Romeo sudah berada di depan rumah mewah milik keluarga Aldi.
Kali ini mereka tak menggunakan mobil mewahnya, Romeo membawa mini bis, karna akan memuat banyak orang dan ruang untuk peralatanya.
Dengan wajah cemberut dan seperti di tekuk tujuh belas lipatan, Aldi pun menghampir Romeo.
Romeo tersenyum bahagia melihat penderitaan Aldi, karna selama ini, Aldi selalu bersikaf sombang, dan angkuh, ia juga sesumbar, karna selalu menang dalam taruhan mereka.
Dengan sedikit tak- tik, Romeo pun bisa memenangkan tahuran itu, meski dengan cara yang sedikit curang.
"Hey, ada apa bro? kenapa wajah mu seperi kain kusut yang ngak distrika," tanya Romeo dengan maksud menyindir Aldi, ia pun terrawa kecil.
"Diam saja loh, cepat jalah," sahut Aldi karna ia tak suka berada lama bersama mereka.
"Santuy bro, kita ini di sini ada untuk mendukung lo, iya kan bro, atau jangan-jangan loh sudah ngak sabar ya, pingin liat calon istri loh," ujar Romeo pada yang lainya, mereka pun tertawa.
"Iya beb, kita akan bantu loh pilih istri, istri yang bisa buat loh tertawa bahagia, karna yang pastinya, setelah ini loh ngak akan bisa tertawa lagi," ucap Doni mereka semakin membuat Aldi kesal.
Suara tawa pecah di dalam mobil itu, celotehan semakin membuat Aldi marah, tapi sepertinya ia hanya bisa pasrah.
"Eh Al, bagaimana kabar nya dengan Tari, Mawar dan Dara, itu semua perempuan yang loh pacarin saat ini kan?" tanya Romeo.
"Itu belum seberapa Rom, masih ada lagi pacar Aldi yang belum loh sebutin, Vera dan Raisa," tambah Doni.
"Wah banyak juga pacarnya Aldi, Playboy juga teman kita ini," sahut Romeo.
Sementara Aldi hanya diam, ia hanya memandang tajam kearah kedua temanya.
" Eh Don, kalau cewek-cewek Aldi yang gue sebutkan tadi itu kan cantik-cantik tuh, trus dua cewek lagi, seperti Vera dan Raisa cantik ngak Don?" tanya Romeo dengan maksud mengejek Aldi.
"Wah cantik buangettt malah, lo kayak ngak tahu aja selera Aldi, cantik, bening banget, ya gue sih ngak heran kalau Aldi punya banyak cewek dan cantik-cantik pula, wajahnya kan ganteng, kaya lagi, ngak heran lah Aldi jadi rebutan, sayang nasib cewek-cewek itu tragis," tutur Doni.
"Kok tragis Don ?" tanya Romeo yang terpancing omongan Doni.
"Ya gimana ngak tragis, jika ternyata Aldi lebih memilih orang gila dari pada mereka, hahaha," mereka tertawa girang karna berhasil membully Aldi.
Aldi semakin kesal, tapi ia tak mau ambil pusing, ia biarkan saja mereka berceloteh.
"Ngak lah Don, kan masih ada kita-kita nih, buat ngobatin sakit hati mereka, tambah Romeo.
"Anjrittt, loh semua, gue sumpahin lo, semua mampus terlindas truk, karna loh bersikaf zalim sama gue, " sungutnya dengan kesal.
"Eh Aldi jaga mulut loh, ya. ngak usah akting sebagai korban deh loh, nikmatin saja kekalahan lo, seperti gue menikmati kekalahan gue, hidup ini seperti meja judi bro, kadang kita menang dan terkadang kita kalah, dan ada juga yang kalah ngak pernah menang sama sekali, " gelak Romeo dan mereka pun kembali mentertawakan Aldi.
***
Hendry Gunawan, psikiater yang prakter di rumah sakit jiwa, mereka lebih akrab memanggilnya dengan dokter Igun.
Setelah selesai Praktek, Igun kembali menemui Aira, gadis itu biasanya berada di bawah pohon beringin, karna ada bangku yang mengelilingi pohon rindang itu.
Benar saja, Aira kini semakin terlihat cantik karna memakai mini dress yang di belinya.
Igun sengaja menyuruh Aira menggunakan baju itu, ia ingin tahu, apakah Aira bisa merespek perintah darinya.
"Hai Aira, kamu makin cantik saja hari ini," sapa Igun.
Mendengar pujian dari Igun, Aira pun tersenyum, seketika pipinya merona, ia pun tertunduk malu.
Wah, sepertinya Aira bisa merespon sanjungan ku, itu bearti sudah banyak kemajuan yang terjadi padanya, semoga saja Aira lekas pulih dari traumanya dan aku bisa membawanya keluar dati tempat ini, batin Igun.
Igun mendekati Aira, dengan perlahan ia membelai rambut Aira, "Aira kamu suka dengan baju yang Kak Gun kasih ke kamu?" tanya Igun.
"Suka Kak," jawab Aira, suaranya lembut seperti sutra yang melanyang tertiup semilir angin.
Igun merasa semakin senang, karna baru kali ini komunikasinya tersambung dengan baik bersama Aira.
Igun pun tersenyum kearah gadis itu, dan seketika Aira pun membalas senyumanya.
Igun semakin memberanikan dirinya untuk menggenggam tangan Aira, dan kali ini tak ada penolakan.
Wajah Aira justru semakin merona, mungkin ia malu, atau mungkin ia juga menyukai Igun.
***
Mereka sudah sampai di rumah sakit itu, setelah turun dari mobil, Doni mengeluarkan kamera nya, dan itu membuat Aldi heran.
"Sudah siap Don?" tanya Romi.
"Ok bro, " kamera sudah stanby.
"Hay, Guys, ketemu lagi dengan channel Romeo and Friends, ok guys kali ini gue berada di rumah sakit guys, lebih tepatnya rumah sakit jiwa guys."
"Hah..., tenyata si Romeo mau bikin konten disini, anjrittt, anjrittt, mau bikin malu gue rupanya dia," gerutu Aldi.
"Loh semua penasaran kan ? kenapa cowok seganteng dan ambyarrr kayak gue bikin konten di tempat ini guys."
"Pasti loh kira gue mau jenguk salah satu pasien di sini, atau gue mau rehabilitasi teman gue yang lagi pegang kamera tu, atau gue mau jadi donatur tempat ini?"
"Salah semua guys, gue kesini buat cari bini guys, " Romeo tertawa geli.
"Opps opss, tapi bukan buat gue guys, karna gue masih waras, tapi buat teman gue nih," tuturnya di hadapan kamera, ia pun tertawa geli.
"Off," Romeo memberi kode agar kamera berbenti menyorot, Romeo sudah tidak bisa menahan rasa gelinya, karna melihat wajah Aldi yang yang melongo kaya beo begok, melihat pembuatan konten tentangnya.
"Al muka loh biasa aja, ngelihat loh kayak begitu, gue ngak bisa berhenti menahan tawa," tutur Romeo, sambil tertawa geli.
"Sialan loh, Rom, awas saja muka gue tersorot kamera, gue bikin mampus loh semua," ancam Aldi.
Tapi tak sedikin pun mereka gentar dengan ancaman Aldi, karna mereka tahu Aldi itu sebenar nya anak yang baik, karna mereka lah Aldi jadi seperti ini.
"Tenang aja Sob, biar gimana gue ngak akan bikin malu loh, karna sebentar lagi loh akan bikin malu diri loh sendiri," paparnya dan mereka pun kembali tertawa menertawakan Aldi.
Aldi semakin kesal, tapi apa mau dikata, ia harus memilih, antara mobil lamborgini hadiah dari nyokapnya, atau menuruti kemauan Romeo, jika tidak, Romeo akan membongkar rahasianya.
Aldi menyesal mengapa ia bisa terjerumus dan berteman dengan Romeo, pertemanan mereka tak terasa tulus, mereka bahkan sering bersaing dalam berbagai hal, termasuk dalam memilih pacar, di belakang Aldi, Romeo sering menjelek-jelekanya di hadapan gebetan Aldi.
Romeo seperti pagar makan tanaman, bahkan Heru sendiri sering memperingatkanya, agar tak bergaul dengan Romeo dan temannya.
Tapi Aldi tak pernah menggubris peringatan Heru, Aldi hanya ingin perhatian dari orang terdekatnya, apalagi sejak kedua orang tuanya berpisah, Aldi merasa seorang diri, karna Papanya sibuk dengan istri dan bisnisnya di luar negri, sementara Mamanya juga sibuk bisnis dan menikah dengan pengusaha tambang minyak bumi di Brunnai darussalam.
Aldi hanya tinggal bersama Heru di Indonesia, dalam hatinya ia begitu rindu dengan curahan kasih sayang dari ke dua orang tuanya.
Please
Like
komen
dan votenya
hadiah juga boleh biar author semakin semangat upnya.
Mampir juga yuk di novel yg lain
dengan judul:
Ketika takdir menyatukan aku dan mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 383 Episodes
Comments
LL
mungkin mksdnya merespon ya?🤔
2022-07-09
1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
owh kasihan y aldi .....
heru jg kya nya kasihan jg ....
2021-11-10
3
Eva Santi Lubis
periksa satu satu deh
wkwkwkwk
2021-10-12
0