Episode 4

Vina menatap wanita itu dengan senyum dan membuat wanita itu mengerutkan keningnya. Istri mana yang menyambut pacar suaminya dengan senyuman dan kelembutan yang sedang Vina tunjukan saat ini.

"Apa kamu gila? Kenapa kamu tersenyum padaku?" Pertanyaan wanita itu sangat pedas, bahkan Rahma ingin langsung menjambak wanita itu jika saja posisinya tidaklah sedang menguping.

"Aku memang gila, bukankah kamu tahu itu. Aku adalah perempuan yang sangat gila saat ini." Jawaban yang membuat wanita itu terdiam, begitu juga Rahma.

Menantunya memang suka membuatnya menjadi ibu mertua yang harus banyak belajar.

"Aku perempuan yang gila, yang berani membiarkan pacar Suaminya masuk dan keluar dengan mudah ke dalam rumah. Bahkan aku adalah Istri yang diam saat melihat kalian bermesraan didepanku. Bukankah menurut kamu aku gila? Memangnya ada kata lain yang bisa mewakiliku saat ini selain gila?" Tanya Vina dengan lembut, seakan kalimatnya adalah bentuk pujian.

Wanita itu tertawa sinis. "Kamu memang gila dan aku bersyukur Angga tidak terjebak selamanya dengan perangkap kamu."

Vina tersenyum lagi dalam kepedihan dihatinya, percuma mengeluarkan air mata apalagi cacian ataupun umpatan pada wanita di depannya.

Vina tidak ingin membuang energinya, apalagi Vina sedang hamil,tidak baik kata kata kasar keluar dari mulutnya.

"Harusnya aku yang bersyukur, aku tidak akan terjebak dalam pria seperti itu selama hidupku dan ingat baik-baik Nona Risa, bukan dia yang terjebak tapi aku. Aku yang terjebak di sini asal kamu tahu. Kamu harus bijak menentukan siapa pelaku dan siapa korban di sini, bukankah kamu orang berpendidikan?" Ucap Vina dengan santai.

"Kamu perem__." Baru saja Risa ingin menampar Vina, tapi tangannya dengan mudah di tahan oleh Vina.

"Jangan pernah menempelkan tangan kamu di pipiku." Ucap Vina dengan masih suara lembut yang keluar dari mulutnya.

"Kamu harusnya sadar, dengan kamu menunjukan wajah kamu di hadapan keluarga ini, kamu membuat kemungkinan kamu bisa menjadi menantu di rumah ini menjadi sangat sangat kecil.

Jadi jika boleh aku menyarankan pada kamu, jangan terlalu sering berkunjung." Ucap Vina sebelum pergi ke dapur dengan santai.

Rahma yang menguping puas dengan sikap menantunya Vina.

Menantunya memang tidak pernah mengecewakannya, sementara Risa sudah terpancing dengan sempurna akan ucapan Vina.

Risa keluar berjalan menjauh dengan emosinya dan bukan Rahma jika tidak mengikuti Risa dari belakang.

Rahma ingin melihat wajah wanita murahan yang berani menggoda anaknya yang akan pergi tanpa mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Risa?" Panggilan Angga membuat Rahma kesal karna waktunya sangat tidak tepat. Harusnya Angga turun saat Risa sudah pergi, kalau seperti ini pasti akan ada keributan yang di buat oleh Risa.

'Drama?'

Tangisan Risa pecah dan membuat Angga berjalan cepat ke arah Risa dan memeluknya dengan erat, tanpa perduli tatapan yang diberikan oleh sang Mama.

Vina yang baru saja kembali dari ruang makan hanya tersenyum melihat drama yang di buat sang ratu drama Risa,setiap hari akan ada drama yang di buat Risa dan membuat suasana rumah menjadi panas.

"Ada apa dengan kamu Ris? Kenapa kamu menangis?" Tanya Angga saat sudah melepaskan pelukannya dan menangkup pipi putih Risa.

"Istri kamu dan Mama kamu__."

Mulailah drama, take pertama. Angga melihat ke arah Rahma dengan tatapan kesal dan beralih pada istrinya Vina.

Angga melepaskan tangannya dari Risa dan berjalan ke arah Rahma.

"Mama kenapa sih? Mama dulu baik pada Risa, Mama dulu mendukung aku dengan Risa dan sekarang kenapa mama begini?" Tanya Angga dengan suara lantangnya dan kembali membuat Vina khawatir, Vina hanya berharap Lili datang.

"Kamu yang harusnya sadar Angga, kamu sudah memiliki Istri dan kamu akan menjadi Ayah,Kamu harusnya bertanya pada diri kamu."ucap rahma

Inilah yang Vina takut Rahma akan terpancing emosi.

"MAMA HARUSNYA SADAR, MAMA YANG BUAT INI TER__!" Ucapan Angga terhenti saat melihat wajah Vina yang mengerutkan keningnya karna ucapan Angga yang terkesan aneh di telinga Vina.

"Sudahlah,Angga malas bicara sama Mama, percuma." Ucap Angga kasar sebelum beralih pada Risa.

"Ayo aku antar kamu pulang." Ucap Angga dan dianggukan oleh Risa.

Namun baru beberapa langkah, suara guyuran air terdengar sangat jelas di telinga Vina dan Rahma.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Angga saat melihat Risa sudah basah dari atas kepala hingga telapak kaki.

"Ada apa? Aku hanya membuang air kotor pada tempatnya. Apa aku salah?" Ucap Lili dengan sinis tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Lili tidak peduli lagi sopan santun pada orang yang lebih tua kalau sudah bertemu dengan Risa.

"Jaga ucapan kamu Lili, kamu bukan anak kecil lagi, Dimana sopan santun kamu." Teriak Angga

"Lalu bagaimana dengan Abang? Dimana sopan santun Abang, Abang sudah punya Istri bahkan akan jadi Ayah. Lalu kenapa abang juga teriak di depan Mama, Mama yang melahirkan Abang bukan wanita ular ini." Teriakan Lili membuat Angga semakin emosi dan melayangkan tangannya di udara.

Vina menatap Angga dan menahannya dengan mudah, bahkan sangat mudah bagi Vina.

"Jangan ikut campur, ini urusan aku dengan adikku." Ucapan Angga sangat sinis dan membuat Vina langsung melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Angga.

"Dia juga adikku, aku gak akan pernah membiarkan pipi adikku di tampar oleh siapapun." Ucap Vina tidak kalah sinis.

"Masuklah ke kamar kamu dan bawa Mama juga ke kamar. Aku akan menyusul sebentar lagi." Ucap Vina di setujui oleh Lili.

Setelah melihat Rahma dan Lili menghilang dari lantai bawah, baru Vina kembali menanggapi sepasang kekasih yang menurutnya sangat membuatnya mual.

"Ingin menjadi pahlawan?" Tanya Risa dan dianggukkan oleh Vina.

"Ya kamu benar. Aku ingin menjadi pahlawan, aku ingin menjauhkan keluargaku dari perempuan seperti kamu. Apa kamu tidak pernah di didik dengan baik oleh keluarga kamu? Pacaran dengan Suami orang hanya membuat kamu berdosa dan untuk kamu,aku gak masalah kalau kamu ingin menjalin hubungan dengan perempuan lain tapi setidaknya pilih wanita yang lebih berkelas. Kelakuannya seperti anak kecil, merengek seperti tidak di kasih permen.

Seleramu sangat buruk Angga" Ucapan Vina membuat Angga marah dan langsung mencekram tangan kanan Vina dengan kuat.

Vina lagi lagi menunjukan ekspresi senyumnya, hanya ekspresi senyumnya yang menjadi perisainya. "Ada apa? Bukankah ucapanku benar?"

"Kamu__." Angga menunjukkan tangannya di depan wajah Vina dan Vina benci itu.

Vina paling benci pria yang mudah sekali memainkan tangannya.

"Ada apa? Kamu ingin menyakitiku? Sakiti aku, kamu bahkan sudah melakukannya lebih parah beberapa bulan yang lalu. Kamu menyakitiku hingga rasa sakit apapun tidak akan bisa aku rasakan lagi." Ucapan tajam Vina membuat Angga lebih emosi, bukan melepaskannya tapi Angga semakin menguatkan cengkraman tangannya.

"Aku sudah pernah bilang pada kamu Vina, aku tidak suka kamu berbicara seperti itu!" Ucap Angga pada Vina dengan tatapan marah.

"Angga sudahlah, lebih baik antarkan aku pulang." Ucap Risa namun tak dihiraukan oleh Angga.

Angga pria yang tidak bisa menerima penghinaan, apapun akan dia luapkan jika sudah berhadapan dengan orang yang menghinanya apalagi mengacuhkan perkataannya.

"Ada apa dengan gaya bicaraku, bukankah aku benar. KAMU PRIA BRENGSEK! PRIA BRENGSEK YANG GAK AKAN PERNAH BISA BERUBAH!" Teriakan kalimat terakhir membuat Angga meletakan tangannya pada pinggang Vina dan mengeratkan Vina agar semakin dekat padanya tanpa memperdulikan perut Vina lagi.

"Angga sudahlah, lebih baik kamu mengantarkan aku pulang." Ucap Risa yang sudah takut dengan sikap Angga yang sudah berubah menjadi singa.

Tidak ada yang bisa membuat Angga berhenti kecuali Papanya Hendra.

"Kamu pulang sendiri, aku masih memiliki urusan dengannya." Ucap Angga dan tanpa penolakan, Risa pun pergi, Risa tidak ingin menjadi mangsa sang Singa.

Angga kembali menatap Vina yang menundukkan wajahnya, bukan karna Vina takut, tapi rasa sakit diperutnya.

Angga terlalu menekan perutnya, Vina ingin berbicara tapi Vina tidak bisa menurunkan egonya saat ini.

Vina memang terlihat berani kalau dihadapan banyak orang, hanya di depan banyak orang, karna Vina yakin kalau ada orang Angga tidak akan pernah menyakitinya.

"Ada apa? Apa kamu takut?" Tanya Angga dan membuat Vina melihat ke arahnya.

Vina mencoba menyingkirkan tangan Angga dari dagunya, namun tangannya di tahan oleh Angga dengan mudah.

Kini tangan yang ada dipinggang Vina telah beralih pada kedua tangan Vina.

"Lepaskan!" ucap Vina.

Tapi Angga tidak mengubris ucapan Vina, Angga malah mendekatkan wajahnya di telinga Vina.

"Ku bilang lepaskan!" Teriak Vina saat kenangan kelamnya kembali pada ingatannya. Hari ini Vina kembali takut pada Angga.

Vina kembali lemah dihadapan Angga.

"Jangan pernah berbicara kasar padaku Vina, apalagi membentakku. Aku tidak menyukainya." Hanya bisikan tajam yang Angga lakukan dan setelah itu Angga melepaskan tangan Vina dan menaiki anak tangga dengan santai.

'Pria Brengsek!' Vina hanya menatap punggung Angga dengan kebencian. 'Aku akan segera pergi darimu, aku tidak mampu hidup dengan pria gila seperti kamu!' batin Vina

"Kamu tidak papa sayang?" Tanya Rahma yang baru saja turun dengan Lili.

"Aku baik-baik saja Ma." Jawab Vina, sebelum melihat kearah Lili.

"Boleh aku tidur dengan kamu malam ini?" Tanya Vina dan dianggukkan oleh Lili.

"Tentu saja, ayo. Aku akan mengantar Kakak ke kamar." Ucap Lili dan dianggukkan oleh Vina.

Rahma menatap punggung kedua perempuan yang semakin menjauh dari pandangannya, hati terluka bukan karna rasa sakit akibat tingkah putranya namun karna rasa bersalah pada salah satu sosok perempuan yang kini sudah masuk ke dalam kamar.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Terpopuler

Comments

Anyta Djami Lay

Anyta Djami Lay

ya vina, tinggalkan saja dia.
pergi yg jauh seharusnya hingga dia tak bisa menemukanmu lagi

2022-06-08

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Risa gak th malu

2021-08-19

0

Santi Lestari

Santi Lestari

makin seru

2021-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!