"Assalamu'alaikum abang ..." Ucap Agiel pada saudara kembarnya.
"Wa'alaikumsalam dek, ada apa? kenapa kamu menangis?"
"Abah sakit bang, hiks ... hiks ...hiks ..." ucapnya terisak.
"Innalillahi, abah sakit apa? lalu bagaimana keadaannya sekarang?" suara Aguel pun nampak sangat kaget akan berita yang baru saja didengarnya.
"Abah sudah dibawa umi dan kakak-kakak yang lainnya ke rumah sakit, tapi ..." sambungan telepon dari Agiel pun terputus ketika HP-nya sudah diraih kakak tertuanya.
Agiel pun menoleh ke arah belakang, matanya terbelalak saat ia tau bahwa kini kakak tertuanya sudah berdiri tepat dibelakangnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya kakak tertuanya.
"A-aku tidak melakukan apa-apa bang, sungguh." Jawab Agiel terbata.
"Lalu siapa yang barusan kamu telepon?" gertaknya kembali.
"A-aku ha-nya ..."
"Cukup! Sekarang ikut aku, umi mencarimu!"
Dengan terpaksa Agiel pun mengikuti kakak pertamanya untuk menemui uminya.
...***...
Sementara itu, di kota lain, tepatnya di kota P.
Aguel dilanda kepanikan luar biasa. Bagaimana bisa, orang yang sangat disayangi dan dihormatinya kini jatuh sakit. Bahkan ia tak diberi tahu rincian keadaan beliau disana. Bagimanapun abahnya sangat berarti untuknya.
"Astaghfirullah, mereka sungguh keterlaluan!" ucapnya lirih.
Meskipun ucapannya lirih, tetapi anak kecil disamping Aguel mendengarnya.
"Kakak kenapa? apa yang terjadi?" tanya salah satu anak kecil disampingnya.
🍃FLASH BACK ON
Ya, sore itu seperti biasanya Aguel tengah mengajar mengaji di sebuah balai bambu di tengah desa. Sejak ia ditinggal oleh keluarga besarnya, ia hidup sendiri di kota itu. Hanya anak-anak kecil itulah hiburan dan teman baginya.
Bahkan adik kembarnya, Agiel Wardhania pun turut diajak ikut serta bersama keluarga besarnya. Kini hanya Aguel-lah yang tersisa di kota itu.
Sebenarnya di dalam hati kecilnya, ia ingin ikut serta saat itu, apalagi abah dan adik kembarnya juga sangat menginginkan dirinya untuk ikut serta.
Tetapi sorotan tajam dari kakak pertamanya menginterupsinya agar ia tetap tinggal di kota ini.
Ahirnya sejak saat itu, ia pun terpaksa tinggal sendiri.
🍃 FLASH BACK OFF
"Aku tidak apa-apa dek, tadi cuma dapat kabar buruk saja." Jawabnya pelan sembari mengusap pucuk kepala anak itu.
"Memangnya apa yang terjadi kalau boleh tau, apa yang terjadi kak?" tanya anak itu polos.
"Abahnya kakak sedang sakit, dan beliau ada di sebuah kota yang sangat jauh dari sini."
"Innalillahi, syafakillah ya kak, semoga abahnya kakak segera pulih dan sehat kembali." Ucap anak itu tulus.
"Terimakasih sayang."
"Sama-sama kakak."
"Ayo kita segera bergabung dengan yang lain, kita lanjutkan mengaji kita." Ajak Aguel pada anak itu.
"Ayo kak." Ucap anak itu senang.
Dan Aguel pun menggandeng tangan anak kecil itu menuju balai, tempat yang biasa mereka gunakan untuk mengaji bersama. Balai itu berada di pinggir deretan-deretan sawah, udaranya sejuk dan sangat cocok untuk menikmati sore ditempat itu.
Lagi pula banyak anak-anak yang mengaji dengannya di tempat itu. Setidaknya ia tidak merasa kesepian di desa itu.
Kini kegiatan Aguel sejak lulus sekolah, hanya ia gunakan untuk bekerja dan kalau waktunya senggang ia akan mengajar mengaji untuk anak-anak kecil di desanya.
Aguel tak melanjutkan sekolahnya, bukan karena tidak mampu, tapi ia tak mau merepotkan kedua orang tuanya lagi. Sekarang ia bekerja untuk mewujudkan cita-citanya sendiri, dan hanya ingin menjadi orang yang sukses.
Aguel memang berasal dari keluarga yang cukup berada. Ia anak ke-tujuh dari ke-delapan saudaranya. Ia terlahir sebagai sepasang anak kembar. Saudara kembarnya seorang perempuan, bahkan ia sangat cantik.
Aguel juga terlahir sebagai lelaki tampan, tapi sikapnya berbeda dengan saudara kembarnya. Ia tak seperti Agiel, ia lebih suka menyendiri dan menyibukkan dirinya dengan membantu kaum dhuafa di sekitar rumahnya.
Agiel terlahir dengan sifat cerianya dan mudah bergaul. Sedangkan Aguel sebenarnya pemilih dalam berteman. Ia lebih memilih sibuk dengan dunianya daripada disuruh bergabung dengan teman sebayanya yang hobby nongkrong. Ia jauh lebih suka mengikuti kegiatan sosial dan dekat dengan kaum dhuafa.
Karena dengan begitu ia merasa menemukan jati dirinya. Ia sebenarnya anak yang patuh, tetapi karena kegiatan sosialnya terlalu banyak, ia jarang tinggal di rumahnya.
Umi dan abahnya selalu mendukung apa yang dilakukan Aguel selama hal itu bersifat positif. Tetapi lain ceritanya dengan kakak pertamanya yang selalu iri dengan semua perhatian yang diberikan kedua orangtuanya untuk sepasang anak kembar itu.
Sedari kecil sampai ia berusia 17 tahun, ia hidup dengan limpahan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Sampai ahirnya sebuah keputusan besar diambil. Mereka harus pindah dari kota itu ke sebuah kota di luar pulau.
Ia tak tahu dengan pasti alasan dibalik kepindahan mereka, yang ia rasakan adalah mungkin keluarganya ingin memisahkan Aguel dari lingkungan keluarga besarnya.
Sikap Aguel yang suka menolong memang lebih menonjol ketimbang saudara yang lainnya. Dan hal itu pula yang membuat kecemburuan samua saudara-saudaranya.
Hanya umi, abah dan Agiel saja yang tak pernah berhenti untuk mensupport semua yang dilakukan Aguel. Mereka tulus menyayangi Aguel seperti mereka menyayangi semua anggota keluarga yang lainnya.
Sampai saat itu tiba dan Aguel pun mulai menjalani kehidupannya sendiri. Seperti sore ini ia sibuk mengajari mengaji anak-anak kecil.
"Alhamdulillah, mengajinya sudah selesai, mari kita tutup kajian sore ini dengan berdoa bersama-sama."
Dan semua anak-anak pun berdoa bersama Aguel sore itu. Setelahnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan Aguel yang berjalan menuju rumah peninggalan kedua orangtuanya.
Sesampainya di rumah, adzan maghrib berkumandang. Ia pun segera mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat berjamaah di sebuah musholla dekat dengan rumahnya.
Aguel memang tumbuh dengan didikan yang kuat dengan agamanya. Maka dari itu, semua ajaran dari abahnya selalu ia kerjakan dan jarang sekali ia lewatkan.
Ia juga ingin menjadi calon imam yang baik untuk keluarganya nanti, maka dari itu ia mendalami ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Itulah Aguel seorang lelaki mandiri dan taat beragama.
Semua wanita pasti memujanya. Tapi Aguel sangat bisa menjaga diri, buktinya sampai saat ini ia masih sendiri.
~Bersambung~
.
.
.
.
.
Assalamu'alaikum semuanya, semoga kesehatan selalu menyertai kalian semua dimana saja ... aamiin.
Kali ini Author ingin menyajikan sebuah kisah sepasang anak kembar yang terpisah karena sebuah hal, dan tahun demi tahun mereka berusaha untuk menyatukan kembali keutuhan keluarga besarnya. Lalu seperti apa perjuangan mereka?
Ikuti kisah mereka ya dengan terus membaca dan jangan lupa untuk dukung author dengan
...LIKE, KOMEN...
...FAVORIT...
...dan...
...VOTE/GIFT nya...
agar Author bisa menyajikan kisah yang bagus untuk kalian semua.. selamat membaca🙏
Semua wanita pasti memujanya. Tapi Aguel sangat bisa menjaga diri, buktinya sampai saat ini ia masih sendiri.
Tetapi Aguel tetaplah Aguel, ia selalu menjaga pandangannya. Lebih baik ia fokus pada pekerjaannya dan hobbynya ketimbang berurusan dengan wanita.
Aguel paling tidak suka dikejar, apalagi dikejar cewek-cewek centil. Hanya satu cewek yang mampu mencuri perhatiannya yaitu seorang akhwat bercadar, yang sampai saat ini ia belum mengetahui identitasnya secara pasti.
Selain mempunyai hobby memasak dan membuat kue, Aguel juga kebiasaan menghabiskan waktu bersama kaum dhuafa. Jangan salah, meskipun Aguel seorang lelaki tetapi ia pandai memasak lo.
Sewaktu kecil sampai kemarin, saat ia masih bersama umi dan abahnya, ia selalu hidup dalam berkecukupan dan sejahtera. Bahkan bisa dibilang ia dan adiknya adalah anak kesayangan Abahnya.
Tapi itu dulu, dan kehidupannya berubah sejak kepergian Abah dan Uminya ke kota B bersama seluruh anggota keluarganya.
Aguel sangat suka bernegoisasi, bahkan hampir semua organisasi ia tekuni. Bersyukur Uminya selalu melimpahinya dengan berjuta kasih sayang.
Hampir dibilang kehidupan sosialnya bisa dibilang sangat baik. Tetapi berbanding terbalik dengan kehidupan bersama saudaranya yang terbilang sangat buruk.
Entah apa yang membuat mereka membenci Aguel, yang pasti Aguel tak pernah membenci saudaranya sendiri, apalagi mereka saudara kandung. Yang bukan saudara saja ia sangat sayangi, apalagi itu keluarga sendiri.
...***...
Setelah melaksanakan jamaah sholat maghrib ia tak lantas pulang ke rumah, ia masih betah di musholla sembari menunggu adzan isya'. Ia adalah tipikal orang yang tidak suka menunda sholat.
Sembari menunggu adzan isya', ia membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Kalau masih ada sisa waktu ia akan mengobrol bersama anak muda lainnya di sekitar musholla.
Beberapa waktu kemudian, adzan isya' telah berkumandang. Ia pun menghentikan sejenak semua kegiatannya untuk mendengarkan suara adzan, sebagaimana yang telah diajarkan dalam agamanya.
Sebagai seorang muslim kita semua paham bahwa adzan merupakan panggilan kepada seluruh umat Islam untuk segera melaksanakan sholat. Berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri Z mengabarkan Rasulullah bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ
“Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang sedang diucapkan muadzin.” (HR. Al-Bukhari no. 611 dan Muslim no. 846).
ADZAN adalah seruan dari Allah SWT agar kita beribadah kepada-Nya. Namun mengapa saat adzan dikumandangkan, banyak orang yang tidak menghiraukannya bahkan dia sibuk dengan aktivitasnya? Wahai saudaraku, betapa sangat pedihnya azab Allah bagi orang yang tidak mau mendengarkan adzan.
Mengapa banyak orang kelu lidahnya di saat sakaratul maut? Kebanyakan orang yang nazak, saat hampir tiba ajalnya, tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang.
Diriwayatkan sebuah hadist: “Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya.”
Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri dan jangan berkata apa-apapun semasa azan berkumandang. Sebagai seorang Muslim, kita wajib menghormati azan. Azan itu Banyak fadhilahnya (keuntungan).
Sebuah hadist shahih berbunyi, “Seandainya mereka mengetahui apa yang terkandung dalam adzan dan barisan pertama (dalam shalat berjamaah), kemudian mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara mengundinya, pasti mereka mengundinya,” (Bukhari dan Muslim).
Itulah makanya, Allah mengelukan lidahnya saat sakaratul maut datang. Kita takut dengan kelunya lidah ketika ajal hampir tiba dengan tidak sanggup mengucap kalimah “Lailahaillallah”.
Padahal barangsiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah, dengan izin Allah, Allah menjanjikan masuk surga.
Lalu bagaimana adab kita ketika adzan berkumandang?
☘Pertama, mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin.
☘Kedua, bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Allahumma sholli ‘ala Muhammad atau membaca shalawat ibrahimiyyah seperti yang dibaca saat tasyahud.
☘Ketiga, Minta pada Allah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah: Allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa ‘adtah …
☘Keempat, Membaca: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa ashadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa, sebagaimana disebutkan dalam hadits.
🍃Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa ashadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa (artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386)🍃
☘Kelima, Memanjatkan doa sesuai yang diinginkan .
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad 3/155. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Betapa besar amalan yang terkandung ketika kita mendengarkan adzan, tetapi sedikit dari kita yang tidak tahu. Maka mari kita mengamalkan apa yang diajarkan Rasullah kepada kita.
...***...
Lalu sesudahnya segeralah mengambil air wudhu dan tunaikanlah sholat dengan berjamaah atau sendiri di rumah. Tetapi ketauhilah, jika kita melakukan sholat sendirian, maka pahala yang kita dapat hanya satu pahala sholat saja.
Sementara, ketika kita melaksanakan sholat berjamaah, pahala yang didapatkan akan lebih besar. Bahkan nilai pahalanya dari 25 sampai 27 derajat.
Beberapa hal tadi hanyalah sedikit pengetahuan yang diketahui Author, bila terjadi perbedaan semoga tidak menghapuskan pahala ataupun menjadikan kita terpecah belah. Karena kita sesama muslim harus saling mengingatkan dalam hal kebajikan.
...***...
Setelah menunaikan ibadah sholat tak lupa ia memanjatkan doa untuk abahnya yang sedang sakit. Hanya itu yang bisa Aguel lakukan ketika semua akses untuk menemui abahnya telah ditutup.
"Ya Allah ampunilah dosa-dosa abah, sembuhkanlah beliau, berikanlah umur panjang dan kesehatan untuk beliau, semoga Allah selalu menjaga beliau seperti beliau dulu mengasuhku. Hanya kepadaMu lah hamba memohon pertolongan Ya Allah, kabulkanlah doa-doa hamba.. Aamiin."
Begitulah doa yang Aguel panjatkan sehabis sholat tadi. Lalu setelah ia berpamitan pada para anak muda yang masih ada disekitar musholla. Lalu ia pun menuju rumahnya.
Perutnya sudah keroncongan minta diisi. Maklum sedari sholat ashar ia disibukkan dengan kegiatan keagamaan dan belum sempat makan.
Sesampainya di rumah, ia lantas segera memasak seporsi nasi goreng sosis. Dan setelah matang ia pun segera memindahkannya ke dalam piring dan membawanya ke meja makan beserta segelas teh hangat. Tak lupa ia menaruh toping emping buat menemani makan nasi gorengnya.
...~Bersambung~...
.
.
.
.
.
...DUKUNG SELALU AUTHOR DENGAN CARA...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...GIFT/VOTE...
...TERIMAKASIH BANYAK🙏😊...
Sesampainya di rumah, ia lantas segera memasak seporsi nasi goreng sosis. Dan setelah matang ia pun segera memindahkannya ke dalam piring dan membawanya ke meja makan beserta segelas teh hangat. Tak lupa ia menaruh toping emping buat menemani makan nasi gorengnya.
Aroma nasi goreng buatannya hmm... sungguh menggugah selera makannya. Sebelum makan ia pun berdoa terlebih dahulu. Jangan ditanya lagi hanya beberapa saat makanan dan minumannya sudah berpindah ke dalam perut Aguel.
"Alhamdulillah," ucapnya di ahir acara makan malamnya.
Setelah beberapa saat ia pun berdiri dan segera mencuci peralatan bekas makannya. Sesudahnya ia pun menuju kamarnya.
Di dalam kamarnya ia pun sempat memandangi foto-foto kenangan bersama abah dan adiknya. Betapa ia merindukan saat-saat seperti ini.
🍃FLASH BACK ON
Dulu di jam seperti ini, ia masih bisa berbagi cerita bersama Abah dan Uminya. Semua hal yang ia kerjakan seharian selalu dibagikannya dengan beliau. Dan adiknya Agiel pun juga sama dengannya. Dengan gaya cerianya ia juga bercerita tentang semua kesehariannya pada Abah dan Uminya.
Memang diantara kedelapan anak Umi, hanya Aguel dan Agiel yang dekat dengan kedua orangtuanya. Mungkin karena mereka adalah anak bungsu di keluarga tersebut. Jadi perhatian lebih mereka berikan untuk Agiel dan Aguel.
Kelima saudaranya memang sudah berkeluarga, hanya tinggal Aguel dan Agiel serta kakak keduanya saja yang belum menikah.
🍃FLASH BACK OFF
Saat memandangi foto album mereka, tak sengaja setetes air mata jatuh mengenai salah satu foto tersebut. Aguel pun segera mengusap air matanya, ia tak mau kelihatan bersedih didepan foto Abahnya tersebut.
Lalu ia pun segera menaruh foto tersebut ke dalam laci di meja belajarnya tersebut. Di dalam keluarganya memang tak ada yang memasang foto di dinding rumah. Kalaupun mereka mempunyai foto, itu hanya dicetak dan disimpan rapi di album foto.
Kehidupan keluarga Aguel memang Islami. Semua hal didalamnya penuh ajaran tentang kehidupan. Banyak hal yang diajarkan Abah dan Uminya agar selalu mengikuti sunah Rasulullah.
...***...
Seperti halnya tentang album foto dan beberapa larangan yang diterapkan di keluarga besar Aguel.
Memajang foto keluarga di rumah
Hal tersebut juga telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:
“Orang yang paling keras azabnya di hari kiamat, di sisi Allah, adalah tukang gambar,”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kamu yang masih memajang foto bernyawa di rumah, maka kelak kamu akan diminta menghidupkan sosok dalam foto tersebut yang tentu tak akan mampu kamu lakukan.
2.Memajang gambar atau lukisan bernyawa
Nabi Muhammad SAW pun dengan tegas telah melarang perbuatan ini, yang disampaikannya dalam sebuah hadis yang berbunyi:
“Janganlah engkau biarkan gambar makhluk bernyawa kecuali engkau rusak, dan jangan biarkan ada kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan,”
(HR. Muslim)
Memajang patung
Dalam Islam, hukum memiliki patung sebagai hiasan rumah adalah sebuah hal yang haram dan terlarang. Bahkan, disebutkan bahwa Malaikat enggan turun dan masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya terdapat perhiasan patung.
Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya Malaikat tidak akan masuk suatu rumah yang di dalamnya ada patung,”
Keberadaan patung dikhawatirkan akan menjadi sesembahan dan dipuji-puji oleh penghuni rumah dan hal itu adalah tindakan yang sangat dilarang dalam Islam.
Pengecualian berlaku apabila kamu menjadikan bentuk patung tersebut cacat sehingga tak menyerupai makhluk hidup yang sempurna.
Menggunakan atau memajang bejana emas dan perak
Bejana, alat makan, atau pajangan apapun yang terbuat dari emas dan perak haram dijadikan sebagai hiasan rumah. Bahkan, ancaman Nabi Muhammad SAW mengenai hal ini sangat berat, tersirat dalam hadisnya berikut ini:
“Sesungguhnya orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, maka akan gemercik suara api neraka dalam perutnya.”
(HR. Muslim)
Dari hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa emas dan perak yang dijadikan alat masak pun diharamkan, apalagi dijadikan sebagai hiasan rumah.
Memajang kaligrafi Al-quran
Hiasan rumah terakhir yang dilarang untuk dipajang di dalam rumah menurut Islam adalah hiasan kaligrafi Al-quran. Meskipun hiasan ini berupa ayat-ayat suci Al-quran, namun tetap saja umat muslim dilarang untuk memajangnya di dalam rumah.
Bahkan, larangan memajang kaligrafi Al-quran ini pun telah disepakati oleh para Imam dari keempat Mazhab. Alasannya, ayat-ayat Al-quran adalah kalimat yang suci dan harus dijaga kesuciannya, sehingga tak boleh dituliskan di dinding apalagi di lantai.
Selain itu, hal ini dikhawatirkan akan menjadi bahan bagi orang-orang kafir untuk menghina Allah lewat perantara kaligrafi Al-quran tersebut.
Itu dia kelima hiasan rumah yang dilarang oleh agama Islam.
Nah, jika kamu dan keluarga menginginkan keberkahan di dalam rumah, maka tinggalkanlah hiasan-hiasan tersebut. Simpanlah foto-foto ke dalam album ataupun menyimpannya secara digital agar tak mudah hilang.
...***...
Lalu Aguel pun mulai mempersiapkan semua peralatan kerjanya dan ia pun segera mengistirahatkan tubuhnya. Aguel memang tak bisa begadang, karena ia memiliki penyakit Vertigo.
Karena ia hidup sendirian, maka ia pun berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak merepotkan orang lain. Tetapi yang namanya manusia kadang lupa, jadi meskipun ia hati-hati, terkadang penyakitnya pun juga suka kambuh.
Biasanya jika ia terlalu kecapekan atau habis diajak begadang oleh teman-teman kerjanya. Ahirnya malam itu pun ia tidur dengan nyaman dengan ditemani satu-satu sahabatnya, dialah sang guling kesayangannya.
Sebuah guling bayi yang selalu ia bawa kemanapun ia bepergian terutama jika ia harus menginap. Karena dengan memeluk guling tersebut rasa nyaman dan aman menyelimutinya.
...***...
Keesokan harinya.
Sayup-sayup suara adzan subuh telah berkumadang, ia pun segera bangun dan membereskan tempat tidurnya. Kebiasaan setiap pagi, terutama saat subuh, adalah mandi.
Mandi sebelum beribadah selalu ia lakukan, agar dalam keadaan bertemu dengan sang pemilik kehidupan sudah bersih dan wangi. Ia pun tak mau terlihat sama seperti saat bertemu dengan sesama manusia.
Ada hal yang lebih utama dan berbeda jika ia mau beribadah. Seperti saat mau bertemu seseorang yang sangat spesial, itulah kesan yang ingin ia sampaikan. Ia juga selalu menyemprotkan wangi-wangian saat ia mau beribadah.
Sesudah beribadah subuh, ia melanjutkan dengan memasak makanan kembali. Ia juga menyempatkan untuk memasak sarapan untuk dirinya. Tak lupa ia membuat masakan lebih yang akan ia berikan untuk beberapa orang musafir atau orang yang membutuhkan, yang ia temukan di jalan menuju tempat kerjanya.
Begitulah keseharian Aguel yang selalu menyempatkan diri untuk berbagi rezeki dengan sesama.
...~Bersambung~...
.
.
.
.
.
...DUKUNG SELALU AUTHOR DENGAN CARA...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...GIFT/VOTE...
...TERIMAKASIH BANYAK🙏😊...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!