Bab 3. Terciduk putrinya

Zaline mengenal Dirga saat masih SMP kebetulan mereka satu sekolah. Zaline mengangumi sosok cekatan, tampan dan wibawa pemuda itu.

Dan setelah Dirga lulus, gadis itu seperti kehilangan semangat, saat Kaka kelas yang ia kagumi tidak lagi nampak di sekitarnya.

Dan mulai saat itu lah Zaline bertekad, mengikuti ujian beasiswa untuk bisa sekolah di tempat yang sama dengan Dirga sosok pemuda tampan yang masih ia kagumi.

Dan ternyata eh ternyata, pemuda yang terlihat sederhana juga bukan salah satu dari kalangannya, Dirga Pratama anak sultan juga.

Sesal masih menyeruak, malu masih menyelimuti nya, Jika saja Zaline sekolah di tempat biasa mungkin Zaline tak kan bertemu dengan siswi judes seperti Hilda dan Meira.

Suara langkah kaki terdengar. Kini Dirga sudah masuk ke kelasnya, pemuda itu masih akan memberikan pengarahan yang harus di lakukan oleh para murid baru di masa orientasi nya.

Semuanya duduk hanya satu gadis saja yang tidak duduk di tempatnya "Hai, kamu.." sapa Dirga. Dan Zaline menatapnya "Emmh iya kak.." sahutnya.

"Kamu kenapa masih berdiri, duduk di kursi mu sekarang..!" suruh Dirga.

"Emmh... aku .." Zaline tidak bisa menjawabnya

Zaline takut jika harus duduk di kursi yang katanya milik putri dari donatur utama sekolahnya. Yang bukan putri donatur saja galak apa lagi ini Putri donatur utama yang memberinya beasiswa.

"Kenapa masih diam saja..? duduk..!" Dirga ketus karena Zaline masih belum juga duduk.

Dan Zaline hanya diam saja dengan wajah yang menunduk hingga akhirnya suara langkah kaki dari gadis cantik pemilik asli bangku di sebelah Zaline berdiri saat ini memasuki ruangan.

"Sayang.." panggil Dirga kepada Kesya. Karena memang begitulah panggilan sehari-hari nya Kesya.

DEG Zaline yang masih menunduk mendadak mendongakkan wajahnya menatap ke arah Dirga saat lelaki itu menyerukan kata sayang.

"Apa? sayang? pada siapa dia memanggil?" batinnya dengan wajah yang sedikit penasaran.

"Kak Dirga.... jangan panggil aku begitu di sini...!" tolak Kesya dengan nada manjanya.

Dirga tersenyum dan membelai lembut rambut adik sepupunya "Lalu siapa? aku menyayangimu adik kecilku..!" ucapnya.

"Apa? adik?" mata Zaline tak berkedip. Dan sepertinya di dalam kelas nya hanya ia yang terkejut dengan hubungan saudara mereka.

Ia lalu mengingat ingat kembali wajah gadis yang di panggil sayang oleh Dirga itu sama dengan gadis yang menangis di rumah sakit satu Minggu yang lalu.

"Jadi pemuda yang bersama nya waktu itu juga memanggil nya sayang karena mereka itu bersaudara?" Zaline mematung. Hingga tidak begitu memperhatikan Kesya mendekati nya.

"Hai .. kenapa kamu diam saja, duduk lah di sini." ucap Kesya kepada nya. Gadis cantik itu menunjukkan kursi nya.

"Emmh.. aku.. " ucap Zaline ragu. Kesya mendorong bahu Zaline memaksa duduk di kursi nya lalu membalikkan badannya ke arah Dirga.

"Kak Dirga, bangku nya kurang satu, aku tidak dapat tempat duduk" keluh Kesya.

DEG Zaline terlonjak dengan penuturan Kesya.

"Dasar licik sekali, dia yang memaksa ku duduk lalu dia mengadukan ku pada kakaknya" batin Zaline dalam diamnya. Tangannya meremasi tas selempang di pangkuannya karena takut Dirga memarahinya.

Di tempatnya Dirga tampak berbisik-bisik dengan pemuda di sebelah nya dia wakil ketua OSIS namanya Rifky. Dan tak lama dari itu Rifky berjalan keluar yang entah kemana.

Lima menit pun berlalu Rifky kembali dengan membawa kedua siswa lain untuk memberikan kursi Kesya.

"Aku mau di sini kak..!" pinta Kesya menunjuk tempat di sebelah tempat duduk Zaline.

Zaline semakin ketakutan saat Kesya memutuskan untuk duduk di sebelah nya "Mati lah aku, dia pasti sengaja duduk di sebelah ku untuk menindas ku" batinnya.

"Ok sudah duduk semua kan? sekarang dengarkan saya.." ucap Dirga menepuk tangannya.

...----------------...

Hari mulai gelap di hadapan cermin besarnya seorang wanita cantik menatap bayangan indah dirinya dengan terus menerus menyingkap baju nya keatas tatapan nya mengarah ke perut di bagian bawah.

Terlihat ada bekas jahitan yang sudah sedikit samar namun masih membuat nya tak percaya diri.

"Huh,, kenapa bekas nya tidak hilang-hilang si..?" ucapnya sambil mengelus bagian tubuh yang ia resah kan.

Suara langkah kaki dari pintu kamar menuju ke arah nya. Membuatnya semakin menunjukkan galau nya.

"Sayang,, kenapa hm..?" lelaki itu memeluknya erat dari belakang.

"Rei.. bekas ini tidak hilang-hilang dari perut ku,, gara-gara kamu si, suruh aku melahirkan Caesar.. jadi begini kan.. apa lagi dua kali.." keluh istrinya yang masih menatap cermin dan kali ini tatapannya mengarah ke bayangan wajah suaminya.

"Rayaku, sayangku, istriku, cantikku, ibu dari anak-anakku, hanya karena bekas luka yang secuil ini saja kamu gusar, kamu tidak puas dengan hasilnya? lihat putra-putri kita sehat, tampan seperti ku, dan cantik seperti mu.." ucapnya.

Raya tersenyum dan menautkan wajahnya ke pipi suaminya "Iya,, satu lagi ya..!" bisik nya.

"No..! aku sudah menuruti kemauan mu, untuk hamil tiga kali, dan ternyata hanya dua yang berhasil, sekarang terima lah takdir mu..!" tolak Reiner yang tiba-tiba melepaskan pelukannya.

Raya merengut sendu "Seandainya kehamilan pertama ku tidak gugur anak itu pasti sudah kuliah kan Rei.." lirihnya.

Melihat hal itu Reiner kembali memeluk istrinya kembali "Sudah jangan di ingat lagi.. sekarang cium aku.." bisik nya.

Lelaki itu menundukkan wajahnya memimpin permainan bibirnya sambil terus berjalan tidak teratur menuju tempat tidur Brugh ia menindih tubuh kecil istrinya.

"Oh my eyes....!! Daddy...!! ini menjijikkan...!!" teriak gadis mungil di ambang pintu kamar nya.

Dan sepasang suami istri itu menoleh serempak ke arah nya. Senyum terciduk pun tertoreh di wajah tampan sang ayah saat melihat putrinya menutup mata dengan jari yang tidak rapat.

Reiner beranjak dari posisinya lalu berjalan tersenyum menghampiri putri cantik nya "Jadi rupanya ada yang cemburu ya..." ucapnya.

Reiner menggendong tubuh kecil putrinya lalu membaringkan nya ke ranjang yang masih ada Istrinya.

"Aku tidak cemburu Daddy.. aku juga akan punya pacar.." ucap Putri kecil itu.

Membuat ayah dan ibunya saling menatap sebelum kemudian menatap ke arah putrinya kembali.

"Pacar..?" jawab mereka kompak. Dan putri kecil mereka mengangguk beberapa kali dengan mata yang mengedip manja.

"Kamu masih kecil, baru masuk SMA.. sudah ribut pacar..?" pekik ayahnya.

"Please deh.. Daddy.. jangan berlagak terkejut begitu kaleeeee.." ucap Kesya dengan bibir yang meleyot.

"Memang nya Kesya tidak tahu,, kalau kalian itu sudah tunangan dari masih SD hah..?" lanjutnya dengan pandangan yang beralih-alih dari wajah ayah nya lalu ke ibunya lalu ke ayahnya lagi.

Terpopuler

Comments

Yanxi zoa

Yanxi zoa

nyicil like KK. sambil baca

2021-07-12

0

Elasukma

Elasukma

ahhh Reiner dan Raya, I miss you

2021-07-02

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Si Dirga nggak bisa lembut dikit gitu? Hem?

2021-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!