Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Anna menemukannya. "Akhirnya dapat juga" Senyum Anna memasuki ruangan yang tertata sangat rapi itu. "OMG.. Ini toko pakaian atau apa?" Kagum Anna melihat. "Ck ck ck.. Enaknya jadi orang kaya" Gumam Anna mencari pakaian yang cocok untuk Devano gunakan.
"Aakkhh.. Ini dia" Anna langsung membawanya keluar.
"Tuan" Senyum Anna.
"Lama" Dengus Devano kesal.
"Maaf tuan" Berikan Anna.
"Apa ini?" Tanya Devano melihat Anna.
"Pakaian tuan" Jawab Anna polos.
"Apa kamu buta atau bodoh sih?".
"Maksud tuan?".
"Kamu enggak lihat tangan saya?" Makin kesal Devano.
"Aakhhh.. Maafkan saya tuan" Senyum Anna lagi.
"Maaf-maaf.. Saya tidak butuh maaf kamu, cepat pakaikan".
"Baik tuan"
Anna segera memakaikan pakaian Devano, "Tuan muda tampan sekali" Batin Anna.
"Ada apa? kenapa dari tadi kamu melihat saya terus".
"Tidak tuan.. Saya tidak ada melihat tuan?" Geleng Anna tak mau jujur.
"Hhhhmmmm" Dengus Devano.
"Aduh.. Bagaimana aku memasangkan tangan kanannya?" Bingung Anna. Lalu dengan pelan Anna memanggil Devano, "Tuan".
"Mmmmm".
"Apa tangan kanan tuan muda sangat sakit?".
"Kenapa?".
"Tangan tuan muda 1 lagi belum masuk".
"Sangat sakit" Jawab Devano menatap mata Anna.
"Kenapa tuan Devano lihatnya seperti itu? aku jadi merasa.. OMG jangan sampai Anna" Geleng Anna dihadapan Devano.
"Kamu pikir rambu kamu bersih" Marah Devano.
"Astaga.. Salah lagi" Gumam Anna kesal. "Maa..
"Tidak ada kata maaf" Potong Devano.
"Tuan muda terbuat dari apa sih? ganteng-ganteng tapi galak sekali" Gumam Anna.
"Jadi mau sampai kapan kamu bengong seperti ini?".
"Saya takut tuan, tangan tuan pasti sangat sakit" Sedih Anna.
"Jadi pakaian ini mau seperti ini terus?".
"Gini ajah tuan..
"Wah.. wah.. Kamu mulai berani yah" Seringai Devano.
"Ya ampun.. Kamu yang sabar ya Anna hadapin tuan muda yang sangat nyebelin ini" Batin Anna. "Tuan.. Tahan sedikit yah" Anna menyentuh tangan kanannya Devano dengan lembut dan juga pelan.
"Aakkhhhh" Sakit Devano.
"Mampus aku" Gumam Anna menutup kedua matanya.
"Kamu ngapain tutup mata?".
"Hhhhmmmm?".
"Kamu ngapain tutup mata?".
"Hhaahhhhh" Hela Anna. "Aku pikir tuan akan menampar saya" Senyum Anna.
"Jangan tersenyum, senyum kamu jelek" Larang Devano.
"Baik tuan" Anna melanjutkan mengangkat tangan kanan Devano hingga Anna berhasil memakaikan pakaian Devano. "Berhasil juga" Senang Anna.
Lalu Anna kembali berdiri tegap, "Makan malam ya tuan".
"Itu sudah dingin".
"Ini tidak dingin tuan, kan ditutup".
"Buang saja, saya tidak lapar" Lelah Devano membaringkan tubuhnya.
"Apa? dibuang?" Kaget Anna sedikit meninggikan suaranya.
"Apa kamu sedang membentak saya?" Marah Devano melihat Anna dengan tajam.
"Tidak-tidak tuan, saya tidak membentak tuan. Saya hanya terkejut saja tuan waktu tuan menyuruh saya membuang makanan ini. Padahal makanan ini terlihat sangat enak sekali" Jawab Anna. "Bahkan aku belum pernah melihat makanan se-enak ini" Gumam Anna yang masih bisa di dengar oleh Devano.
"Makan saja" Ucap Devano membaringkan tubuhnya lagi.
"Apa tuan?" Lihat Anna.
"Saya tidak perlu mengulang sampai dua kali".
"Jadi saya bisa memakan makanan ini tuan?" Tanya Anna dengan mata berbinar-binar.
"Mmmmmm".
Dengan wajah bahagia, "Terima kasih tuan terima kasih banyak" Tunduk Anna segera keluar dari dalam kamar Devano.
"Tunggu" Tahan Devano.
"Iya tuan?" Balik Anna melihat Devano.
"Kamu makan disini saja" Dengan berat hati Devano menyuruh Anna makan didalam kamarnya.
"Apa?".
"Kamu makan disitu" Tunjuk Devano kearah sofa.
"Baik tuan" Angguk Anna meletakkan diatas meja sofa. "Tuan muda kadang galak kadang baik" Gumam Anna segera menikmati makanan itu. "Mmmmm.. Makanan orang kaya ternyata sangat enak sekali" Lahap Anna memakan makanan Devano.
10 menit Anna menghabiskan makanan itu, "Aakkhh.. Kenyangnya" Senyum Anna mengelus perutnya. Kemudian Anna membereskan bekas makanannya.
"Tuan" Panggil Anna. "Tuan" Panggil Anna lagi. "Sepertinya tuan muda sudah tidur" Setelah itu Anna langsung keluar.
Saat Anna berada dilantai bawah. "Tunggu" Tahan Anisa.
"Iya nyonya" Tunduk Anna.
"Apa Devano menghabiskan makan malam ya?".
"Astaga" Takut Anna tak menjawab.
Anna pun yang tak menjawab, Anisa segera melihat keatas nampan yang ada diatas tangan Anna. "Syukurlah.. Akhirnya Devano mau makan juga" Senang Anisa.
"I-iya nyonya".
"Pastika anak saya selalu makan, kamu mengerti?".
"Iya nyonya".
Anisa meninggalkan Anna yang sedang mematung disitu. "Kalau nyonya mengetahuinya, nyonya pasti sangat marah besar" Takut Anna. "Maafkan aku nyonya maafkan aku, mulai besok aku tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi".
Berada di dapur, "Anna" Panggil Tuti.
"Iya bi" Jawab Anna melihat Tuti.
"Ayok makan Na" Ajak Tuti ke meja makan khusus pelayan.
"Iya bi" Angguk Anna.
"Duduklah".
"Yang lain mana bi?".
"Mereka sudah selesai makan".
"Jadi mereka dimana bi?".
"Sebagian sudah istirahat".
"Oohhh" Gumam Anna.
"Ayok buruan dimakan".
"Terus bibi enggak makan?" Tanya Anna melihat Tuti.
"Bibi sudah makan Anna" Jawab Tuti.
"Jadi tinggal Anna yang belum makan bi?".
"Iya".
Anna tersenyum, "Terima kasih ya bi sudah mencintai dan menyayangi Anna, meskipun bibi bukan bibi kandung Anna".
"Iya Anna" Senyum Tuti. "Cepat dimakan".
Anna kembali menikmati makan malam itu.
Didalam kamar Anna merasa sesak akibat kekenyangan. "Kalau kek gini, bagaimana bisa aku tidur?" Bangkit Anna dari atas tempat tidur.
"Ada apa Anna?" Tanya Tuti yang sudah merasa sangat ngantuk sekali.
"Tidak apa-apa bi, Anna hanya merasa haus saja".
"Pergilah kalau kamu haus".
"Iya bi" Anna langsung keluar mencari udara segar.
"Anna" Panggil Dita.
"Eekkhhh Dita.. Kok belum tidur?" Tanya Anna menghampiri Dita.
"Belum ngantuk Anna".
"Oohh..".
"Terus kamu mau kemana Anna?".
"Aku juga belum ngantuk, jadi aku berencana untuk mencari udara segar di luar".
"Ayok".
"Kemana?".
"Cari udara segar".
"Ayok" Senyum Anna.
Dihalaman belakang, Dita dan Anna sedang duduk berdua diatas kursi panjang.
"Kamu sudah punya pacar Anna?" Tanya Dita melihat Anna.
"Belum" Geleng Anna.
"Kenapa Anna? kamu kan cantik" Puji Dita.
"Aku belum pernah pacaran Dit..
"Apa?" Kejut Dita.
"Suara kamu Dita" Tegur Anna.
"Aakkhh iya.. Kamu sih buat aku kaget saja" Senyum Dita.
"Kaget dimana Dita?" Heran Anna.
"Masa kamu belum pernah pacaran, anak SD saja pacaran Anna".
"Aku serius Dita, aku belum pernah pacaran".
"Apa kamu anak rumahan Anna?".
"Bisa dibilang Dita".
"Oohhh" Ngerti Dita.
"Jadi pekerjaan kedua orang tua kamu apa Anna?".
"Kedua orang tua ku sudah meninggal dunia Dita, dan aku baru saja kehilangan ibu 1 minggu yang lalu" Jawab Anna berkaca-kaca.
"Astaga.. Maafkan aku Anna" Sesal Dita.
"Tidak apa-apa Dita".
"Jadi kamu sudah yatim piatu?".
"Iya Dita".
"Sekali lagi maafkan aku ya Anna".
"Mmmmmmm".
"Kamu pasti sangat mencintai kedua orang tua mu".
"Sangat Dita, mereka segalanya bagi ku" Tangis Anna yang tak sanggup lagi menahan air matanya.
"Yang sabar ya Anna" Peluk Dita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments