Happy Reading 💕
Jangan lupa like dan komen yaa semoga kalian suka 💕
_____________________ 🌈
Alice merasa dirinya belum mempunyai rasa terhadap Rafael tapi ia kini merasa tak terima atas apa yang dilihatnya. Alice membawa tasnya dan pergi meninggalkan Rafael bersama wanita itu, ia berjalan dengan sangat cepat untuk bisa segera meninggalkan Kantor.
tiba-tiba tangan seseorang menarik Alice, sehingga itu membuat Alice terjatuh.
"Aww" Alice mengeluh kesakitan ia melihat 2 orang menghampiri Alice dan mencoba membawanya masuk kedalam mobil.
"lepasin kalian siapa sih, heyy lepasin, saya bilang lepasin" Alice terus mencoba melepaskan genggaman kedua orang itu, kemudian Alice menggigit salah satu tangan pria itu dan ia menendangnya, sehingga Alice dapat berlari untuk menyelamatkan dirinya, ia tak bisa kembali ke kantor karena mobil kedua orang itu berada di depan Wilden Company.
Alice terus berlari sedangkan kedua orang itu mengejar Alice dan beberapa orang lainnya mengejar Alice menggunakan mobil. Alice begitu panik dan mencoba bersembunyi.
ia melihat layar ponselnya dan terdapat 3x panggilan tak terjawab dari Rafael, ia mencoba untuk memanggil Rafael dan ternyata Rafael sudah mencoba menghubungi nya kembali, Alice pun menjawabnya.
"akuuu.." belum sempat Alice memberitahu keberadaannya mulut Alice yang sudah dibungkam oleh salah seorang yang mengejarnya, alice mencoba melepaskan nya tapi ia tak bisa, hingga akhirnya ia tak sadarkan diri karena efek alkohol yang ada pada kain itu.
Alice yang setengah sadar ia mencoba melepaskan ikatannya yang begitu kuat, ia melihat sekeliling ruangan dan tak ada siapapun disana, Alice mencoba melepaskan ikatan itu tapi tetap tak berhasil. lengannya yang dilentangkan dan di ikat oleh tali yang begitu kuat, Alice tak bisa bergerak, mulutnya dibungkam oleh kain yang sudah di ikatkan, dengan keadaanya yang berdiri pasrah, ia sangat takut dengan apa yang akan dilakukan mereka kepadanya.
drrrrttt ..
suara lampu menyala, lampu itu menerangi ruangan yang terdapat Alice didalam nya, Alice melihat sekeliling dimana ruangan yang ia tempati saat ini begitu luas dan tak ada barang apapun disana. ia begitu takut melihat beberapa orang di atas yang tertawa memperhatikan keberadaan Alice yang terikat.
salah seorang pria datang menghampiri Alice. wajahnya tak asing, ia merasa pernah bertemu dengannya. pria itu mendekatkan dirinya kepada Alice dan berkata..
" kamu?? ingat aku bukan?" kata pria itu.
Alice yang tak bisa menjawab karena mulutnya yang dibungkam oleh kain, pria itu pun membuka bungkaman kain yang berada di mulut Alice agar Alice bisa berbicara.
" kamu.. bagas? kenapa kamu ikat aku kaya gini" sahut alice dengan nadanya yang tinggi.
ternyata lelaki yang menangkap Alice adalah Bagas , seorang pria yang baru ia kenal beberapa jam yang lalu, dia acara event yang akan segera digelar.
"suuuuuuuusstttt, gausah berisik nanti yang lain bangun Loh" jawab pria itu dengan sikapnya yang menjengkelkan.
"kita udah bangun bro" teriak salah seorang pria dari atas.
"apa maksud kamu giniin aku hah?? aku kenal kamu aja engga, kok kamu bisa-bisanya memperlakukan aku seperti ini.. jawab " teriak Alice kepada Bagas
"santai aja kali gausah marah-marah cantik. oh iya ada yang mau ketemu kamu katanya, tunggu disini yaa" Bagas meninggalkan Alice ia bilang akan memanggilkan seseorang yang ingin bertemu dengan Alice.
"bagasss lepasin akuuu, aku gatau apapun soal permasalahan kamu bagass, aku mohon..."
Alice yang terus berteriak dan memohon dihiraukan Bagas yang sudah meninggalkan Alice sendiri di ruangan itu, beberapa pria di atas menertawakannya.
" tunggu aja cantik, nanti juga jadi piala bergilir" teriak salah seorang pria itu.
"kurang ajar kalian, kalau sampai kalian berani menyentuh sayaa, saya ga akan segan-segan untuk membunuh kalian" teriak Alice.
"mending kamu nyanyi lagi aja nona Alice, seperti waktu itu kamu nyanyi lagu hampa hahahaha"
teriak salah seorang pria itu yang membuat alice terdiam dan memikirkan kejadian di Malioboro, Alice memang bernyanyi lagu Hampa by Ari ****, tapi ia tak tahu siapa saja yang memperhatikan Alice pada saat itu, tatapan Alice yang hanya tertuju kepada Rafael seorang.
...#####...
Disisi lain Rafael begitu khawatir terhadap Alice, ia masih tak menemukannya hingga saat ini, ia panik ketika mendengar suara Alice yang terputus dari telponnya, Rafael memutuskan untuk melihat ke kantor Cctv.
"pak Adam saya mau lihat rekaman Cctv apa bisa pa?" tanya Rafael kepada salah seorang penjaga keamanan kantor.
" boleh pa silahkan " pak Adam yang menyuruhnya masuk dan memperlihatkan rekaman Cctv itu.
"kalau boleh tau kapan dan jam berapa ya pa, biar saya check"
" sekitar pukul 11 siang kejadian hari ini" jawab Rafael.
" ini pa rekaman Cctv yang terekam tadi, bisa di lihat sendiri ya pa" kata pak Adam yang mempersilahkan Rafael duduk.
Rafael melihat rekaman Cctv itu terdapat Alice yang sedang berbincang dengan beberapa orang di halaman kantor, Rafael kemudian mempercepat rekamannya dan melihat Alice berlari ke arah luar. seseorang memberhentikan Alice dan membuatnya terjatuh, Rafael melihat salah seorang lagi yang turun dari mobil dan mereka mengejar Alice, Rafael yang begitu panik kemudian ia mencatat nomor plat mobil itu dan memberikannya kepada pak Adam.
" pak tolong cari pemilik mobil ini kalau sudah ketemu beritahu saya" kata Rafael
" iya pak"jawab pa Adam.
Rafael kemudian pergi dan melajukan mobilnya ia mencoba melacak keberadaan Alice melalui ponsel nya. akhirnya Rafael berhasil melacak Alice, ia mengikuti arah JPS itu.
perjalanan yang tak terlalu jauh Rafael berhenti disebuah gedung yang sudah sangat terbengkalai, ia melihat beberapa mobil disana.
Rafael kemudian masuk menyelinap kedalam gedung itu dengan sangat hati-hati. ia melihat beberapa orang yang duduk mengerjakan sesuatu, terdapat beberapa komputer dan teknologi canggih lainnya, entah apa yang dilakukan mereka tapi Rafael belum melihat keberadaan Alice hingga saat ini.
Alice yang begitu panik melihat beberapa orang yang menertawakan nya, jantungnya berdetak hebat dan membuatnya begitu ketakukan.
tibalah seseorang dari arah kanan, seorang pria menggunakan setelan jas yang rapih, menggunakan sepatu Casual pria berwarna hitam. pria itu mengangkat wajah Alice dan membuat Alice sangat geram.
" Alice putri Alfred sekarang kamu sudah besar yaa" kata lelaki itu.
Alice benar-benar terkejut melihat siapa pria itu. Alice tak bisa berbicara karena pipinya yang diangkat oleh tangan pria itu.
" ingat aku bukan?" kata pria itu.
"iyaa kamu pasti ingat, aku Geral, pria yang tadi kamu lihat di kantor Rafael, aku bukan model brand ambassador seperti yang Trysna bilang, aku seorang Mafia dari Canada, kau tau kenapa ku bilang Canada?? atau kamu mengingat sesuatu??" tanya pria itu yang ternyata ia adalah Geral lelaki yang ia jumpai di kantor tadi.
perkataan Geral membuat Alice mengingat Liam Kaka kandungnya yang hilang setelah kabar kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu.
" alicee alicee memang benar kata Liam kamu begitu cantik" kata Geral kepada Alice.
Geral yang memaksakan dirinya mencium bibir Alice, Alice tak bisa berontak karena kedua tangannya yang terikat, pria itu memaksakan keinginan nya.
drukkk..
sebuah kayu tepat mendarat di leher Geral membuatnya melepaskan ciuman itu dari Alice, Alice yang terkejut melihat Rafael yang sudah datang untuk menyelamatkan nya.
" kurang aja anda coba-coba menyentuh istri saya" kata Rafael dengan nadanya yang begitu marah, ia kemudian kembali mendaratkan pukulannya tepat di hidung geral yang menyebabkan hidungnya terluka.
" heh bro, emangnya kamu siapa ikut campur urusanku" kata pria itu yang sudah lengah.
" apapun urusan anda tidak ada sangkut pautnya dengan istri saya, paham!!" tegas Rafael kepada Geral.
brukkk
"Raff awasss" teriak Alice
seseorang memukul Rafael dari belakang yang membuat Rafael tersungkur dan mereka memukul Rafael hingga ia sudah sangat lengah, Rafael mencoba melawan mereka meski kini dirinya sudah penuh dengan luka.
pria bernama Geral itu menyuruh semua anak buahnya untuk memegang Rafael.
" pegang dia" kata Geral .
" Geral lepasin dia Geral, Rafael gatau apa-apa" teriak Alice.
" diam kamu Alice, hey tutup mulut wanita itu" kata Geral kepada salah satu anak buahnya.
" hey jangan sentuh istri saya" teriak rafael.
" diam kamu, saya tau kamu suaminya jadi apa lebih baik suaminya dulu yang kita selesaikan?" tanya Geral kepada dirinya sendiri.
Trysna datang membawa beberapa senjata api yang sudah ia siapkan untuk diberikan kepada Geral.
" ini senjata baru yang diseludupkan kemarin malam, lihat bagaimana kalau kita coba" kata Trysna kepada Geral.
" bagus juga ide kamu" Geral menarik pelatuk dari pistolnya ia menodongkan ke arah Rafael yang membuat Alice berontak.
Rafael yang sudah lengah mencoba melepaskan mereka dari tubuhnya.
"semakin kamu bergerak semakin cepat pelurunya mendarat" kata Geral .
mereka tertawa menyaksikan Alice dan Rafael yang akan segera mereka bunuh.
dor
suara tembakan itu mendarat di atas lampu yang berada diatas mereka. Rafael yang berhasil melepaskan dirinya kini mengambil alih pistol itu dari Geral. ia menyandra geral dan menodongkan pistolnya tepat di kepala Geral.
"lepaskan istri saya atau saya bunuh bos kalian" kata Rafael.
" lepaskan dia " bisikan dari salah satu diantara mereka. mereka melepaskan Alice yang terikat kemudian Alice berjalan dibelakang Rafael yang sedang menyandra geral.
"Alice kamu masuk mobil" kata Rafael dengan posisinya yang saat ini masih menodongkan pistolnya kepada Geral.
" jangan coba-coba mendekat kalian"
dorr.
Rafael yang menembak kaki salah satu pria disana sontak membuat beberapa orang itu menjadi panik, dan membiarkan Rafael pergi bersama Alice.
"kurang ajarr" Geral teriak dan memaki-maki rafael yang sudah berhasil melarikan diri.
Rafael dengan terburu-buru melajukan mobilnya, ia yang sudah sangat lelah hampir membuat mereka menabrak pohon yang ada di depannya.
"raf kamu gapapa?" tanya Alice kepada Rafael dengan mengelus rambut Rafael yang membuat Rafael begitu malu.
"gapapa kok lice aku cuman lemas aja" kata rafael sembari ia memperlihat kan tubuhnya yang kesakitan.
" biar aku aja yang setir, dan kamu duduk disini yaa" kata Alice sembari ia turun dari mobil.
" gausah lice aku juga bisa kok" kata Rafael yang tak mau turun dari mobilnya.
" bisa gimana, kita aja hampir mati, kalau sampe kamu yang nyetir bisa-bisa nanti kita nambrak pohon lagi kaya tadi"
"tapii lice gapapa sumpah aku bisa kok"
" udah kamu pindah kesini" Alice yang menuntun Rafael untuk duduk disamping kiri.
Alice yang melajukan mobil Rafael dengan sangat hati-hati, sedangkan Rafael yang duduk terdiam dan memperhatikan Alice yang sedang menyetir.
Rafael memang terlihat gagah dan berani ketika ia sedang berada diluar zona nya, tapi ketika ia berada didekat Alice sifat kekanak-kanakannya muncul seketika, dan Alice baru mengetahui bahwa Rafael yang begitu manja ketika berada didekatnya.
"Alice aku minta maaf soal tadi di kantor, aku bisa jelasin semuanya, itu sama sekali ngga seperti yang kamu lihat" Rafael yang merasa sangat bersalah atas apa yang ia lakukan tadi.
" kamu santai aja raf, ga masalah kok, mau dia karyawan kamu, pacar kamu, atau bahkan istri simpanan kamu aku ga masalah kok, lagian aku juga belum bisa beri kamu hak sebagai suami, karena jujur aku yang belum siap" jawab Alice dengan nada bicaranya yang santai.
" akan aku jelaskan siapa dia sebenarnya, tapi kali ini aku benar-benar minta maaf karena aku juga gatau kenapa dia bisa datang dan bersikap tidak senonoh seperti itu" jelas Rafael untuk meyakinkan Alice.
" iyaa gapapa Raff, yang penting sekarang kamu baik-baik aja" kata Alice sembari ia yang masih melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
" kita kemana?" tanya Rafael.
" kita mampir bentar ke rumah sakit ".
" loh ngapain, aku baik-baik aja kok" -rafael
" ya mau periksa lah masa ia kita mau numpang makan" jawab Alice yang membuatnya sedikit tertawa.
" ya maksudnya aku baik-baik aja untuk apa pergi ke rumah sakit"
Rafael yang ikut tertawa dengan apa yang dikatakan Alice meski itu hal yang kecil tapi bisa membuat dirinya tertawa bersama.
"nah udah sampai" Alice memarkirkan mobilnya dan turun untuk menuntun Rafael.
"ayoo raf" kata Alice sembari ia menuntun Rafael.
" yang bener aja lice emang aku gabisa jalan sendiri apa" kata Rafael dengan nadanya yang sinis.
" oh yaudah" Alice melepaskan tangan Rafael dan membuat Rafael pura-pura untuk merasakan sakit.
" aw aw "
Alice dengan sigap langsung memegang tangan Rafael dan membuat Rafael tersenyum seketika.
"katanya bisa jalan, nyatanya dilepas dikit oleng" sindir Alice.
mereka berdua masuk ke salah satu ruangan untuk diperiksa. salah satu dokter wanita itu bertanya kepada Alice.
" ini suaminya ya Bu? kenapa sampai babak belur seperti ini" tanya dokter itu sembari ia yang memeriksa wajah Rafael yang terluka.
" iya nih dok, ada perkelahian biasa antar laki-laki jadi bonyok-bonyok begini"jawab Alice yang membuat Rafael menatapnya.
"ini hanya luka ringan jadi ini obat untuk ditebus di apotik, lain kali ibu harus jaga suami nya agar tidak terluka lagi ya Bu" kata dokter itu dengan suaranya yang menyindir Alice membuat Rafael sedikit tertawa.
"oke dok terima kasih".
"iya ibu Sama-sama".
"ayoo buruan" kata Alice dengan wajahnya yang cemberut.
Rafael yang tertawa membuat Alice cemberut
"kenapa sih Raff, puas ngetawain aku?"
" ngga, siapa suruh kan ke rumah sakit segala jadi malu sendiri, udah aku bilang juga gapapa" jawab Rafael dengan nadanya mengejek, membuat Alice berjalan dengan cepat dan meninggalkan Rafael.
" eh tunggu lice kamu mau diculik lagi?"
seketika langkah Alice berhenti dan kembali menuntun Rafael yang berada dibelakangnya. Rafael tersenyum melihat sikap Alice yang lucu.
kebersamaan itu membuat mereka semakin dekat satu sama lain, setiap hal yang terjadi baik atau buruk mereka lalui bersama, meski pernikahannya yang baru beberapa hari membuat mereka sudah terlihat kompak dan serasi.
tanpa mereka sadari kini mereka sedang berada di fase yang berbahagia, pernikahannya akan selamanya begitu jika mereka melengkapi satu sama lain, mencoba mengalah meski salah satu diantaranya egois.
pernikahan itu sebuah anugrah yang diberikan Tuhan untuk mendapatkan kehidupan yang sesungguhnya, membangun sebuah rumah tangga yang baik adalah hal yang sulit, dan setiap moment itu tidak selalu tentang kebahagiaan, dan bahkan membangun kepercayaan pun membutuhkan proses yang panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments