"Kalau gitu aku pulang duluan ya Nay".
"Iya Na.. Hati-hati dijalan yah".
"Dah.. Nay" Lambai Anna.
"Dah juga Na" Balas Nayra.
Anna langsung masuk kedalam angkot sedangkan Nayra dijemput oleh sang pelayan dengan mobil.
Setibanya Anna di rumah, "Bu.. Anna pulang bu" Masuknya kedalam kamar sang Ibu. "Loh.. Ibu kemana ya?" Gumam Anna keluar dari dalam kamar. "Bu.. Ibu".
"Anna" Panggil sang tetangga.
"Iya buk" Jawab Anna melihatnya.
"Anna.. Ibu kamu masuk rumah sakit, tadi Juan yang membawanya" Beritahunya.
"Apa? ibu masuk rumah sakit?" Panik Anna.
"Iya Na.." Angguknya.
"Ibu dirumah sakit mana Buk?".
"Dirumah sakit xx Na".
"Terima kasih banyak ya buk, Anna pergi dulu".
"Iya Anna".
Anna segera berangkat kerumah sakit yang tidak terlalu jauh dari kampung halamannya.
Begitu Anna keluar dari dalam angkot, dia langsung bergegas masuk kedalam loby dan menanyai sang resepsiones rumah sakit. "Atas nama Karina buk".
"Tunggu sebentar yah dek".
"Iya buk".
"Atas nama Karina ada di lantai 5 ruangan 509 kelas 1".
"Terima kasih ya buk".
"Sama-sama".
Ceklek..
"Astaga ibu" Sedih Anna menghampiri sang ibu yang sedang terbaring lemas diatas bed.
"Anna.. Kamu sudah pulang Nak?" Senyumnya melihat Anna.
"Iya buk" Angguk Anna meneteskan air matanya.
"Kenapa kamu menangis Nak?".
"Anna merasa bersalah bu, maafkan Anna yah".
"Kenapa kamu merasa bersalah Nak?".
"Anna tidak ada disaat ibu kesakitan".
"Ya ampun.. Ibu tidak apa-apa Nak, tadi itu Juan hanya melihat ibu keringatan saja, terus Juan membawa ibu kerumah sakit, dan sekarang ibu sudah merasa baikan".
"Anna khawatir sama ibu" Peluk Anna meneteskan air matanya.
"Anna" Panggilnya mengusap punggung Anna.
"Iya buk" Jawab Anna melap air matanya.
"Maafkan ibu ya nak, ibu enggak bisa berbuat apa-apa untuk menyekolahkan mu seperti anak orang lain".
"Tidak apa-apa buk, yang penting ibu baik-baik saja Anna sudah merasa sangat bahagia sekali".
Dengan tawa kecil Kirana melihat putri satu-satunya itu, "Apa sangkut paut ya Na kamu selalu berada disamping ibu sama kuliah?".
"Mmmmm.. Anna enggak perlu lanjut kuliah buk, asalkan Anna selalu berada disamping ya ibu selamanya".
"Hahahha.. Ibu sangat mencintai kamu Nak" Elusnya diwajah Anna "Dan ibu harap setelah kamu dewasa nanti, kamu menemukan laki-laki yang baik dan tulus mencintai kamu apa adanya Anna".
"Amin buk" Senyum Anna.
Sekarang telah menunjukkan pukul 17.30 sore. "Buk.. Anna balik sebentar dulu ya ganti pakaian, soalnya rumah pun belum sempat Anna kunci sangking khawatirnya tadi, Heheheh".
"Iya Nak".
"Anna tinggal sebentar ya buk" Anna langsung keluar dari ruang rawatan sang ibu.
"Hati-hati dijalan Anna".
"Iya buk".
Setelah Anna keluar, "Aakkhh.. Aakkhh" Lemas ya dengan nafas terengah-engah. Kemudian menetaskan air mata, "Maafkan ibu Anna, ibu tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini semua" Tangisnya dengan perasaan sangat terpukul.
Sesampainya Anna dirumah, "Aku mandi dulu ajah, siap itu aku beres-beras untuk dibawa kerumah sakit" Gumam Anna mengambil handuknya.
15 menit Anna didalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa bau dan juga lengket.
"Aakkhh.. Segarnya" Keluar Anna dari kamar mandi menuju kamarnya.
Ceklek..
"Pakai baju apa yah?" Gumam Anna melihat lemari pakainya. "Yang ini ajah lebih santai" Anna langsung memakai pakaiannya dan segera membereskan barang-barang yang akan Anna bawa.
"Beres.. Sekarang tinggal berangkat" Kemudian Anna melihat foto yang berada diatas meja laci kecil itu. "Bawa ini juga, ibu pasti senang".
Sesudah itu Anna langsung keluar dari dalam rumah dan segera menuju rumah sakit.
Dirumah sakit.
Ceklek..
"Ibu.. Anna datang" Ujar Anna memasuki ruangan itu. "Loh.. Ibu saya mana sus?".
"Pasien sudah meninggal dunia 20 menit yang lalu".
"Ma-maksud suster?" Lemas Anna menjatuhkan barang bawaannya.
"Iya.. Pasien telah meninggal dunia".
"Ti..Dak.." Anna langsung jatuh pingsan.
"Eeekkhhh" Kejut kedua suster itu langsung membawa Anna.
15 menit Anna diruang rawatan, "Eekkmmmhhhh.."Pusing Anna memegang kepalanya.
"Anna.. Kamu sudah sadar?".
"Aakkhh.. Kak Juan" Duduk Anna.
"Aku bantu".
"Terima kasih kak".
"Sama-sama".
"Ibu mana kak? kok Anna bisa ada disini?" Tanya Anna melihat Juan.
Deng..
"Hhhfffmmmsss" Juan membuat nafasnya dengan berat. "Anna".
"Iya kak".
"Kamu harus terima kenyataan ini Anna".
"Maksud kak Juan?" Bingung Anna melihat Juan.
"Ibu.. Ibu sudah meninggal dunia Anna, dan kamu harus mengikhlaskan keperg..
"Tidak.. Aku yakin itu semua mimpi, aku harus cek sendiri keruangan ibu".
"Anna" Tahan Juan.
"Lepasin kak".
"Anna".
"Lepasin tangan Anna kak" Bentak Anna menghempaskan tangannya Juan.
"Anna" Bentak balik Juan.
"Aarrrkkhhh.. Anna enggak akan percaya kak, Hiks.. hiks.." Tangis Anna.
"Kamu yang kuat ya Anna" Peluk Juan ikut sedih.
"Ibu.. Ibu.. Kenapa ibu meninggalkan Anna" Masih tangis Anna di pelukan Juan.
.
Dimakannya Kirana, Anna tak henti-hentinya meneteskan air matanya.
"Yang sabar ya Nak, Kirana sudah tenang dialam sana".
"Tapi ibu sangat jahat Bi sama Anna, ibu pergi tampa menunjukkan rasa sakit sama sekali sama Anna buk, Hiks.. Hiks..".
"Bibi ngerti perasaan kamu Nak" Peluk Bibi Tuti dengan sayang.
"Kamu harus terima ya Anna kalau ibu kirana sudah pergi" Ucap Juan.
"Iya kak" Angguk Anna.
"Ayok nak.. Kita pulang sekarang".
"Mmmmmm".
Sesampainya mereka didepan rumah, para tetangga Anna langsung tersenyum kepadanya. "Terima kasih ya ibu-ibu Anna ucapkan telah membantu keluarga kami untuk semua biayanya".
"Iya Anna.. Kita semua kan keluarga di kampung ini".
Anna tersenyum, "Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian".
"Amin".
1 minggu kemudian..
"Anna" Panggil Tuti.
"Iya Bi".
"Kamu ikut bibi ke kota yah nak".
"Ke kota bi?".
"Iya".
"Terus rumah ini gimana bi?".
"Kamu tenang saja Na, Bibi sudah suruh Juan yang menjaga rumah ini".
"Terus.. Anna kerja apa disana Bi?".
"Begini Anna.. Kamu mau enggak bekerja sebagai pelayan di rumah tempatnya bibi bekerja?".
"Mau-mau Bi, Anna mau bekerja di tempatnya Bibi" Senyum Anna.
"Bibi senang kamu mau nak" Tuti langsung mengelus rambutnya Anna. "Besok kita langsung berangkat".
"Besok Bi?".
"Iyah Anna".
"Hhhmmm.. Apa enggak kecepatan Bi?".
"Enggak kecepatan gimana Na?".
"Iya bi, ibu kan baru pergi".
"Mau sampai kapan kamu akan bersedih seperti ini terus Anna?".
"Tapi bi".
"Sudahlah Nak, kita tinggal mendoakan Kirana terus yah".
"Iyah bi".
"Anak pintar, kalau gitu bibi masak dulu yah untuk makan malam kita" Bangkit Tuti dari atas sofa.
"Anna bantuin bibi yah".
"Tidak usah Anna".
"Kenapa bi?".
"Kalau enggak kamu beres-beres pakaian saja untuk dibawa besok".
"Iya deh Bi" Bangkit Anna menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Dormauli Sijabat
hadir
2021-06-20
1