"Tuan" Panggil Anna. "Tuan" Panggil Anna lagi.
"Haahhhh" Hela Devano melihat Anna.
"Maafkan saya tuan" Tunduk Anna saat melihat tatapan tajam Devano.
DDDDRRRTTTT.. DDDRRRTTTT..
Mendengar ponsel sedang bergetar, Devano langsung menyambar ponselnya, "Bian" Gumam Devano, kemudian menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya.
"Ada apa Bian?".
"Tuan.. Rojer dan anak buahnya membuat kekacauan di markas kita" Jawab Bian.
"Kurang ajar" Teriak Devano emosi sampai membuat urat-uratnya menonjol.
"Astaga.. Tuan Devano sangat menakutkan sekali" Batin Anna was-was.
"Lenyapkan mereka semua" Perintah Devano.
"Tapi mereka sudah berhasil kabur tuan".
"Sshhiieeettt" Umpat Devano mematikan ponselnya. "Awas saja kamu Rojer.. Kamu sudah berani mengganggu bisnis ku, maka kamu harus siap mati ditangan ku" Seringai Devano membayangkan wajah Rojer.
"Apa yang sedang tuan Devano bayangkan?" Gumam Anna melangkah mundur.
"Kamu mau kemana?".
Deng..
"Ma-maafkan saya tuan" Jongkok Anna diatas lantai. "Tolong ampuni saya tuan" Tunduk Anna sangat ketakutan.
"Haahhhhhh" Seringai Devano lagi melihat Anna yang sedang gemetaran. "Kenapa? apa kamu takut?".
"I-iya tuan".
"Kenapa kamu takut?".
"Saya belum mau mati tuan".
"Kemarilah" Ucap Devano.
"Ta-tapi tuan".
"Saya bilang kemarilah".
"Saya akan kesana tuan, tapi tuan harus berjanji untuk tidak menyakiti saya".
"Apa kamu sedang mengajukan syarat dengan saya?".
"Iya tuan" Angguk Anna dengan polos.
"Kurang ajar.. Kamu pikir kamu siapa ngajukan syarat dengan saya Haahhhhhh? Bentak Devano dengan tajam.
"Maafkan saya tuan maafkan saya" Semakin tunduk Anna dengan mata berkaca-kaca.
"Aakkhhh.. Aku benci wanita cengeng" Kesal Devano melihat Anna. "Sekarang kamu keluar" Usirnya.
"Tapi tuan".
"Keluar" Teriak Devano.
"Ba-baik tuan" Anna bangkit berdiri dan langsung keluar dari kamarnya Devano.
Dengan air mata berderai Anna berlari menuruni anak tangga menuju dapur, tetapi anak malah kesasar didalam rumah mewah itu, "Dapur ya mana sih?" Gumam Anna berputar-putar sampai 20 menit lamanya. "Aakkhhh.. Ibu Hiks.. Hiks.. Kenapa dunia ini sangat jahat sekali kepada Anna buk?" Tangis Anna di sudut ruangan itu. "Kenapa dia harus memarahi Anna buk? padahal Anna tidak melakukan kesalahan".
Setelah 16 menit Anna menangis, "Aku harus mencari bibi Tuti" Gumam Anna melap air matanya. Lalu Anna bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya.
"Anna.." Panggil mereka.
"Anna?" Batin Anna.
"Anna" Panggil mereka lagi.
Anna membalikkan tubuhnya menghadap sumber suara itu, "Hay kak" Senyum Anna.
"Kamu Anna kan?" Hampiri mereka berempat.
"Iya".
"Jadi kamu benar-benar keponakan bi Tuti?".
"Iya kak".
"Kami dengar-dengar kamu pelayan pribadi tuan muda yah?" Tanya mereka tersenyum.
"Iya kak".
"Hahahha.. Bagus dong" Tawa mereka sangat senang.
"Akhirnya.. Aku tidak jadi pelayan pribadi tuan muda".
"Sama aku juga, selamat-selamat".
"Kenapa kalian semua menghindari tuan muda? kata nyonya tuan muda sangat baik?".
"Hahahaha.. Baik dari jonggol" Gumam Mereka tertawa.
"Oohh iya.. Kita belum kenalan" Senyumnya mengulurkan tangannya, "Dita".
"Anna" Balas Anna.
"Aku Cinthy".
"Anna".
"Aku Agri".
"Anna".
"Dan aku Tifany".
"Anna".
"Kami harap kita bisa akrab, ok" Senyum mereka.
"Iya kak".
"Eekkhh.. Dan satu lagi, kamu enggak usah panggil kita kakak" Ucap Dita.
"Jadi?".
"Panggil nama saja".
"Baiklah Dita".
"Saya suka kamu, terima kasih yah telah mengurangi beban kami" Mereka berempat langsung meninggalkan Anna disana.
"Aakkhhh.." Lesu Anna melihat mereka. "Pantas saja mereka tidak mau melayani tuan muda, ternyata gara-gara tuan muda galak".
.
Di dapur para pelayan sedang sibuk menyiapkan makan malam.
"Dita.. Apa kamu melihat Anna?" Tanya Tuti.
"Mungkin Anna dikamar ya bi" Jawab Dita.
"Tolong Panggil Anna Dita".
"Iya bi".
Dita menghampiri Anna kedalam kamarnya.
Tok.. Tok..
"Anna" Panggil Dita.
Tok.. Tok..
"Anna" Panggilnya lagi.
"Iya.. Sebentar" Anna segera keluar dari dalam kamarnya.
Ceklek..
"Dita" Senyum Anna.
"Kamu dipanggil bi Tuti".
"Iyah" Mereka langsung menghampiri bi Tuti yang sudah menyiapkan makan malam untuk Devano.
"Iya bi" Ucap Anna.
"Kamu antar makan malam tuan muda Anna" Berikan Tuti.
"Harus Anna ya bi?".
"Iya Na.. Sekarang kamu kan sudah menjadi pelayan barunya tuan muda selama tuan sakit".
"Yah.." Lesu Anna.
Sedangkan Dita tersenyum melihat wajah lesunya Anna. "Semangat Anna".
"Aku takut".
"Kamu pasti bisa Anna taklukkan hati tuan muda".
"Sudah Dita" Tegur Tuti.
"Iya bi".
"Buruan Anna.. Nanti tuan muda bisa marah kalau sampai makanan ini dingin".
"Baik bi" Mendengar Tuti mengatakan Devano bisa marah, Anna langsung membawa makanan itu kedalam kamarnya Devano.
Tok.. Tok..
"Tuan.. Waktunya makan malam" Ucap Anna dengan hati-hati. Tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar itu, "Kenapa tuan muda tidak menjawabnya yah?" Gumam Anna.
Tok.. Tok..
"Tuan" Panggil Anna lagi sedikit meninggikan suaranya.
"Masuk" Jawab Devano.
"Berarti suara ku kurang kencang tadinya" Senyum Anna membuka pintu kamarnya Devano.
"Aaarrrkkhhhh.. Tidak" Teriak Anna menutup kedua matanya.
"Sshhiieetttt" Umpat Devano lagi melihat Anna dengan geram. "Itu mulut bisa diam enggak?" Kesal Devano.
"Tu-tuan..
"Ada apa?" Potong Devano membentak Anna.
"Tuan pakai baju dulu".
"Emang kenapa kalau saya buka baju?".
"Saya malu tuan".
"Malu?" Tanya Devano menaikkan alisnya.
"Iya tuan" Angguk Anna masih menutup matanya.
"Dasar bocil" Tak perduli Devano. "Cepat kemari".
"Apa tuan sudah memakai pakaian".
"Kamu berani sekali yah perintah saya".
"Bukan begitu tuan, tapi saya benar-benar tidak pernah melihat orang buka baju tuan, jadi tuan jangan salah paham dulu sama saya".
"Saya tidak perduli. Kalau kamu tidak mau datang kemari, saya langsung pecat kamu haru ini juga" Tegas Devano.
"Jangan-jangan tuan, jangan pecat saya tuan" Dengan langkah berat Anna melangkahkan kakinya.
"Kamu mau buat kamar saya berantakan, haahhh..?" Bentak Devano lagi.
"Astaga" Anna langsung membuka kedua matanya. "Maafkan saya tuan".
"Lama-lama aku bisa stres menghadapi satu bocil seperti ini" Gumam Devano melihat Anna.
"Maafkan saya tuan" Senyum Anna meletakkan makan malam Devano diatas meja.
"Berani juga ni bocil tersenyum" Batin Devano.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Anna melihat Devano.
"Ambilin pakaian saya".
"Baik tuan" Angguk Anna melangkah, namun tiba-tiba saja langkah Anna berhenti. "Tuan".
"Ada apa?".
"Lemari pakaian ya tuan dimana?".
"Cari saja sendiri".
"Astaga.. Cari sendiri? yang benar sajah dong aku mencari lemari didalam kamar seluas ini melebihi rumah ku" Gumam Anna yang masih bisa didengar oleh Devano.
Tapi kali ini Devano tidak menanggapinya.
"Gimana ini?" Dengan kedua matanya, Anna mencari lemari pakaian Devano di setiap sudut ruangan, sampai Anna menemukan kamar mandinya Devano. "Wah.. Kamar mandinya sangat cantik sekali" Kagum Anna melupakan pakaian Devano.
Kemudian Anna tersadar akan pakaian Devano, "Iikkhhh.. Kamu itu bagaimana sih Anna? bukannya cari lemari pakaian tuan muda kamu malah mengagumi kamar mandinya" Gumam Anna menyalahkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments