Chapter 2

Happy Reading 💕

Jangan lupa like dan komen yaa semoga kalian suka 💕

Rindu 💞

_____________🌈

Jika saja hujan datang dengan sejuta kerinduan maka ia tak akan membencinya, tapi hujan datang dengan sejuta kegagalan yang membuat dirinya hampa.

Menyendiri bukanlah hal yang baik untuk dilakukan, tapi itu perlu untuk membuat ruang dalam hidup. Beberapa orang memang terobsesi untuk mempunyai waktu sendiri, tapi apa gunanya itu?? justru dengan kesendirian ini jiwa merasa tenang dan dapat berpikir jernih , karena tak ada yang dapat membantu kecuali diri sendiri.

Meski sudah terlanjur pasrah kini waktunya untuk membiasakan diri dengan hal yang dapat membuatnya lupa akan masa lalu yang kelam. Alice wanita itu terbangun ditengah malam, melihat Rafael yang kini berada disampingnya, ia menatap keluar jendela memperhatikan bagaimana hujan turun, kemudian ia beralih memperhatikan Rafael yang tertidur disampingnya, wajahnya yang tampan membuat Alice terpesona dan mengingat seseorang yang mirip dengannya.

Rintikan air hujan itu membasahi kaca jendela, suaranya tak terdengar sama sekali dan tak ada suara gemuruh petir dan itu membuat Alice merasa nyaman dan ingin tidur kembali. Hujan yang membuatnya mengenang seseorang yang dulu sempat menjadi prioritas dalam hidupnya, tapi kini ia pergi dengan kebahagiaan yang ia pilih sendiri tanpa memikirkan perasaan orang yang selalu berdiri dibelakangnya.

tok tok tok

terdengar suara ketukan pintu dari arah pintu kamar hotel yang ia tempati, tapi ia menghiraukan suara ketukan itu dan memilih membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, memejamkan mata dan membayangkan hal indah yang ia inginkan.

tok tok tok

lagi-lagi suara itu terdengar Alice yang mencoba tertidur kini harus membuka pintu kamar hotelnya, tak ada siapapun diluar sana kemudian ia kembali ke atas kasur dan tidur disamping suaminya.

Disisi lain Rafael yang terbangun melihat alice yang sudah terlelap tidur disampingnya. Ia memperhatikan alice yang begitu sangat cantik, rafael membelai rambut alice serta mencium keningnya.

...#####...

Matahari menyinari suasana pagi menyorot jendela ruangan itu sehingga membuat Alice terbangun, Alice merasa sesak, seperti ada seseorang yang memeluknya, Alice melihat Rafael mendekap tubuhnya, ia yang kaget membuat Rafael mengerutkan dahinya.

“aish lepasin ga Raff ?” Alice mencoba melepaskan pelukan rafael dari dirinya.

“yaa aku kan suami kamu, ya jadi aku bebas melakukan hal apa saja” kata Rafael dengan nadanya yang begitu santai.

“siapa yang ngijinin kamu untuk peluk aku hah?” kata alice

“diri aku sendiri yang mengijinkan memangnya kenapa??”

Rafael mendekatkan tubuhnya hingga tubuh alice yang terhimpit dirinya, Rafael mendekatkan batang hidungnya dengan wajah Alice, ia hendak menciumnya tapi ia hanya tersenyum dan meninggalkan Alice untuk bersiap-siap.

“dah sana siap – siap bentar lagi kita sarapan” kata Rafael.

Alice memakai pakaiannya yg simple ia menggunakan celana jeans dan sweater turtleneck hitam miliknya yang membuat ia semakin terlihat cantik dan menawan, rambutnya yang terurai sangat rapih dengan model gaya rambut segi membuatnya bertambah cantik.

Alice membuka pintu dan melihat Rafael yang sudah berdiri didepan kamar itu dengan membelakanginya, Alice tersenyum dan menutup pintu itu, dan berjalan menghampiri Rafael.

"udah??" tanya Rafael

Alice mengangguk dan berjalan di samping pria yang kini telah menjadi suaminya, tubuh kekar Rafael dan wajahnya yang hitam manis membuat beberapa orang memperhatikan mereka dari kejauhan dan itu membuat Alice risih dan memalingkan pandangannya dari beberapa tamu disana.

sarapan yang dihidangkan lumayan enak, alice memakan sarapannya dengan gaya yang elegan, meski beberapa tamu disana menggunakan dress yang cantik sedangkan Alice yang hanya menggunakan jeans dan sweater tapi mereka tetap kalah elegan dari Alice, dengan wajah cantiknya yang blesteran Jawa - Belanda dari ayah dan ibunya membuatnya cocok menggunakan pakaian model apapun.

tak banyak kata yang keluar dari Alice ataupun Rafael mereka hanya fokus untuk sarapan, tapi Rafael selalu ingin mengajaknya berbicara.

"lice kamu kok mau dijodohkan dengan aku?" tanya Rafael sembari memakan hidangan sarapannya.

" kalau kamu di posisi aku, kamu pasti memilih hal yang sama bukan?" sahut Alice.

" oke tapi kamu tau kalau aku ini Rafael teman masa kecilmu?" tanya Rafael.

" iya tau, mas Bayu yang bilang kalau pria yang mau dijodohkan denganku itu teman masa kecilku" Bayu adalah sepupu Alice yang tinggal di Yogyakarta, ia yang memberitahukan bahwa lelaki yang dijodohkan dengan Alice itu merupakan teman masa kecilnya dulu.

" oh si bayu, terus gimana sama kekasihmu?"

pertanyaan Rafael yang membuat Alice risih ia menyimpan sendok dan garpu nya di atas piring dan berhenti memakan sarapannya.

" ini bukan waktunya membahas pria itu, aku udah selesai sarapan, aku kembali ke kamar"

alice meninggalkan Rafael yang masih menyantap sarapannya.

Rafael pun mengejar Alice hingga ke depan pintu kamarnya.

" aku minta maaf kalau itu membuat kamu canggung" kata Rafael sambil memegang tangan Alice yang memunggungi Rafael.

"gapapa kok Raff, aku cuman gamau bahas masalah itu disini, bukan waktu yang tepat" kata Alice sembari ia masuk kedalam kamarnya.

Rafael mengajak Alice untuk melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta.

"lice cepat siap-siap kita lanjutkan perjalanan ke Yogya" kata Rafael

" iyaa" jawab Alice sembari membereskan perlengkapannya kedalam koper, dan begitupun Rafael yang menyiapkan dirinya untuk segera bergegas.

mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya yang masih jauh, dengan perjalanan yang terbilang cukup panjang tentu akan memberikan rasa bosan, suasana hati yang tak menentu dapat membuat mood terkadang naik dan turun. Alice yang kehabisan gaya untuk mencoba memposisikan dirinya, meski waktu masih pagi, tapi ia merasa sangat mengantuk dan lelah.

perjalanan waktu yang ditunggu memang terasa lama, Alice akhirnya memutuskan untuk tidur selama perjalanan, tak mau berbincang apapun dengan suaminya, dan untungnya Rafael mengerti dengan keadaan dan situasi saat ini, ia terus melajukan mobilnya dengan hati-hati dengan sesekali membenarkan posisi tidur Alice yang gelisah.

berusaha memposisikan diri pada posisi yang seharusnya itu hal yang mudah, tapi justru di posisi yang ternyaman lah yang harus dihindari, ketika diri merasa nyaman maka rasanya tak ingin lepas dari zona itu, tapi ternyata zona kenyamanan itulah yang dapat menghancurkan diri sendiri.

itulah yang kini ditakutkan Alice, ia takut ketika ia mencoba untuk memberikan kenyamanan pada suaminya, ia tidak akan terbebas dari zona kenyamanan nya itu sendiri dan jelas Alice akan selamanya hidup bersama pria itu, tak bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

...####...

Sampailah di daerah Istimewa Yogyakarta, akhirnya perjalanan yang begitu lama membuahkan hasil, suasana berada di Yogyakarta yang kini sudah sangat terasa. jalanan itu terlihat tak begitu ramai, dengan suasana sore hari yang sedikit mendung, terdapat beberapa bis wisatawan terparkir disepanjang jalan.

Yogyakarta merupakan tempat yang indah dengan sejuta kenangan yang tak bisa dilupakan, seperti ada sesuatu yang memikat diri untuk selalu berkunjung ke kota ini, tak sia-sia Yogyakarta memang disebut kota istimewa karena selalu ada langkah yang akan terbawa untuk kembali. keramahan penduduknya memikat hati untuk tinggal lebih lama, ditambah suara gamelan yang terdengar dibeberapa tempat yang memikat hati untuk datang dan mendengarkan alunan suara gamelan - gamelan itu dimainkan.

lagi dan lagi hujan kembali turun membasahi jalanan yang sunyi, suara derasnya hujan terdengar cukup jelas, membuat Alice terbangun dari tidurnya. kini kota Yogyakarta terguyur hujan sangat deras, karena suasana sore hari yang begitu mendung, membuat hujan turun membasahi jalanan kota.

sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar. Alice yang sudah terbangun menanyakan hal mengenai rumah itu.

" raf ini rumah siapa??" tanya Alice.

" rumahku yang ku bangun 4 tahun lalu" jawab Rafael sembari ia fokus untuk memarkirkan mobilnya.

rumah itu cukup besar untuk ditinggali dua orang saja, design mewah, dan modelnya yang modern membuat Alice terpukau dan senang melihat rumah yang kini akan ia tempati. ia segera membuka pintu mobil dan terburu-buru membawa koper dan barang lainnya. sikap Alice yang terburu-buru membuat Rafael kebingungan dan sedikit tertawa ketika ia hendak membantu Alice untuk membawakan barangnya. hingga detik ini Rafael belum mengetahui bahwa hujan membuat Alice sangat ketakutan entah apa yang pernah terjadi didalam hidup Alice sehingga ia begitu cemas ketika hujan turun.

" lice sini biar aku bantu" kata Rafael sembari ia merebut koper yang Alice pegang.

" gausah raf biar aku aja, ini ga berat kok" sahut Alice sembari mencoba merebut koper itu kembali.

" udah santai aja kali aku kan suami kamu jadi gausah sungkan untuk minta bantuan".

Rafael membawa barang-barang itu masuk kedalam rumahnya. Alice terdiam di samping mobil memperhatikan Rafael yang sedang mencoba membuka pintu rumahnya.

" Alice ngapain kamu diem disitu, galiat baju kamu basah? ini kan sedang hujan" Rafael memanggil Alice yang berdiam diri di samping mobil dengan kedua tangannya yang menutup Indra pendengaran nya.

"iyaa" alice berlari-lari kecil menghampiri Rafael dengan sangat hati-hati dan ia tak melepaskan kedua tangannya itu dari telinganya.

" ngapain kamu tutup telinga, kan ga ada petir" kata Rafael, ia memegang kedua tangan Alice dan menurunkan tangan Alice yang menempel di telinganya.

Alice dan Rafael saling memandang satu sama lain seperti ada hal ingin mereka ungkapkan saat ini.

dorrrrrr

suara gemuruh petir terdengar sangat jelas yang membuat Alice ketakutan sehingga membuat tubuhnya refleks memeluk Rafael dengan erat. disaat bersamaan kunci rumah yang Rafael pegang terjatuh, tangan Rafael sengaja menjatuhkan kuncinya dan memilih untuk memeluk Alice.

Alice yang tersadar apa yang dia lakukan kini ia sontak melepaskan pelukannya yang jelas membuat Rafael terkejut dan menjauh dari Alice.

" cepetan raf buka pintunya" kata Alice dengan nadanya yang sangat ketakutan.

" oke tenang, aku lagi coba untuk buka pintunya, nah ini bisa" sahut Rafael yang sudah berhasil membukakan pintu rumahnya.

Alice masuk membawa koper miliknya melihat seisi ruangan yang sangat elegan, ia melihat sekeliling rumah itu dan bertanya dimana letak kamar yang akan ia tempati.

" kamarku dimana?" kata Alice

" disini"

Rafael menunjukan sebuah kamar yang mewah dan terbilang sangat besar, dengan hiasan dinding yang elegan dan kamar mandi yang sudah ada didalamnya. Alice mengangguk-angguk mengisyaratkan bahwa ia tertarik dengan ruangan yang Rafael pilih untuk dirinya.

" oke kalau gitu aku mau ganti baju dulu" kata Alice sembari ia mencoba menutup pintu kamarnya.

" etss tunggu dulu" kaki Rafael mengganjal pintu itu agar tak tertutup, karena ternyata ini adalah kamar untuk mereka berdua bukan untuk Alice seorang.

" loh ada apa lagi??" tanya Alice heran.

" ini kamar kita berdua bukan kamar kamu sendiri, jadi aku juga mau masuk" Rafael memaksakan dirinya masuk dan menabrak tubuh Alice yang berada didepannya.

" loh katanya ini kamar ku, kok jadi kamar kita sih yang bener aja" Alice yang mengomel terus menerus karena tak mau tinggal sekamar dengan Rafael.

"loh kenapa?? kita kan suami istri, emang gabisa tidur berdua???" kata Rafael sembari ia menutup pintu kamarnya.

" taaa tapiii kan???"

Rafael menghiraukan Alice dan ia masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya terlebih dahulu, karena ia ingin mengajak Alice untuk pergi jalan-jalan. .

" raff terus ada kamar lagi ga sih?? aku gamau kalau kita tidur sekamar aku belum siap" kata Alice sembari ia mengetuk pintu kamar mandi yang terdapat Rafael didalam nya.

"waktu di hotel aja kita tidur berdua ga masalah kan?" sahut Rafael.

"loh kan yang ini beda cerita Raff, aku pokonya gamau" kata alice

"Raff aku gamau , rafaelll aku gamauu, memangnya tidak ada kamar lagi??" tanya Alice kembali.

tak ada sahutan lagi dari dalam kamar mandi membuat Alice pasrah dan membereskan barangnya untuk di tata dikamar yang kini ia tempati bersama Rafael.

tak sengaja Alice tersandung yang membuatnya terjatuh di atas kasur sehingga tubuhnya terbaring dengan sempurna yang akhirnya memberikan kenyamanan untuk memejamkan matanya.

Alice melihat seseorang dengan wajahnya yang tak asing ia datang menghampiri Alice dan memeluknya sangat erat,

pria itu berkata

" kalau saja cinta bisa melawan takdir maka aku akan lakukan itu untuk bisa memiliki dirimu, tapi kamu memilih untuk tidak melawannya sehingga kamu meninggalkanku dan menerima takdir yang sudah jelas tak kau inginkan".

Alice menangis dan memeluk pria itu sangat erat dan ia terus menangis.

Dibelakangnya datang seorang pria dan ia mengatakan

" sekarang aku adalah masa depanmu, takdir yang sudah kau terima dengan lapang dada, cinta, kenyamanan, kebahagiaan akan datang diwaktu yang tepat, ketika kamu sudah bisa mengikhlaskan dia pergi dengan kebahagiaannya, datang lah kepadaku, aku berjanji untuk selalu mencintai dan melindungi mu hingga maut menjemput ku".

pria itu lalu mencoba melepaskan pelukan Alice dari masa lalunya tapi Alice mencoba menahan dan tak ingin melihat pria dari masa depannya, pria itu terus menarik lengan Alice hingga ia terlepas dari pelukannya.

"licee, Alice?? Heyy alicee??" Rafael yang mencoba membangunkan Alice sehingga ia tersontak kaget dan langsung bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"ada apa si Alice dibangunin malah lari" kata Rafael dengan nadanya yang kebingungan.

kedua pria yang merebutkan nya hanyalah sebuah mimpi yang datang sesaat, tetapi mimpi itu memberikan kebingungan karena ia tak melihat siapa pria yang mencoba melepaskan dirinya dari masa lalu.

masa lalu ialah hal yang tak bisa di ubah meski mencoba untuk masuk ke mesin waktu, kegagalan di masa lalu bukanlah hal yang dapat membuat seseorang kehilangan masa depan, tapi itulah sebuah proses untuk bisa belajar mengikhlaskan sesuatu.

begitu juga dengan kehilangan seseorang yang pernah diprioritaskan bukan berarti orang itu kehilangan jati dirinya sehingga tak bisa membuat orang lain menjadi prioritasnya yang baru, pada dasarnya prioritas bukanlah hal yang sangat penting tetapi yang terpenting adalah cinta dan tanggung jawab.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!