bengis terukir di wajahnya. Setelah bertahun-tahun menyusup di satuan Kesatria vi Alverio sampai masuk ke Istana Mutiara, akhirnya ia tiba juga pada tugas terakhirnya, yaitu membawakan persembahan yang diminta oleh Menara Sihir.
"Xixixi ...," kekeh Dominique kembali membumbung tinggi saking senangnya. Di pelupuk matanya, terlihat berbagai kenikmatan yang tiada tara. Kekayaan, status, dan kekuatan yang tiada tandingnya. Di balik sikap kesatrianya yang menjadi teladan, ia menyimpan ambisi dan keserakahan yang menumpuk-numpuk. Jahat nian memang. Si pengkhianat Dominique yang naif itu …
… telah ditelan ilusi sejak lama.
"Yang Mulia …!" seru Dominique dengan suara keras yang dihalus-haluskan. Kesatria bengis itu seolah sengaja melakukannya untuk membujuk Alice. Dibukanya pintu kereta kuda dengan paksa. Ia menunjukkan wajah yang jahat lagi mengintimidasi sembari berkata, "Masalah sudah sele—!?"
Ucapan Dominique tertahan. Tanpa ia sadari, lehernya telah berlubang oleh sebilah belati tajam. Mulutnya pun menyemburkan darah. Matanya melotot marah.
Seorang gadis kecil telah menusuk leher bed*b*h itu. Tangannya jelas gemetar ketakutan. Namun\, ia masih bisa sedikit mengendalikan ketakutannya.
Sang Putri Mahkota el Vierum pun mencabut sendiri belati kanannya dari kerongkongan Dominique. Dengan sekali tebas, belati kirinya menyayat leher pria bongsor yang sombong itu. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, ia berlari ke luar dari kereta kuda untuk mencari tempat bersembunyi yang lain.
Para serigala bergidik melihat kejadian itu. Tuan yang mengendalikan mereka telah mati. Para predator yang malang itu pun telah bebas. Mereka tidak akan dipaksa berburu gila-gilaan lagi.
Sayangnya, para serigala itu salah. Saat benang-benang mana dari Dominique terputus, benang-benang mana yang lain mulai mengikat mereka. Mereka kembali kehilangan kendali atas diri mereka sendiri. Hah~ sayang sekali, tak pernah ada kebebasan yang mereka miliki sejak tragedi “hari itu” terjadi.
Alice segera berlari menjauhi kereta kuda. Mayat Dominique telah tumbang di samping Solid tanpa ia ketahui. Putri kecil itu berlari dan terus berlari tanpa sekali pun menengok ke belakang.
Air matanya tumpah. Ia menangis tanpa suara. Kedua tangannya yang merinding hebat terus berusaha mengeratkan genggaman belatinya. Kalau tidak, ia pasti akan kehilangan sepasang senjata terakhirnya.
Sementara itu, Solid yang terbaring tak berdaya kaget ketika melihat Dominique ambruk di hadapan matanya. Ia pun berusaha bangkit sekali lagi, tapi tak ada sisa tenaga yang dapat digunakannya. Hanya kepalanya saja yang dapat mendongak sedikit. DIlihatnya sang Putri Mahkota el Vierum berlari ke dalam hutan dengan gaun yang berlumuran darah.
Itu adalah keputusan yang salah. Bau darah itu akan memancing indra penciuman para serigala dan hewan-hewan buas lainnya. Putri Mahkota Alice vi Alverio akan mati!
"Tidak—, Mi—lady ...," katanya dengan suara yang sangat lirih, bahkan sama sekali tidak terdengar. Tangannya berusaha menggapai gadis itu sekuat tenaga, padahal ia tahu usaha itu sia-sia. Ia hanya mampu berteriak pelan, sangaaat~ pelan dengan sebuah ucapan, "Ja–jangan … m-masuk … ke hu—tan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments