"I, iya, pak saya ingin belajar."
Berkata gugup sambil menundukkan wajahnya.
"Kamu, perkanalkan namamu pada semua teman sekelas kamu."
Berkata tegas dan datar.
"Baik pak."
Mendapat perintah dari dosenku, Aku pun berdiri dan mulai memperkenalkan diriku.
"Halo, teman -teman semua. Kenalkan namaku Alina,aku berasal dari sulaweai tepatnya kota -kota pare -pare." Memperkenalkan diri sambil melambaikan tangan.
Setelah selesai memperkenalkan diri, aku pun kembali duduk di sampin Secil. dan mulai mengikuti pelajaran yang di berikan oleh dosen. Aku memulai pelajaran pertamaku dengan sangat baik. hingga jam istirahat tiba. Sesil mengajakku ke kantin sekolah.
"Ke kantin yu," Ajak Secil.
"Baik lah." Berkata sambil mengangukkan kepala.
Kami berdua pun berjalan ke arah kantin, di sana begitu banyak mahasiswa dan mahasiswi sedang makan. Hingga salah satu mahasiswa menhampiri kami.
"Mahasiswi baru ya," Ucapnya padaku.
"Iya, kak." Berkata sambil menundukkan kepala.
"Kenalkan namaku Ramsi." Sambil mengulurkan tangan.
"Alina,kak." Membalas uluran tangan Ramsi.
"Nama yang bagus, oya Alina senang berkenalan denganmu."
"Iya, Terimah kasih kak," Ucapku sopan.
Setelah kepergian Ramsi, mengajakku duduk.
"Duduk yu, Alin, aku cape berdiri terus."
"I, iya," Ucapku ikut duduk di depan Secil.
Secil pun mulai memesan makanan dan minuman begitu pun denganku. Setelah makanannya tiba aku dan Secil menikmati makan siangku. Setelah jam istirahat selesai aku dan Secil kembali ke kelas namun sebelum aku masuk ke dalam kelas aku bertanya pada Secil.
"Seci, aku mau buang air, tapi aku tak tau di mana toiletnya."
"Apa perlu aku temani?."
"Tidak perlu aku bisa sendiri, kamu tinggal bilang aku harus berjalan kemana." Tolak Alina sambil bertanya jalan.
"Baik lah, kamu tinggal lurus saja, sampai di ujung sana belok kiri di situlah letak toiletnya," Ucap Secil menjelaskan.
"Baik, lah,Terimah kasih."
Aku pun menuju arah yang di tunjukkan Secil. Aku berjalan cukup cepat karna tak lama lagi jam mata kuliahku akan segera di mulai. Namun tampa sengaja aku menabrak pemuda yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Bukkkkk, Suara tabrakanku pada pemuda itu. Aku terjatuh duduk di lantai sementara pemuda yang ku tabrak masih berdiri tegap di hadapanku. Aku pun berkata.
"Maafkan aku kak, aku tak sengaja," Ucapku sambil menundukkan kepala aku takut melihat ke arah pemuda yang aku tabrak.
"Apa kamu tak apa?," Ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya padaku.
Mendengar suaranya, sepertinya aku mengenalnya. Aku pun mendongakkan kepalaku melihat ke arah pemuda itu dengan segera aku berkata.
"Maaf kan aku pak, aku tak sengaja menabrak anda," Ucapku sambil menundukkan wajahku.
Pemuda itu pun jongkok di hadapanku, lalu membantu aku berdiri. kemudian berkata.
"Aku tak apa, justru kamu yang kenapa -napa."
"Benar pak, saya tak kenapa -napa."
"Baik lah, sekarang cepat masuk, sebentar lagi jam pelajaran kamu akan segera di mulai."
Tampa menjawab ucapan pemuda itu. Aku berlari masuk lalu menutup pintu toilet. Sementara pemuda itu cuman tersenyum melihat tingkah lucu Alina.
"Sangat lucu dan cantik."
Berkata sambil melanjutkan lankahnya masuk ke dalam ruangan kantornya.
Setelah selesai, Aku segera keluar dari dalam toilet sambil berlari -lari kecil menuju kelasku. beruntung dosennya belum tiba jadi aku langsung masuk dan duduk di samping Sesil. Setelah beberapa saat orang yan aku tabrak di toilet tadi masuk ke dalam ruangan sambil melihat ke arahku. Melihat pemuda itu menatapku aku menundukkan wajahku karna merasa takut.
"Kenapa dia menatapku seperti itu?," Ucapku dalam hati.
Pelajaran pun berlansung hingga jam pulan. Aku dan Sesil keluar bersama dari kelas. Kami berjalan di lorong kampus, Sesil menceritakan soal kehidupan pemuda -pemuda yang ada di kampus ini.
"Oya, Alin, di kampus kita ini begitu banyak pemuda tampan. Mereka semua terbilang dari kalangan orang -orang berada. Di sini elo harus menghindari 3 pemuda jika kamu tak ingin kena bullian mahasiswi di sini.Apa elo mau tau nama ketiganya?."
Bertanya sambil melihat ke arah Alina.
"Siapa mereka?," Tanyaku melihat ke arah Secil.
"Yam,pertama pak Devano dosen tampan kita. Yang ke dua Mario dia adalah mahasiswa yang paling keren di kampus kita ini, tapi masih keren pak Devano sih, dan yang ke tiga Atlarik dia adalah mahasiswa yang palin baik dan juga ramah pada siapapun dia selalu mengangap mahasiswi yang lebih muda darinya sebagai adik, lain dengan Mario yang lebih suka mengajak para mahasiswi cantik untuk berkencang.Jadi ketiga pemuda itu harus kamu hindarin."
Menjelaskan semua pada Alina.
"Pak, Devano itu siapa?," Tanyaku pada Secil.
"Alin, kamu tak tau pak Devano itu siapa?."
"Iya," Ucapku singkat.
"Astaga Alin,dia itu dosen tampan kita, dia yang mengajari kita tadi."
"Ooo, jadi namanya pak Devano," Ucapku pelan namun ucapanku masih di dengar oleh Secil.
"Elo mengatakan sesuatu Alin," Tanya Secil.
"A, a, tidak, aku tak mengatakan apapun," Ucapku sedikit gugup.
Setelah selesai menjelaskan semua pada Alina. Secil mengajak Alina pergi ke tempat dia bekerja ketika pulan kampus.
"Alin,kamu mau ikut aku ke tempatku bekerja?," Tanya Secil.
"Dimana?, apa jauh dari kontrakan kita?," Ucapku pada Secil.
"Tidak terlalu jauh, kita cuman jalan kaki ke sana."
"Baik lah,ayo kita ke sana."
Secil mengajak Alina pergi ke tempatnya bekerja. Secil bekerja di sebuah toko kue yang berada tepat di pusat kota jakarta yang tak jauh dari kontrakannya. Secil adalah seorang gadis mandiri. Walaupun dia berasal dari kalangan orang -orang berada.Namun Secil bukanlah gadis sombong pada umumnya. Secil lebih memili bekerja part time dari pada harus meminta uang pada ke dua orang tuanya. Walau pun orang tua Secil selalu menteransfer uang belanja Secil setiap bulan.
Seteleh sampai di depan toko kue. Secil mengajak Alina masuk.
"Ayo, kita masuk." Ajak Secil.
"Ayo," Ucapku singkat.
Kami berdua pun masuk dan di sambut hangat oleh pemilik toko.
"Sore,Sesil."
"Sore, anti,"Jawab Sesil sambil tersenyum ramah.
"Kamu bawa teman Sesil?, Apa dia tak ingin bekerja?, kebetulan Cafe samping tokoh kita memerlukan pelayan."
"Iya, Anti dia teman aku,datang dari sulawesi," Jawabnya pada Anti.
Sesil pun melihat ke arahku,kemudian bertanya padaku.
"Apa kamu ingin bekerja?."
"Kerja apa?."
"Jadi pelayan, di Cafe sebelah."
"Boleh, tapi bagaiman dengan kuliahku?,"
"Soal itu nanti kita tanyakan pada pemilik Cafe sebelah."
"Apa kamu pernah ke Cafe itu?."
"Belum sih, namun setau aku. Pemilik Cafe itu seorang pemuda yang berasal dari Malaysia, cuman itu yang ku tau."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Van Theglang Town
next
2020-06-25
1
Itin
Daftar n mulai kuliah di kampusnya gampang banget ya....
Baru nyampe langsung masuk kelas...
kayak murid pindahan SD aja 🤭
2020-06-23
2
Sofiana
lanjut thor
2020-06-17
1