Malam sudah sangat larut, masih di balai kota kini Rafka dan Keyla masih terduduk diam di balai kota begitu juga dengan para pria yang menahan mereka.
"Rafka," panggil Gabriel yang baru saja datang. Rafka pun langsung menoleh dan tersenyum pada kedua orang tuanya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Gabriel. Aria memilih duduk di samping putranya lalu mengelus punggung Rafka.
"Baik, Abi. Kalian pasti lelah, maafkan Rafka yang sudah membuat Abi dan Umi lelah," ucap Rafka.
"Tidak apa-apa, sayang. Lebih dari ini pun kami akan korbankan," ucap Aria.
Melihat keharmonisan keluarga Rafka, Keyla tersenyum miring. Andai ia juga punya keluarga seperti itu.
"Oh, jadi anda orang tua laki-laki ini?" sela salah satu pria di balai kota.
"Iya, pak. Kami orang tua nya," jawab Gabriel.
"Anak mu dan wanita ini sudah melakukan zina di gang sempit dan gelap dengan alasan mereka sedang mengejar pencuri. Tentunya kami tidak percaya akan itu karena bukti sudah ada di depan mata," jelas pria itu.
"Apa buktinya? Rafka kami ajarkan dengan sangat baik. Selama ini dia bahkan tak pernah bersentuhan dengan wanita, bagaimana bisa dia melakukan hal bejat itu," sinis Gabriel. Memang Rafka tidak pernah bersentuhan dengan wanita kecuali pasiennya, tapi itu adalah kewajibannya. Walau ia memeriksa mata pasien wanita dengan menggunakan sarung tangan.
"Mungkin anak mu tidak berbuat macam-macam selama dalam jangkauan mu. Tapi, bisa jadi karena dia jauh dari mu, dia mulai berbuat macam-macam," timpal yang lainnya.
"Kalau dia dan wanita itu tidak melakukan apa-apa, lalu mengapa mereka berada di dalam gang gelap itu? Kami sudah sering menangkap anak muda yang berpacaran di gang itu, jadi jangan mengelak," lanjut mereka.
"Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, bapak-bapak. Anak saya tidak bersalah!" tekan Gabriel.
"Apa buktinya kalau putramu tidak bersalah?" tanya mereka membuat Gabriel terdiam, memang ia tak punya bukti tapi ia yakin bahwa Rafka tidak akan melakukan itu.
"Diam mu adalah jawaban. Kau berusaha menutup tabiat busuk putra mu. Kalian ini adalah pendatang di negara ini, jadi dimana bumi di pijak di situ langit dijunjung. Semua aturan yang ada di negara ini harus di taati!" tekan mereka.
Gabriel tampak terdiam kesal, ia menatap ke arah Keyla yang hanya diam dan menatap lurus ke depan. Mengapa wanita itu bisa tenang dalam keadaan seperti ini.
"Hei, kau. Apakah benar putraku dan dirimu melakukan hubungan terlarang?" tanya Gabriel pada Keyla. Wanita itu tampak mengangkat kedua bahunya, hal itu membuat Gabriel semakin kesal.
"Sudah, hukum cambuk saja mereka!" teriak salah satu warga.
"Tidak bisa! Kalian tidak punya bukti yang akurat, atau kita lakukan tes DNA. Jika putra ku melakukan hal bejat itu, maka masih tersisa jejaknya di tubuh wanita itu!" tegas Gabriel.
"Kau ingin mempersulit semuanya, ha? Kau tahu berapa lama kita harus menunggu hasil DNA? Dasar gila, sudah hukum saja mereka!" sahut salah satu dari mereka.
"Kalau begitu bersiaplah untuk masuk penjara karena kalian semua sudah mencemarkan nama baik orang lain dan kalian menolak untuk menerima bukti lainnya," ancam Gabriel membuat para pria itu terdiam.
"Kalau begitu nikahkan saja putra mu dengan wanita itu. Kami bukanlah pihak kepolisian yang membutuhkan bukti akurat, yang kami lihat itulah bukti pegangan dari kami. Jadi, nikahkan saja mereka."
"Jika kau tidak mau menikahkan mereka, maka mereka harus di hukum cambuk di depan masyarakat lainnya," lanjut mereka.
Ada dua pilihan dan dua-duanya sangat tidak menguntungkan. Tampak Rafka beristighfar sedangkan Aria menatap heran pada Keyla yang terlihat santai. Apa wanita itu tidak merasa takut.
"Rafka, bagaimana ini? Abi benar-benar bingung, jika ini negara kita pastinya akan lebih mudah mengatasinya." Gabriel berjongkok menatap wajah sang putra yang tak henti-hentinya beristighfar.
Rafka tampak tersenyum kecut." Keputusan Abi adalah yang terbaik," ucap Rafka.
Gabriel menghela nafas kasar. Ia pun kembali berdiri, ditatapnya sekali lagi wanita yang menjadi biang kerok dalam hidup anaknya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menikahkan mereka," ucap Gabriel memberikan keputusannya.
"Bagus kalau begitu, pernikahannya akan dilaksanakan besok pagi di masjid besar!" sahut mereka.
"Tidak bisakah kami lakukan di tempat kami?"
"Tidak bisa! Kami tidak percaya dengan kalian, bisa saja kalian berbohong lalu membiarkan putra kalian tak bertanggungjawab. Kami tidak ingin kota kami mengalami kemalangan!" tekan mereka.
Gabriel menghela nafas berat, tak ada pilihan lain.
"Baiklah kalau begitu, akan kami turuti."
Para pria itu tampak tersenyum puas dengan keputusan Gabriel. Hal serupa sudah sering terjadi di kota ini, jadi harus ada sanksi tegas pada para pelaku zina.
*******
Keesokan harinya.
Pernikahan akan diadakan di masjid terbesar di kota itu. Bukan atas permintaan Gabriel, melainkan memang sudah menjadi kebiasaan.
Pernikahan di dalam masjid bukan hanya terjadi pada Rafka saja, melainkan pada masyarakat yang lainnya. Banyak yang menggelar pernikahan di masjid besar itu karena dianggap lebih sakral.
Kini tampak Rafka sudah memakai pakaian serba putih yang sudah dibelikan oleh Umi nya, begitu juga dengan Keyla yang memakai pakaian syar'i berwarna senada. Meski ini adalah pernikahan yang tak terduga, tapi persiapannya haruslah tetap ada.
Pernikahan ini tak sesepi yang dibayangkan Gabriel, banyak para santri pesantren di dekat masjid yang datang meramaikan. Tak ada yang tau pernikahan ini karena sebuah kesalahan. Karena itu merupakan aib yang tak boleh di buka. Hal itu membuat Gabriel sedikit lega.
Acara pun akan dimulai, Gabriel dan Aria sudah berada di dekat Rafka sedangkan Razka tidak bisa datang secepat kilat ke negara orang. Mungkin Razka akan tiba setelah pernikahan selesai.
Semua persiapan sudah matang, mulai dari mahar, wali hakim karena Keyla mengatakan bahwa wanita itu tak punya keluarga.
"Bismillahirrahmanirrahim.....
Acara pun di mulai, ijab kabul tengah berjalan. Tampak tangan Rafka bergetar ketika menjabat tangan penghulu. Laki-laki itu masih tersenyum walau hatinya bimbang.
"Saya nikahkan...
Ijab kabul pun berjalan dengan baik, kini saat nya para mempelai memakaikan cincin. Tampak tangan Rafka bergetar ketika ingin menyentuh tangan Keyla tanpa saring tangan. Biasanya ia memakai sarung tangan jika bersentuhan dengan pasien wanita.
Sedangkan Keyla tampak santai memakaikan cincin di jari Rafka. Wanita itu tampak tak terbebani, sebuah pikiran dengan ego yang tinggi sedang menguasai jiwanya.
Kemudian semuanya ikut berdoa, mendoakan semoga pasangan yang baru saja menikah akan selalu bahagia.
Keyla tersenyum miring melihat wajah orang-orang yang terlihat bahagia. Ia sendiri sebenarnya tak mengharapkan sebuah pernikahan. Namun, karena terdesak akan masalah ia hanya bisa diam dan mengikuti saja.
"Lagi pula ini hanyalah pernikahan sementara, aku akan meminta cerai padanya setelah masalah selesai. Lalu aku akan kembali pada Alan, aku tak punya niat memiliki suami yang taat," bathin Keyla.
_
_
_
_
_
Wah, gimana yah nanti kondisi pernikahan Rafka. Akankah laki-laki itu menceraikan Keyla? atau ia akan bertahan dan mencoba menerima takdir, menjadikan takdir sebagai ladang pahalanya?
Author tunggu komen lanjut dari kalian❤️
Baru author lanjut.
Kalau gak ada yaudin, author gulung tikar ke tetangga sebelah🤭
Note: Rafka itu tipekal penyayang yah, jadi gak gampang marah.😁
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ade Rahmatullah
Lah walinya kok penghulu thor?
mana ayah/paman dr ayah/saudara laki2 key/anak pamannya yg lk2 yg hrs jd walinya?
Lah itu dilingkungan pesantren lg. masa g tahu rukun nikah?
2022-02-09
1
Ade Rahmatullah
Thor2... kan bisa visum bukan tes DNA... lagian kan Rafka seorang dokter..... knp g minta periksa????.
maaf disini thor kurang jeli
2022-02-09
0
Noviatul Walidah
hati2 key nanti jantu cintrong loh
2021-12-24
0