Happy Reading 💕
Jangan lupa like dan komen yaa semoga kalian suka 💕
_____________________ 🌈
Sejuknya suasana pagi membuat diri rasanya ingin tidur kembali, kenyamanan yang datang setelah hujan turun pasti ada pelangi. lain cerita jika hujan turun di kegelapan malam, yang ada hanya diri ingin bersembunyi didalam kehangatan.
Alice merasa tubuhnya sesak seperti ada sesuatu yang mencoba mengikat Alice untuk tidak beranjak dari tempat tidurnya. betapa terkejutnya Alice yang melihat dirinya berada di pelukan seseorang yang tak lain ia adalah Rafael wilden seseorang yang sudah sah menjadi suaminya saat ini. Alice mencoba melepaskan pelukan itu tapi Rafael menahannya dan mendekap Alice lebih erat, Alice terus mencoba melepaskan dekapannya tapi hasilnya gagal, Rafael yang sangat erat memeluk Alice sembari tertawa dan terus mendekapnya.
"Raff lepasin ih, kok bisa bisanya kamu tidur di kasur ku" kata Alice dengan semua usahanya.
"aku kan suami kamu masa gaboleh tidur satu ranjang" sahut nya
" Raff serius ini badanku sesak loh, kamu mau tanggung jawab?"
" iya nanti kalau kamu positif aku tanggung jawab kok tenang aja" jawab Rafael dengan tawanya yang menyebalkan.
" bukan itu maksudku, ini badanku sesak raf bisa lepasin ga sih"
Rafael melepaskan pelukannya dan mendekatkan wajahnya pada Alice, ia mengecup bibir Alice yang sontak membuat Alice terkejut dan menutup bibirnya dengan telapak tangannya.
"Rafael wilden, kamu ga sopan yaa gabilang izin atau permisi kek" kata Alice dengan nadanya yang sedikit marah.
"iyaa maaf tuan putri lain kali janji deh ijin dulu"
Rafael kemudian pergi ke kamar mandi untuk segera menyiapkan dirinya bekerja, dimana ia bekerja sebagai CEO di perusahaan yang berada di Yogya, Rafael sendiri pemilik perusahaan yang bergerak di bidang majalah model dan kecantikan.
Alice yang langsung bergegas ke dapur menyiapkan sarapan untuk Rafael dan dirinya, ia membuat nasi goreng khas buatannya, nasi goreng yang Alice buat merupakan nasi goreng kesukaan kakaknya yang kini belum sempat bertemu dengan Alice semenjak pergi ke Canada 8 tahun yang lalu. Alice benar-benar merindukan kaka nya yang bernama Liam Putra Alfred seorang pria cerdas yang memilih untuk belajar di Canada dan mengembangkan usahanya disana. sudah tidak ada kabar semenjak 2 tahun terakhir mengenai keberadaan Liam, karena Alice mendengar kabar bahwa Liam menjadi korban kecelakaan beruntun yang membuat salah satu mobil itu terbakar dimana kejadian itu terdapat Liam yang sedang mengendarai mobilnya untuk pergi ke bandara.
Aroma khas nasi goreng tercium hingga masuk kedalam kamar, Rafael yang sudah selesai mandi mencium aroma itu kemudian ia pergi ke luar kamarnya untuk mencari dari mana asal nasi goreng itu. Rafael mendapati Alice sedang memasak nasi goreng di dapur ia menghampiri Alice dan memeluknya dari belakang, lalu mencium kedua pipi Alice yang membuat Alice menjadi risih.
" Raff sadar ga sih apa yang kamu lakuin??" tanya Alice kesal.
" iyaa tauu, itu hak aku kan sebagai suami kamu?" jawab Rafael.
" okay aku tau, tapi please, aku belum siap Raff, setidaknya kamu minta ijin dulu dari aku" Alice yang kesal kemudian duduk di samping meja makan dengan wajahnya yang memerah.
"okay aku minta maaf, aku janji ga bakal mengulang kesalahan yang sama" tegas Rafael dengan sungguh-sungguh.
"yaudah sekarang kamu sarapan habis itu pergi kerja, ini waktunya kamu check perusahaan karena ada event launching produk baru kan?"
" iyaaa alice ku... kamu mau ikut?" tanya Rafael.
" memangnya boleh?"
" boleh lah masa istri CEO gaboleh ikut " kata Rafael sembari menyantap sarapannya.
"yaudah aku siap-siap dulu"
Alice memilih pakaian yang simple, ia memakai dress hitam dengan panjang dressnya yang hanya sampai lutut, pakaiannya begitu sopan dan terlihat sangat elegan, dengan rambutnya yang Curly dan berwarna coklat pekat menambah aura kecantikan yang terlihat dari wajahnya. Rafael begitu terpukau melihat kecantikan Alice yang begitu sederhana tetapi sangat berkelas, pakaiannya yang sopan membuat Rafael semakin jatuh cinta
seperti hal nya ketika melihat samudra awan di atas gunung, maka keindahan itu akan sama terlihat seperti dirinya melihat Alice saat ini, ungkapan itu bisa terbilang jatuh cinta pada pandangan pertama.
"yu aku udah siap" ajak Alice.
"okee, aku juga udah selesai" jawab Rafael.
seperti biasa Rafael memperlakukan Alice seperti tuan putri yang datang dari kerajaan yang sangat jauh, Rafael membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Alice duduk, kemudian ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sedang.
sepanjang perjalanan Rafael mengajak Alice berbincang dan mereka berdua berbicara satu sama lain, terlihat jelas mereka sangat serasi dan saling terhubung.
" lice waktu kamu pingsan karena kehujanan kamu ga ingat siapa yang menggantikan baju kamu?" tanya Rafael.
" hah maksud kamu yang mengganti bajuku dengan baju tidur?" tanya Alice kembali.
"iyaa itu, siapa ya yang mengganti baju kamu?"
" ya aku sendiri lah, kamu tau kan aku waktu sadar langsung ganti baju" jawab Alice dengan wajahnya yang sudah mulai memerah.
" yakin?? tapi pas kamu sadar perasaan kamu langsung tidur deh"
" yaaa yaakin lah masa ngga itu kan aku sendiri yang ganti, kamu mana ingat orang kamu tidur kan hehe"
lagi-lagi wajah Alice mulai memerah seperti buah jambu, Alice merasa malu ia tau bahwa hanya Rafael yang ada disana bersamanya, jadi ia tau Rafael lah yang mengganti bajunya. Sikap Alice seperti inilah yang membuat Rafael tertawa, padahal dulu mereka tidak berbincang sama sekali, dan saat ini Alice sudah mencoba terbuka dan saling bercerita satu sama lain, jelas itu membuat mereka nyaman dan kini menjadi sangat dekat.
kring .. kring.. kring
suara ponsel berdering nyatanya itu ponsel milik rafael ia melihat tak ada nama yang tercantum dilayar hpnya, membuat ia ragu-ragu untuk menjawab telpon itu.
kring..kring.. kring..
"angkat aja raf, siapa tau itu penting" kata Alice
telpon berdering untuk kedua kalinya, ia tak mau membuat Alice risih, ia kemudian mencoba menjawab telpon itu, dan terdengar suara seseorang diseberang sana.
" pa tugas selesai" suara seorang pria diseberang sana yang membuat Rafael terkejut dan ia mematikan ponsel itu, akhir-akhir ini ia selalu di telpon seseorang yang tak ia ketahui, itu membuatnya sangat cemas dan menjadi sangat waspada dalam setiap tindakannya.
Alice dan Rafael kembali berbincang, semua ini terlihat begitu nyata, seperti halnya sebuah pepatah yang mengatakan bahwa batu dapat berlubang ketika air hujan yang terus menerus menetes sedikit demi sedikit, itulah yang kini akan dilakukan Rafael untuk bisa membuat Alice lebih dekat sehingga alice bisa memberikan sikap keterbukaan dan saling sharing satu sama lain.
Tibalah tepat di perusahaan Wilden Company dengan keramaian para pekerja yang sibuk membereskan properti untuk acara event yang digelar 2 jam lagi. Rafael menuntun Alice dan masuk kedalam kantornya, semua karyawan yang berada di loby memperhatikan Alice dari ujung rambut hingga ujung kaki, mereka tidak tau siapa wanita yang dibawa Rafael kedalam kantor.
"selamat pagi pa " beberapa karyawan memberikan salam kepada Rafael.
"iyaa pagii" Rafael membawa Alice masuk kedalam ruangannya dan mempersilahkan Alice untuk duduk di sofa miliknya.
" jadi ini perusahaan yang kamu bangun" tanya Alice dengan pandangannya yang melihat sekeliling ruangan.
"iyaa aku tau ini pertama kali kamu kesini jadi kamu jangan segan untuk bertanya, karena perusahaan milikku akan jadi milik kamu juga" kata Rafael.
Alice memainkan handphonenya ia merasa sangat bosan dan rasanya ia ingin pergi berkeliling kantor.
"kamu gamau ajak aku keliling kantor gitu?" tanya Alice.
"ada beberapa hal yang mau aku selesain sebelum acara dimulai, jadi tunggu sampai aku selesai ya" kata rafael.
"boleh ga kalau misalkan aku liat-liat sekeliling kantor sebentaaar aja" Alice meminta ijin dengan nadanya yang memelas.
" ngga tunggu aku selesai dulu, kita pergi bersama"
"yah please dong sebentar ya Raff?!! boleh ya??" Alice terus memelas.
" iyaa yaudah boleh, tapi ingat jangan terlalu jauh, karena event sebentar lagi akan dimulai jadi aku mau sekalian ngenalin kamu".
" iyaaaa iyaa aku paham"
Alice pergi meninggalkan ruangan Rafael, ia berjalan melihat sekeliling kantor, beberapa pegawai terus memperhatikan Alice entah apa yang mereka bicarakan tapi itu membuat Alice sangat merasa tidak nyaman. Alice pergi ke tempat acara event akan dimulai ia melihat banyak balon dan hiasan lainnya di halaman kantor, ia berjalan menelusuri tempat itu, dan seseorang tak sengaja menabrak tubuh Alice.
"maaf maaf aku ga sengaja" kata wanita itu
" iya Gpp santai aja" Alice melihat gaya pakaian wanita itu, dress nya begitu mewah, parasnya cantik, dan tinggi badannya hampir sama dengan Alice, wanita itu memperhatikan Alice dari ujung kepala hingga ujung kaki.
" kamu model baru di perusahaan ini?" tanya wanita itu.
" oh bukan aku...."
kring kring kring
belum sempat Alice menjawab pertanyaannya, telepon wanita itu tiba-tiba berdering dan ia kemudian menjawab teleponnya.
"okee baik pa, saya segera kesana mohon ditunggu ya pa" jawab wanita itu kepada seseorang yang ada di telponnya.
" kalau begitu aku permisi dulu salam kenal ya" wanita itu meninggalkan Alice dengan terburu-buru.
Alice kembali melihat sekeliling halaman ia melihat beberapa orang dengan pakaian yang sopan. seseorang memperhatikan Alice dari jauh mereka membisikan sesuatu.
"bro cewek cantik nih, sikat lah" bisikan salah satu lelaki itu kepada temannya.
" wah iya bro, coba kau aja dia" sahut temannya itu.
ada tiga orang pria dan dua wanita yang sedang memperhatikan Alice dari jauh, salah satu lelaki itu mencoba menghampiri Alice untuk bergabung dengan mereka.
"hallo mba, perkenalkan aku Trysna mau ngajak mba nya untuk gabung disana,bisa? " kata salah seorang bernama Trysna itu, ia terlihat bukan seperti seorang pegawai ditambah dengan setelan jasnya yang sangat rapih dan terbilang sangat mahal.
"oh iya mas tapi saya sedang buru-buru" kata Alice.
"sebentar aja kok mba, orang-orang yang disebelah sana itu model ambasador Wilden Company, jadi biar sekalian bisa berkenalan, bagaimana?". kata Trysna.
" baik kalau begitu sebentar saja".
alice mengikuti kemana arah Trysna berjalan. mereka menyapa Alice satu persatu, terlihat jelas mereka model ambasador Wilden Company, dengan paras wajahnya yang tampan dan juga para wanita itu berparas cantik dan elegan.
"aku Cantika salah satu ambassador di perusahaan ini" kata salah seorang wanita yang menggunakan dress merah itu memberikan jabat tangannya.
" aku Alice" alicepun berjabat tangan dengan mereka semua.
wanita dengan dress biru dia bernama Laras, parasnya cantik, menawan, dengan gaya rambut pendeknya yang terlihat sangat seksi. seorang pria berpakaian setelan jas coklat yang bernama Bagas terlihat seperti model yang sudah berkelas gayanya yang cool dan parasnya yang tampan, satu lagi pria yang hanya memperhatikan Alice, bernama Geral dengan setelan jasnya yang simple tapi terlihat elegan, parasnya tampan tapi gayanya yang kaku telihat semakin menawan.
mereka saling berbincang menjelaskan bagaimana mereka bisa menjadi brand ambassador di Wilden Company.
" oh iya katanya kalian brand ambassador di perusahaan ini?" tanya Alice.
" iyaa kita udah lama jadi model di perusahaan ini, dari awal menitih karir disini ga akan rugi dijamin deh, soalnya perusahaan ini kan sudah terkenal dan memberikan feed back yang positif juga untuk para brand ambassador termasuk para pegawai disini, jadi kalau kamu mau jadi model disini gausah ragu untuk ambil kesempatan, bener ga gais" kata Cantika sembari ia menjelaskan dengan sangat bangga.
" iya sih menurut aku juga begitu, kalau kamu memang diberikan kesempatan untuk jadi brand ambassador disini, jangan ragu-ragu langsung ambil aja" sahut Laras.
" oh gitu ya tapi disini aku bukan untuk menjadi brand ambassador, aku disini itu karena.." -alice.
"udah lebih baik kamu gausah ragu-ragu, begitu ditawari kontrak langsung kamu terima" sahut Bagas.
belum sempat Alice berbicara mereka sudah memotong pembicaraannya.
" iyaa bener tuh, kamu udah pas jadi model, badan kamu tinggi ideal, wajah cantik, wah udah cocok banget ini" sahut Trysna.
hanya mereka berempat yang berbicara, pria bernama Geral itu sama sekali tak ingin berbincang dengan Alice ia hanya terus memperhatikan Alice dengan tatapannya yang kaku, jelas itu membuat Alice sangat tak nyaman ketika sedang berbicara.
" kalau begitu aku permisi ya" kata Alice.
"loh mau kemana baru aja kita kenalan udah pergi lagi" sahut Trysna.
" iya aku harus ke toilet dulu " kata Alice.
" oh yaudah kapan-kapan kita ketemu lagi " -trysna.
" oke bye see you lice" kata Cantika sembari melambaikan tangannya kepada Alice.
Alice pergi meninggalkan mereka dan berjalan menuju ruangan Rafael.
...#######...
Disisi lain seorang wanita dengan parasnya yang cantik dan seksi, Dress yang dipakai wanita itu terbilang cukup pendek, dia melihat sekeliling lorong kantor seperti seseorang yang takut ketahuan. ia kemudian membuka sebuah ruangan dengan sangat hati-hati agar tidak terdengar oleh orang lain, wanita itu masuk dan mendapati seseorang yang sedang duduk mengerjakan sesuatu di leptopnya. pria itu tersontak kaget melihat seorang wanita yang masuk kedalam ruangannya.
"ngapain kamu kesini?" tanya pria itu.
" aku rindu lah sama kamu, masa gaboleh yang benar aja, aku ini kan tunangan kamu" jawab sang wanita dengan nadanya yang menggoda.
wanita itu kemudian duduk diatas pangkuan sang pria, sontak membuat sang pria merasa panik dan mencoba menjauhkan sang wanita dari pangkuannya.
Alice yang sudah berada didepan ruangan Rafael tanpa sengaja ia melihat seorang wanita duduk diatas pangkuan suaminya. ternyata pria itu adalah Rafael Wilden suami dari Alice sekaligus seorang CEO di Wilden Company, Alice yang terkejut tak sengaja menjatuhkan pas bunga yang berada dekat di pintu masuk, dan membuat Rafael dan wanita itu terdiam menatap ke arah Alice.
"Alice" Rafael yang melihat Alice dengan wajahnya kaget.
"sory kayanya aku ganggu, cuman mau ambil tas doang kok ketinggalan" kata Alice sembari ia yang merasa sedih, Alice merasa dirinya tak di hargai oleh Rafael ia kemudian membawa tasnya yang berada dekat di depan wanita itu, kemudian Alice pergi berlari keluar meninggalkan Rafael dan wanita itu berdua.
"awas kamu" Rafael mendorong tubuh wanita itu.
" Raff kamu mau kemana?" teriak wanita itu.
Rafael berlari mengejar Alice tapi ia tak mendapati Alice disekeliling kantor.
" kamu liat wanita yang tadi sama saya?" tanya Rafael kepada salah satu staff disana.
" tidak pa saya tidak lihat" jawabnya.
Rafael kembali bertanya kepada staff lainnya.
"kamu lihat wanita dengan pakaian dress hitam yang tadi pergi dengan saya?"
" dia pergi ke arah sana pa" jawabnya.
"oke terima kasih" Rafael berlari mengejar Alice tapi ia tak mendapati Alice dimanapun, ia mencoba menghubungi nya tapi tak Alice respon, Rafael yang begitu cemas memberi tau manager perusahaanya untuk menggantikan posisinya di acara event hari ini.
📞 "halo Daniel, saya minta kamu menggantikan posisi saya, karena saya ada urusan mendesak" kata Rafael yang sedang menelpon managernya itu.
📞"oh iya baik pa " kata Daniel.
📞"kalau ada apa-apa hubungi saya"
📞" iya siap pa" jawab Daniel.
ia memutuskan telponnya dan mencoba kembali menelpon Alice.
tutt tuttt tutt ...tutt..
"Alice kamu dimana?" kali ini Alice menjawab telponnya.
"aku... " tutt tuttt tuttt
terdengar suara Alice yang terputus dari telponnya membuat Rafael begitu cemas dan pergi untuk mengecek Cctv dikantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
anggita
klo kring.. kring.. kring.. biasae suara sepeda, eeh suara ponsel.
2022-11-07
0