Reiner tersenyum gemas melihat tingkah putrinya "Emmuuahh..!" satu kecupan singkat mendarat di wajah putrinya dan tidak sengaja mengenai ujung bibir nya.
"Daddy.. sekarang tidak boleh mencium bibir ku ok..!" pekik Kesya dengan kening yang mengerut.
"Kenapa..?" tanya Raya penasaran. Biasanya putrinya terus menerus menciumi ayahnya lalu kali ini dia protes saat menerima satu buah ciuman singkat saja.
"Aku akan menyimpan bibir ku ini untuk pacar ku, untuk ciuman pertama ku" ucap Kesya.
"Dede... kamu...!!" Reiner membulatkan matanya terkejut tiba-tiba putri kecil nya berbicara seperti itu "Tahu dari mana kata-kata itu hah..?" lanjutnya.
"Dari teman-teman ku, lagi pula aku sudah dewasa, kenapa kalian masih memanggil ku Dede hah..?" protes Kesya dengan bibir yang merengut.
"Dengar kan Daddy... kamu tidak boleh ciuman sebelum menikah.!! mengerti..!!" pekik ayahnya.
Dan putri cantiknya beranjak dari posisinya ia duduk bersila di hadapan kedua orang tuanya. Reiner dan Raya pun melakukan hal yang sama mereka duduk melingkar di atas ranjang empuk nya. Keluarga bahagia itu memang selalu menikmati waktu-waktu berkualitas di sela kesibukan sang ayah yang harus bolak-balik dari Indonesia ke London untuk mengurus perusahaan besarnya di negara itu.
"Memang nya ciuman pertama kalian setelah menikah.?" tanya Kesya menatap wajah kedua orang tuanya dengan tangan yang menyangga dagunya.
"Te tentu saja..!!" gugup Reiner dan Raya menutup mulutnya menahan tawa.
Kesya memanyunkan bibirnya "Emmh... kenapa aku tidak percaya sama ucapan Daddy yang satu ini? ini sangat mencurigakan.." ucapnya matanya melirik tajam ke arah ayahnya.
"Sudahlah.. pokonya Daddy melarang mu berpacaran..!! titik..!! Tapi pakai tanda seru..!! mengerti..!!" pekik Reiner dengan berkecak pinggang sambil setengahnya melotot.
"Memang nya kenapa.? teman teman Kesya juga sudah pacaran dari masih SD mereka bahkan sudah ciuman dari kelas lima SD" gadis itu juga ikut berkecak pinggang.
"Kamu lihat,? kakak mu,? dia sudah kelas dua SMA lebih tua dari mu,! tapi tidak pacaran,!" balas Reiner. Tangannya menunjuk ke arah pintu bermaksud menunjuk putra sulungnya yang entah di mana.
"Tentu saja kak Briyan belum punya pacar, dia sibuk ngawasin aku terus..! Daddy tahu, semua teman teman ku menyukai nya, bahkan ada yang simpan foto di dalam dompet nya, ada juga yang seluruh dinding kamarnya di penuhi foto kak Briyan.. dia nya saja yang hanya sibuk mengurusi ku yang sudah besar ini" Kesya mengadu.
"Kesya, Daddy kamu benar, kamu tidak boleh pacaran dulu, belum tentu pemuda yang jadi pacar mu nanti baik seperti Daddy, memang benar, Daddy sama mommy tunangan dari SD tapi kita tidak berpacaran sampai kelas tiga SMA.. lalu kita LDR selama enam tahun.. sampai akhirnya kita menikah.." terang Raya tangannya tak henti henti membelai rambut lurus putrinya.
"Daddy kamu bisa mengontrol batasan dalam berhubungan, jadi sebelum kamu dapat pemuda yang seperti itu, mommy rasa jangan dulu pacaran deh.. kamu tidak takut di patahkan hatinya?" lanjutnya lagi.
Kesya menatap ibunya seperti sedang menimbang nimbang penuturan itu "Aku juga melihat semua teman teman ku sering patah hati, jadi mommy tidak pernah patah hati dong? kan Daddy tergila-gila sama mommy.." sambung Kesya.
"Tentu saja, Daddy mu setia.. tidak pernah selingkuh.." Raya membual dengan nada menyindir suaminya yang pernah mematahkan hatinya saat masih SMA dahulu. Dan sepertinya lelaki itu tersinggung.
"Sudah-sudah.. kita tidur saja.. curhat nya lanjut lagi nanti.. Daddy antar ke kamar.. ayok.. gendong.." Reiner membalikkan badannya menawarkan punggung untuk putrinya.
"Aku mau tidur di sini saja.. aku tidak mau kalian bikin adik baru lagi.. Kesya tidak mau punya saingan.." Kesya mengambil bantal lalu tidur di ranjang super king size itu membelakangi ayahnya.
Kening Reiner mengerut "Bikin adik..?" tanyanya.
"Memang nya Kesya tidak tahu proses terjadinya dedek baru.." ucap Kesya tanpa menoleh.
"What,..?" Reiner semakin menunjukkan wajah kesalnya sembari menatap ke arah istrinya.
Raya segera mengelus lembut lengan suaminya meredam kemarahan yang sudah sedikit lagi keluar "Sudahlah biarkan dia tidur.." ucapnya.
"Tidak begitu,, tahu dari mana dia? bisa bicara seperti itu.." ucap suaminya pelan dengan tatapan yang mengarah ke putri kecil nya.
"Dia itu sudah besar.. dia juga belajar di sekolah.. dari pelajaran biologi mungkin.." jawab Raya.
Reiner mulai mencium kedewasaan yang belum semestinya terjadi, ia tidak rela jika putri kecilnya begitu cepat dewasa dan mulai menyukai pria. Tak sadar dahulu pun ia sudah menyukai seorang gadis di usia yang sama seperti Kesya sekarang.
...----------------...
Suara kericikan air dari dalam kamar mandi membangunkan putri menggemaskan sang Presdir tampan padahal biasanya gadis cantik itu selalu di bangunkan alarm di jam lima pagi.
Dengan mata yang masih mengantuk ia meraba seseorang yang ia peluk semalaman namun tidak di tempat.
Ia pun menoleh ke kanan dan kiri nya bibir manyun ala bangun tidur nya menghiasi wajah cantiknya.
"Mommy... Daddy... " seru nya saat menyadari kedua orang tua yang tidur bersama nya tidak di tempat.
Kesya menatap ke arah jam dinding besar di sisi kanan kamar itu ternyata masih pukul 03:45 ia lalu beranjak dari tempatnya berjalan seperti zombie menuju kamar mandi dan wajah kaget ayahnya menyambutnya.
Hanya dengan memakai handuk di setengah badannya Reiner cepat-cepat menutup pintu kamar mandi "Sayang.. k kamu.. sejak kapan terbangun.?" tanya sang ayah terlihat gugup.
"Hm.. mommy mana..?" tanya balik Kesya.
"Lagi mandi, Daddy tanya dari kapan kamu bangun.? kamu tidak mendengar suara dari dalam kan?" cecar ayahnya dengan wajah yang serius. Jarinya menunjuk ke pintu kamar mandi nya.
"Tentu saja dengar, kalian kenapa mandi di jam begini, Kesya jadi kebangun kan..!" protes gadis itu dengan tangan yang masih menyapu matanya.
Reiner memejamkan matanya lega karena sepertinya Kesya benar-benar hanya mendengar kericikan air saja.
"Kesya tidak mendengar desahan mommy nya kan? sepertinya aku harus mengendapkan kamar mandi juga, anak ini sudah bukan anak kecil lagi.." batinnya.
"Dad... kenapa melamun? ayok ganti baju, lalu tepuk-tepuk aku lagi.. aku mau tidur lagi, aku masih ngantuk" pinta Kesya.
"Iyaa.. tunggu lah Daddy ganti baju.. kamu tiduran lagi dulu.. hm..?" suruh Reiner sembari menuntun putrinya ke ranjang kembali.
...----------------...
Dan pagi berjalan seperti biasanya di rumah besar ayah Kesya dan Briyan memang selalu ramai karena sekarang kedua kakek dan kedua nenek mereka tinggal bersamanya.
Mengingat Reiner dan Raya sama-sama anak semata wayang. Jadi lebih baik berkumpul saja menjadi satu atap. Toh mereka juga saling akur tidak seperti besan kebanyakan yang sering iri satu sama lain.
"Kek, nek.. Kesya berangkat ya..!" pamitnya sambil mencium satu persatu pipi mereka begitu pun Briyan.
Briyan Aprilio Pendiam tapi hangat, penyayang, juga perhatian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mommy Gyo
hadir lagi thor
2021-07-09
0
coni
kamar mandii oh kamar mandi😐😐
2021-07-09
0
coni
omegat SD lho 😭😭 aku aku aku mah ngumpet aja dipojokan
Aster hadir kak semangat up-nya 😍
2021-07-09
0