Begitulah keseharian Aguel yang selalu menyempatkan diri untuk berbagi rezeki dengan sesama.
Perjalanan ke tempat kerja kali cukup lancar, kebiasaan setiap pagi untuk berbagi rezeki juga alhamdulillah lancar. Ia pun melanjutkan perjalanan ke tempat kerja seperti biasa.
"Assalamu'alaikum ..." sapanya pada teman kerjanya.
"Wa'alaikumsalam kak," jawab yang lainnya.
Dan pagi itu ia pun melanjutkan aktifitas kerjanya seperti biasa. Sebenarnya seusia Aguel harusnya waktunya dihabiskan di meja pendidikan, tetapi saat ini ia belum memikirkan hal itu.
Di dalam lamunannya, Hp-nya berbunyi menandakan ada satu SMS yang masuk. Ia pun memeriksa HP-nya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan untuknya. Ternyata itu dari adiknya Agiel.
"Bang, abah terkena gejala stroke ringan." Begitu isi pesan yang dikirim adiknya.
"Astaghfirullah, kenapa ini bisa terjadi?" Batinnya terus bertanya-tanya.
Ingin sekali ia menelpon adiknya tersebut tetapi hal itu diurungkannya. Karena ia tau, hal itu bisa membuat adik kesayangannya kesulitan.
Karena hanya dari Agiel-lah ia mendapat cerita tentang keadaan Abah dan Uminya di kota itu. Di Kota B, mereka tinggal di rumah uminya. Karena memang umi asli orang Sunda. Sedangkan abahnya asli Jogja. Oleh karena itu sekarang mereka tinggal di kediaman umi di Kota B.
Saat mereka pindah kesana beberapa bulan lalu, abahnya masih diberi kesehatan, tetapi entah kenapa ahir-ahir ini kesehatan beliau semakin menurun. Sampai ahirnya sekarang beliau terkena sakit.
"Semoga abah diberikan kesembuhan, Aamiin." Doanya dalam hati.
Aguel tak bisa berbuat banyak, sungguh keterlaluan, semua akses pintu masuk ditutup serapat mungkin oleh saudara-saudaranya. Ia tak tau harus darimana lagi, ia bisa mendapat informasi tentang keadaan abahnya.
Hampir semua no ponsel saudara dan Uminya ia hubungi, semuanya non aktif, sampai no adiknya Agiel pun sudah tak bisa dihubungi lagi.
"Ada apa ini?"
...***...
Sementara itu kehidupan terus berjalan. Agiel disana hanya bisa memendam kekecewaan atas semua perlakuan saudara-saudaranya terhadap abah, umi dan saudara kembarnya Aguel.
Ia melihat sendiri bagaimana mereka memperlakukan abahnya. Kesehatan abah semakin lama semakin menurun sejak beliau pindah ke kota B. Apalagi sejak beliau berpisah dengan Aguel.
Abah sangat menyayangi Aguel dan Agiel, bukan karena mereka anak bungsu, tetapi karena mereka masih kecil belum bisa hidup mandiri seperti kakak-kakaknya. Oleh karena itu, beliau memberikan beberapa aset keluarga untuk mereka berdua.
Hal itu diketahui kakak pertamanya, makanya mereka sengaja meninggalkan Aguel di kota P dan pindah ke kota B. Kemarin abahnya terkena gejala strok ringan, karena masih gejala, maka pengobatan pun dilakukan dengan rawat jalan.
Hanya beberapa hari di rumah sakit, dan sesudahnya beliau hanya di rawat di rumah. Kabar tentang keadaan abah pun disembunyikan dari jangkauan Aguel. Bahkan Hp Agiel disita oleh kakaknya. Semua akses informasi tentang mereka ditutup rapat dari Aguel.
...***...
Entah kenapa mereka berbuat sekejam itu pada adik bungsunya. Umi tak bisa berbuat banyak, sebenarnya ia juga rindu kehadiran Aguel begitu pula suaminya. Tetapi umi juga tak diperbolehkan untuk menghubungi putranya tersebut.
Umi juga bingung dengan keadaan saat ini, satu sisi ingin anaknya hadir, satu sisi suaminya sakit. Maka ia pun lebih memilih fokus merawat suaminya tersebut.
Umi dan abah tak boleh keluar rumah tanpa seijin anaknya. Mereka seperti terkurung dalam sangkar. Abah boleh keluar rumah jika beliau mau chek-up ke dokter. Semua pengobatan abah dilakukan di rumah.
Batin abah setiap hari semakin tertekan, ia pun meminta umi untuk mengubungi seseorang untuk menuliskan beberapa surat wasiat untuk anak-anaknya terutama untuk Aguel dan Agiel. Hal itu dirahasiakan dari siapapun. Tapi entah kenapa kakak pertamanya mengetahui akan hal itu.
Semakin hari kesehatan abah menurun drastis. Sampai ahirnya di bulan ke-empat, semua makanan dan minuman yang diberikan pada beliau ia tolak. Dan ahirnya di ahir bulan ke-empat beliau pun berpulang ke Rahmatullah.
Semua keluarga berduka, terlebih umi dan Agiel. Sosok yang mereka hormati dan sayangi kini telah menghadap Allah. Suasana duka melingkupi keluarga besar Aguel. Semua sanak saudara hadir dalam pemakaman tetapi tidak dengan Aguel.
Tidak ada siapapun yang memberi kabar tersebut pada Aguel. Sampai ahirnya Agiel nekad meminjam ponsel salah satu ajudan uminya saat itu untuk memberi kabar pada kakaknya.
Tak lupa Agiel mengirimkan video disaat detik-detik kepergian beliau. Itupun ia dapat karena umi menyuruh salah satu ajudan abah untuk merekamnya. Setelah pesan terkirim dan memastikan pesannya dibaca kakaknya. Ia pun menghapus riwayat pesannya.
...***...
Saat Agiel mengirim pesan tersebut, Aguel sedang dijalan, ia pun menghentikan kendaraannya. Ia pun membaca pesan dari no yang tidak dikenal. Tapi saat ia membuka video dan pesannya. Seolah-olah langit runtuh saat itu juga.
Orang yang sangat ia hormati dan sayangi meninggal dunia. Semua harapan untuk bertemu dengan beliau pupus sudah. Derai air matanya tak bisa ia bendung lagi. Ia pun menangis terisak di dalam mobil.
Sejak saat itu kehidupan Aguel hancur dan berantakan seketika. Setelah kepergian abahnya, Aguel sudah kehilangan semangat. Pendidikan yang baru saja ia kenyam pun ikutan berantakan. Baru saja ia berhasil dibujuk oleh uminya untuk melanjutkan kuliah tetapi karena hal ini, pendidikannya pun ikut terbengkalai.
Sehari-harinya ia pun keluyuran kesana kemari. Ia pun lupa menjalankan kewajibannya pada pemilik kehidupan. Ia masih mencari jati dirinya.
Kesehariannya hanya dihabiskan dengan kegiatan kurang bermanfaat, berbeda sekali dengan Aguel yang dulu, ia pun luntang luntung di jalanan tidak jelas ujungnya. Sampai suatu ketika ia pun mengalami kecelakaan hebat.
Ia mengalami kecelakaan di jalan raya, mobil yang dikendarainya hancur remuk. Dan jasadnya pun berada didalam mobil tersebut. Untungnya saat kejadian ada malaikat datang untuknya.
Ia segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tuhan masih berbaik hati padanya. Karena luka yang didapatnya cukup lumayan, ia pun koma dalam beberapa bulan.
Hanya ada perawat itu yang menemani keseharian Aguel di rumah sakit. Dia juga memberikan semangat hidup untuk Aguel, setiap hari tanpa lelah terus memotivasi Aguel untuk bisa bangkit dan meneruskan kehidupannya.
Dengan tanpa pamrih ia pun merawat Aguel dengan penuh kasih sayang. Disaat orang lain tidak peduli dengannya, setidaknya masih ada perawat itu yang menemaninya.
Dia seorang malaikat berbentuk seorang wanita cantik berbalut cadar, yang dapat menyelamatkan hidup Aguel. Aguel pun memiliki panggilan khusus untuknya, akhwat bercadar.
Ternyata dia adalah salah seorang bidan yang bekerja di rumah sakit itu. Dia juga merupakan salah satu anak dari seorang Kyai terkenal yang memiliki sebuah pondok pesantren di kota itu.
Setelah pulih dari kecelakaan dan kondisi Aguel betul-betul pulih, Aguel dibawa ke pondok pesantren milik orangtua gadis bercadar tersebut. Katanya untuk memulihkan kesehatan mental Aguel atau lebih tepatnya menyembuhkan batinnya.
Aguel yang sudah merasa tidak ada yang peduli padanya ahirnya menuruti keinginan gadis bercadar tersebut.
Di tempat itu Aguel belajar tentang banyak hal. Belajar tentang caranya mengikhlaskan dan bagaimana seharusnya menata hati. Di tempat itu Aguel merasa tertampar, ia diingatkan untuk tidak boleh gila "HARTA & KEDUDUKAN" karena semua itu semata-mata hanya titipan Allah.
...~Bersambung~...
.
.
.
.
.
...DUKUNG SELALU AUTHOR DENGAN CARA...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...GIFT/VOTE...
...TERIMAKASIH BANYAK🙏😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
lineg boboo
feedback hadir, mari saling mendukung ya thor🙏💕
2021-08-08
0
Sedang Bertapa
like
2021-08-05
0
syafridawati
aku mampir dengan like dan fav semangat saling bantu juga di novelku ya makasih
2021-08-04
0