AGIEL & AGUEL

AGIEL & AGUEL

ABAH SAKIT

"Assalamu'alaikum abang ..." Ucap Agiel pada saudara kembarnya.

"Wa'alaikumsalam dek, ada apa? kenapa kamu menangis?"

"Abah sakit bang, hiks ... hiks ...hiks ..." ucapnya terisak.

"Innalillahi, abah sakit apa? lalu bagaimana keadaannya sekarang?" suara Aguel pun nampak sangat kaget akan berita yang baru saja didengarnya.

"Abah sudah dibawa umi dan kakak-kakak yang lainnya ke rumah sakit, tapi ..." sambungan telepon dari Agiel pun terputus ketika HP-nya sudah diraih kakak tertuanya.

Agiel pun menoleh ke arah belakang, matanya terbelalak saat ia tau bahwa kini kakak tertuanya sudah berdiri tepat dibelakangnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya kakak tertuanya.

"A-aku tidak melakukan apa-apa bang, sungguh." Jawab Agiel terbata.

"Lalu siapa yang barusan kamu telepon?" gertaknya kembali.

"A-aku ha-nya ..."

"Cukup! Sekarang ikut aku, umi mencarimu!"

Dengan terpaksa Agiel pun mengikuti kakak pertamanya untuk menemui uminya.

...***...

Sementara itu, di kota lain, tepatnya di kota P.

Aguel dilanda kepanikan luar biasa. Bagaimana bisa, orang yang sangat disayangi dan dihormatinya kini jatuh sakit. Bahkan ia tak diberi tahu rincian keadaan beliau disana. Bagimanapun abahnya sangat berarti untuknya.

"Astaghfirullah, mereka sungguh keterlaluan!" ucapnya lirih.

Meskipun ucapannya lirih, tetapi anak kecil disamping Aguel mendengarnya.

"Kakak kenapa? apa yang terjadi?" tanya salah satu anak kecil disampingnya.

🍃FLASH BACK ON

Ya, sore itu seperti biasanya Aguel tengah mengajar mengaji di sebuah balai bambu di tengah desa. Sejak ia ditinggal oleh keluarga besarnya, ia hidup sendiri di kota itu. Hanya anak-anak kecil itulah hiburan dan teman baginya.

Bahkan adik kembarnya, Agiel Wardhania pun turut diajak ikut serta bersama keluarga besarnya. Kini hanya Aguel-lah yang tersisa di kota itu.

Sebenarnya di dalam hati kecilnya, ia ingin ikut serta saat itu, apalagi abah dan adik kembarnya juga sangat menginginkan dirinya untuk ikut serta.

Tetapi sorotan tajam dari kakak pertamanya menginterupsinya agar ia tetap tinggal di kota ini.

Ahirnya sejak saat itu, ia pun terpaksa tinggal sendiri.

🍃 FLASH BACK OFF

"Aku tidak apa-apa dek, tadi cuma dapat kabar buruk saja." Jawabnya pelan sembari mengusap pucuk kepala anak itu.

"Memangnya apa yang terjadi kalau boleh tau, apa yang terjadi kak?" tanya anak itu polos.

"Abahnya kakak sedang sakit, dan beliau ada di sebuah kota yang sangat jauh dari sini."

"Innalillahi, syafakillah ya kak, semoga abahnya kakak segera pulih dan sehat kembali." Ucap anak itu tulus.

"Terimakasih sayang."

"Sama-sama kakak."

"Ayo kita segera bergabung dengan yang lain, kita lanjutkan mengaji kita." Ajak Aguel pada anak itu.

"Ayo kak." Ucap anak itu senang.

Dan Aguel pun menggandeng tangan anak kecil itu menuju balai, tempat yang biasa mereka gunakan untuk mengaji bersama. Balai itu berada di pinggir deretan-deretan sawah, udaranya sejuk dan sangat cocok untuk menikmati sore ditempat itu.

Lagi pula banyak anak-anak yang mengaji dengannya di tempat itu. Setidaknya ia tidak merasa kesepian di desa itu.

Kini kegiatan Aguel sejak lulus sekolah, hanya ia gunakan untuk bekerja dan kalau waktunya senggang ia akan mengajar mengaji untuk anak-anak kecil di desanya.

Aguel tak melanjutkan sekolahnya, bukan karena tidak mampu, tapi ia tak mau merepotkan kedua orang tuanya lagi. Sekarang ia bekerja untuk mewujudkan cita-citanya sendiri, dan hanya ingin menjadi orang yang sukses.

Aguel memang berasal dari keluarga yang cukup berada. Ia anak ke-tujuh dari ke-delapan saudaranya. Ia terlahir sebagai sepasang anak kembar. Saudara kembarnya seorang perempuan, bahkan ia sangat cantik.

Aguel juga terlahir sebagai lelaki tampan, tapi sikapnya berbeda dengan saudara kembarnya. Ia tak seperti Agiel, ia lebih suka menyendiri dan menyibukkan dirinya dengan membantu kaum dhuafa di sekitar rumahnya.

Agiel terlahir dengan sifat cerianya dan mudah bergaul. Sedangkan Aguel sebenarnya pemilih dalam berteman. Ia lebih memilih sibuk dengan dunianya daripada disuruh bergabung dengan teman sebayanya yang hobby nongkrong. Ia jauh lebih suka mengikuti kegiatan sosial dan dekat dengan kaum dhuafa.

Karena dengan begitu ia merasa menemukan jati dirinya. Ia sebenarnya anak yang patuh, tetapi karena kegiatan sosialnya terlalu banyak, ia jarang tinggal di rumahnya.

Umi dan abahnya selalu mendukung apa yang dilakukan Aguel selama hal itu bersifat positif. Tetapi lain ceritanya dengan kakak pertamanya yang selalu iri dengan semua perhatian yang diberikan kedua orangtuanya untuk sepasang anak kembar itu.

Sedari kecil sampai ia berusia 17 tahun, ia hidup dengan limpahan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Sampai ahirnya sebuah keputusan besar diambil. Mereka harus pindah dari kota itu ke sebuah kota di luar pulau.

Ia tak tahu dengan pasti alasan dibalik kepindahan mereka, yang ia rasakan adalah mungkin keluarganya ingin memisahkan Aguel dari lingkungan keluarga besarnya.

Sikap Aguel yang suka menolong memang lebih menonjol ketimbang saudara yang lainnya. Dan hal itu pula yang membuat kecemburuan samua saudara-saudaranya.

Hanya umi, abah dan Agiel saja yang tak pernah berhenti untuk mensupport semua yang dilakukan Aguel. Mereka tulus menyayangi Aguel seperti mereka menyayangi semua anggota keluarga yang lainnya.

Sampai saat itu tiba dan Aguel pun mulai menjalani kehidupannya sendiri. Seperti sore ini ia sibuk mengajari mengaji anak-anak kecil.

"Alhamdulillah, mengajinya sudah selesai, mari kita tutup kajian sore ini dengan berdoa bersama-sama."

Dan semua anak-anak pun berdoa bersama Aguel sore itu. Setelahnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan Aguel yang berjalan menuju rumah peninggalan kedua orangtuanya.

Sesampainya di rumah, adzan maghrib berkumandang. Ia pun segera mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat berjamaah di sebuah musholla dekat dengan rumahnya.

Aguel memang tumbuh dengan didikan yang kuat dengan agamanya. Maka dari itu, semua ajaran dari abahnya selalu ia kerjakan dan jarang sekali ia lewatkan.

Ia juga ingin menjadi calon imam yang baik untuk keluarganya nanti, maka dari itu ia mendalami ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Itulah Aguel seorang lelaki mandiri dan taat beragama.

Semua wanita pasti memujanya. Tapi Aguel sangat bisa menjaga diri, buktinya sampai saat ini ia masih sendiri.

~Bersambung~

.

.

.

.

.

Assalamu'alaikum semuanya, semoga kesehatan selalu menyertai kalian semua dimana saja ... aamiin.

Kali ini Author ingin menyajikan sebuah kisah sepasang anak kembar yang terpisah karena sebuah hal, dan tahun demi tahun mereka berusaha untuk menyatukan kembali keutuhan keluarga besarnya. Lalu seperti apa perjuangan mereka?

Ikuti kisah mereka ya dengan terus membaca dan jangan lupa untuk dukung author dengan

...LIKE, KOMEN...

...FAVORIT...

...dan...

...VOTE/GIFT nya...

agar Author bisa menyajikan kisah yang bagus untuk kalian semua.. selamat membaca🙏

Terpopuler

Comments

momy ida

momy ida

aku mampir dikaryamu thorrr😍awal yg menarik😊

2021-09-20

1

𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ

𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ

mampiiirr othooor 👋👋👋

2021-08-16

0

Faa

Faa

aku mampir thorr

2021-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!