Tertangkap Basah

Deg..

"Sayang...", Kevin sangat terkejut mendapati Jani berada di depan kamarnya dan berusaha menutup pintu kamar, namun usahanya sia sia,

Jani terlebih dahulu menangkis tangan Kevin untuk melihat siapa yang ada di dalam, dan betapa terkejutnya Rinjani, seperti tersambar petir, melihat Clara, putri pemilik cafe tempat dia bekerja, terbaring di kasur dengan hanya berbalut selimut

Seketika tangisnya membuncah, tubuhnya gemetar, mulutnya terkunci, keinginannya memberikan kejutan malah membuatnya terkejut, tenaganya seperti terhisap dari bawah kaki dan terlepas dari raganya,

Lemas...namun dia tidak ingin berada di ruangan terkutuk itu, dengan sisa tenaga yang ia miliki, jani berlari dengan segudang rasa campur aduk,

Kevin mengejar sampai di depan pintu, mendekap Jani dari belakang, "ma.. maaf sayang....", Kevin kehabisan kata kata, dia pun bingung bagaiman menjelaskan situasi ini kepada Jani

Sekuat Tenaga Jani melepaskan dekapan Kevin, matanya melotot seperti ingin menerkam, tanpa kata, hanya ada tatapan penuh amarah

Plak...plak...

Jani menampar Kevin sebanyak dua kali, bukan puas yang ia rasakan, justru rasa sakit yang teramat sangat menusuk hatinya setelah menampar Kevin,

"sudah berapa lama?", Hanya itu yang mampu Jani tanyakan, entah pikirannya kalut dan masih shock dengan apa yang dilihat

tatapan yang melotot dan tajam, warna merah bercampur air mata yang mulai memenuhi bola matanya, Kevin sadar Rinjani tengah berada dalam situasi Murka

"Tiga bulan", Jawabnya lirih...

Jawaban Kevin menghancurkan semuanya yang dimiliki Jani, kepercayaan ,cinta, keyakinan dan harga diri, tiga bulan dia dibodohi oleh Kevin dan Clara, tiga bulan tidak mengetahui bahwa mereka bercinta di belakangnya

Rinjani terdiam, air matanya semakin deras, mukanya menyiratkan kekecewaan, kesakitan,kepedihan, tak mampu dia berkata kata lagi,

Jani melihat ke arah Muka Kevin yang penuh rasa bersalah, dalam hatinya dia bertanya, "kenapa?!!",namun mulutnya kelu, tertahan untuk berkata kasar

Rinjani berlari ke arah Lift, dan dikejar oleh Kevin, tapi kondisinya yang hanya berbalut handuk tak mungkin ikut masuk ke dalam lift

"Sayang please tunggu aku...,aku akan memperbaiki kesalahan ku, kasih aku kesempatan please...", Kevin teramat sadar kesalahan yang telah dia lakukan,namun dirinya berharap masih ada secercah harapan, dia berusaha menghalangi tombol lift

Jani menangkis tangan Kevin dan langsung menekan tombol lift, Kevin berteriak memaki kesalahannya,

Bergegas ke kamarnya berganti pakaian untuk segera mengejar Jani, hatinya seperti dihantam bertubi-tubi mengingat tatapan ekspresi Jani yang menangis penuh kekecewaan, ekspresi yang tidak pernah bisa dia lupakan dan akan menghantuinya.

Di dalam apartemen, Clara sudah berpakaian rapih, menyadari situasi yang kacau, dia berpamitan pulang, berulang kali Kevin menghubungi Rinjani,

Ketika tangannya membuka pintu, matanya teralihkan melihat barang belanjaan Rinjani yang tergeletak di Meja, terperanjat melihat isinya, andai saja dia tidak melakukan kesalahan itu,

Rinjani berlari tanpa arah, sudah 100 meter dia berlari, berharap Kevin tidak menemukannya, melihat taksi yang tengah terparkir, tanpa berpikir panjang, Jani meminta supir taksi yang sedang menyeruput kopi untuk mengantarnya. Di dalam taksi Rinjani tak hentinya menangis, dua kali supir taksi menanyakan arah tujuan tapi Rinjani masih hanyut dalam tangisannya.

Supir taksi meninggikan suaranya pada sapaan ke tiga, karena dia pun bingung mau dibawa kemana laju mobilnya, kali ini Rinjani terkaget, "ke Jalan merapi no. 25 pak", sang supir taksi melajukan kendaraannya.

Rinjani mengeluarkan Handphone nya dari tas selempang dari kulit sintesis berwarna Coklat dan menghubungi seseorang

📞" Din...kamu di mana?bisa aku ke rumah kamu?", Dengan suara bercampur tangisan

📞 " Aku di rumah baru aja sampai, kamu kenapa Jan?km nangis?i..iya km ke sini aja", Dini bertanya penuh keheranan

📞 " Aku otw rumah kamu, terimakasih",

Tut...Tut... Tut... Jani memutuskan sambungan telepon, tanpa memberikan penjelasan kepada sahabatnya itu.

Dengan kecepatan penuh, Kevin mengendarai motor sportnya menuju Kos Rinjani namun usahanya tidak membuahkan hasil, Jani tidak berada di Kos nya,

Kevin menghubungi beberapa teman UKM Rinjani, namun juga nihil, mereka tidak melihat Rinjani hari ini di kampus, Kevin berfikir keras, dimana keberadaan Rinjani saat ini,

Cemas jika terjadi sesuatu yang buruk, dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, lalu dia teringat dengan sesuatu, meski ragu tapi tidak ada salahnya mencoba.

Jani merasa perlu tempat untuk menenangkan diri, dan berfikir waras setelah melihat kejadian yang sangat mengguncang jiwanya. Setelah turun dari Taksi dan membayarnya,

Jani bergegas menghampiri Dini yang sedang berdiri di depan pintu ditemani Reza, Jani memeluk sahabatnya dengan derai air mata, hatinya sakit seperti tersayat pisau. Melihat situasi yang kurang baik, Reza pamit pulang dengan segudang tanda tanya.

Tak lama setelah Mobil Reza keluar, terdengar suara motor Kevin yang tak asing lagi di telinga Jani, dia pun menoleh. Kevin memarkirkan motornya dengan asal, berlari menghampiri Jani yang sedang menggenggam erat tangan Dini.

"Please sayang....kita harus bicara", Kevin memohon

" Kamu mau bicarakan apalagi Vin?, Kamu mau ngasih tau aku alasan bercinta dengan Clara?aku rasa enggak perlu, enggak penting bagi ku", Jani menampik lengan Kevin dan menatapnya dengan penuh amarah.

"Aku salah, kasih aku kesempatan please sayang...", Kevin putus asa, rasa bersalahnya begitu besar. Dini yang mendengar ucapan Jani terkejut, melongo menatap Kevin, kali ini tidak hanya Jani shock dan geram terhadap Kevin.

"Aku ingin sendiri Vin", Jani tertunduk lemas masih dengan derai air mata, melepaskan liontin dan memberikannya kepada Kevin,

"Aku tidak yakin bisa kembali lagi dengan luka yang km berikan, mungkin aku tidak layak untuk berada dalam kehidupan kamu", Jani menarik lengan Dini yang sedang mematung menyaksikan pertengkaran sepasang kekasih itu.

Kevin menggenggam kalung liontin itu dan menunduk, " aku yang tidak pantas berada dalam kehidupan mu Jani", batinnya.

***

Keesokan harinya..

POV Rinjani

Beruntung sekali aku, Dini mau menampung ku sementara waktu, semalaman aku menceritakan peristiwa tertangkap basah antara Kelvin dan Clara hingga larut malam,

Dini mengizinkan aku memakai kamar tamu tanpa batas waktu. Dari dulu dia memang meminta aku untuk tinggal bersamanya, tapi aku sungkan menumpang.

Tidur ku tak nyenyak, hanya beberapa jam saja, terbaring di kasur king size yang empuk, berbeda dengan kasur busa tipis yang ada di kos.

Aku lihat jam di dinding menunjukan pukul 06.00 pagi, aku masih nyaman dengan selimut tebal yang menutupi tubuh ini sampai leher, biasanya pada jam segini Kevin mengirimkan pesan singkat atau menelfon,

Mengingat akan rutinitas bersama Kevin, membuat ku menangis lagi, sesak dada ini, ternyata air mata ku belum habis juga, masih mengalir, segera ku usap, teringat belum menyalakan handphone dari sore.

Aku khawatir ibu menghubungi ku, semoga Kevin tidak menelfon ibu, aku enggak mau kalo sampai putusnya hubungan kami terdengar sampai ke telinga ibu di Bandung,

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

😭😭😭😥

2022-11-21

0

Fadhila Cellular

Fadhila Cellular

sabar Rinjani🤗🤗

2021-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Sepasang Bucin
2 Rencana
3 Tertangkap Basah
4 Maafkan Aku Sayang
5 Perpisahan
6 Merelakan
7 Hilang Bersama Hujan
8 Pertemuan Ke Dua
9 First Day
10 Erlangga Group
11 Demam
12 Dua Hati Yang Patah
13 First Kiss
14 Maaf
15 Takdir
16 Cemburu
17 Undangan Pesta
18 Pesta
19 Pengakuan
20 Merahasiakan
21 Pulang ke Bandung
22 I love you
23 Perjodohan
24 Sebuah Janji
25 Melepas Mu
26 Perpisahan
27 Lamaran Virtual
28 Menikah
29 Kecelakaan
30 Aku Isteri Mu
31 Enam Bulan
32 Salah Paham
33 Klarifikasi
34 Kesepakatan
35 Jalan-jalan
36 Kalung Liontin
37 Cemburu Tanda Cinta
38 Berpisah Untuk Kembali
39 Menunggu
40 Undangan Pernikahan
41 Melepas Rindu
42 Penuh Kejutan
43 Malam Yang Indah
44 Pengakuan Kevin
45 Menikmati Kebersamaan
46 Berita Bahagia
47 Rahasia Dari Masa lalu
48 Di Rumah Sakit
49 Cinta Yang Masih Bersemi
50 Bahagia Milik Kita
51 Pertemuan Pertama
52 Perasaan yang Terlarang
53 Terpaksa Merahasiakan
54 Menjelang Hari Bahagia
55 Welcome Baby Boy
56 Baby Daffa
57 Masih Di Rumah Sakit
58 Welcome Home Baby Daffa
59 Syukuran Baby Daffa
60 Wanita dari masa lalu
61 Kemarahan Aditya
62 Kejutan
63 Sepenggal Kisah
64 Ulang Tahun Sederhana (Edited)
65 Liburan Part 1
66 Liburan Part 2
67 Liburan Dengan Cinta
68 Curiga
69 Bibit Pertengkaran
70 Tak Sempat
71 Panik
72 Menangis
73 Operasi
74 Takut Kehilangan
75 Buku Catatan
76 Wasiat
77 Rayan Erlangga
78 Bagian Dari Masa lalu
79 Pengakuan Rayan
80 Kabar Gembira
81 Sebuah Foto
82 Pucat
83 Mengakui
84 Tangis Bahagia
85 Membaik
86 Perasaan Terlarang
87 Masih Bersemi
88 Bertemu Mantan
89 Pertemuan yang dinantikan
90 Bertemu Clara (Edited)
91 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Sepasang Bucin
2
Rencana
3
Tertangkap Basah
4
Maafkan Aku Sayang
5
Perpisahan
6
Merelakan
7
Hilang Bersama Hujan
8
Pertemuan Ke Dua
9
First Day
10
Erlangga Group
11
Demam
12
Dua Hati Yang Patah
13
First Kiss
14
Maaf
15
Takdir
16
Cemburu
17
Undangan Pesta
18
Pesta
19
Pengakuan
20
Merahasiakan
21
Pulang ke Bandung
22
I love you
23
Perjodohan
24
Sebuah Janji
25
Melepas Mu
26
Perpisahan
27
Lamaran Virtual
28
Menikah
29
Kecelakaan
30
Aku Isteri Mu
31
Enam Bulan
32
Salah Paham
33
Klarifikasi
34
Kesepakatan
35
Jalan-jalan
36
Kalung Liontin
37
Cemburu Tanda Cinta
38
Berpisah Untuk Kembali
39
Menunggu
40
Undangan Pernikahan
41
Melepas Rindu
42
Penuh Kejutan
43
Malam Yang Indah
44
Pengakuan Kevin
45
Menikmati Kebersamaan
46
Berita Bahagia
47
Rahasia Dari Masa lalu
48
Di Rumah Sakit
49
Cinta Yang Masih Bersemi
50
Bahagia Milik Kita
51
Pertemuan Pertama
52
Perasaan yang Terlarang
53
Terpaksa Merahasiakan
54
Menjelang Hari Bahagia
55
Welcome Baby Boy
56
Baby Daffa
57
Masih Di Rumah Sakit
58
Welcome Home Baby Daffa
59
Syukuran Baby Daffa
60
Wanita dari masa lalu
61
Kemarahan Aditya
62
Kejutan
63
Sepenggal Kisah
64
Ulang Tahun Sederhana (Edited)
65
Liburan Part 1
66
Liburan Part 2
67
Liburan Dengan Cinta
68
Curiga
69
Bibit Pertengkaran
70
Tak Sempat
71
Panik
72
Menangis
73
Operasi
74
Takut Kehilangan
75
Buku Catatan
76
Wasiat
77
Rayan Erlangga
78
Bagian Dari Masa lalu
79
Pengakuan Rayan
80
Kabar Gembira
81
Sebuah Foto
82
Pucat
83
Mengakui
84
Tangis Bahagia
85
Membaik
86
Perasaan Terlarang
87
Masih Bersemi
88
Bertemu Mantan
89
Pertemuan yang dinantikan
90
Bertemu Clara (Edited)
91
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!