Igun mendekati gadis yang di temuinya beberapa bulan yang lalu, gadis itu meringkuk seperti menahan sakit, tubuh nya gemetar dan saat di periksa, sekujur tubuh gadis itu penuh luka memar dan luka berdarah.
Tak ada yang tahu secara pasti apa yang menyebabkanya depresi, pihak rumah sakit hanya memperkirakan bahwa gadis itu trauma akibat kekerasan seksual yang dialami.
Karna tak ada laporan, kasus nya pun ditutup, dan mereka juga tak melakukan visum terhadap gadis malang itu.
"Siapa nama kamu?" tanya Igun
"Aira " jawabnya gemetar.
Dan hanya itu yang bisa di jawab olehnya, Aira bahkan tak tahu alamat dan nama orang tuanya, Aira begitu ketakutan saat ada lelaki yang mendekatinya.
Hanya dengan Igun ia mau di dekati, iGun seorang Pisikiater, yang bekerja di rumah sakit itu.
Rumah sakit itu tak hanya menampung orang gila, tapi juga orang depresi dan menghilangkan kecanduan narkoba.
Aira saat di temukan, seperti mengalami depresi berat, ia mengalami rasa cemas berlebihan, gadis yang masih belia itu seperti mendapat tekanan yang berat di hidupnya, harusnya gadis seusianya masih bersekolah.
Setelah berbulan-bulan, kini banyak terjadi perubahan pada Aira, meski ia masih trauma jika ada lelaki yang mendekatinya, hanya Igun yang bisa mendekat dan bicara pada nya.
Igun, seorang Pisikiater di rumah sakit itu, Pria berumur dua puluh delapan tahun itu, selalu mengunjungi kamar Aira setiap hari, ia selalu membawa makanan untuk Aira.
Aira gadis berusia sekitar enam belas sampai delapan belas tahun itu, sebenarnya gadis yang cantik, kulitnya putih, meski banyak luka yang membekas di sekujur tubuhnya, tapi dengan perawatan modern seperti saat ini, bekas luka itu tentu akan sangat mudah untuk hilang.
Aira sebenarnya tidak gila, ia mengalami trauma berat, hingga depresi, ia hanya diam dan ketakutan, sikafnya menjadi agresif ketika melihat lelaki yang mendekatinya.
Setelah di periksa oleh pisikolog, Aira di duga mengalami kekerasan seksual dan kekerasan di fisik.
Mereka sudah mencari tahu keberadaan keluarga Aira, namun belum menemukan titik terang, rencananya jika keadaan Aira membaik Aira akan di tampung di dinas sosial, atau panti asuhan.
"Aira," sapa Igun yang mendekati Aira.
Aira hanya melihat kearah Igun, sorot matanya kini tak lagi tajam seperti saat pertama bertemu denganya.
Aira tak pernah tersenyum, juga tak pernah tertawa, ia sangat jarang sekali bicara.
Meski di tanya, ia hanya menggangguk, atau menggeleng.
Igun membawa sekantong snack, eskrim dan nasi bungkus untuk Aira.
Eskrim, Aira sangat menyukainya, mungkin sejak kecil ia mengalami kekerasan dan tak pernah merasakan kasing sayang orang tua, Aira selalu senang jika di bawakan es krim dan snack.
Dengan hati-hati Igun menyuapi Aira eskrim, sesekali ia membelai rambut gadis cantik dan manis itu.
Aira hanya diam, saat Igun membelainya, matanya teduh merasakan kasih sayang yang Igun curahkan terhadapnya.
Entalah, perasaan apa ini, kenapa ia merasa sangat menyanyangi Aira, apa karna rasa iba, atau rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya, mengingat Igun juga yatim piatu, ia kehilangan orang tuanya saat ia berusia sepuluh tahun, untunglah paman dan keluarganya, menerima ia dengan baik, dan mereka menyekolahkan Igun, Igun juga pernah trauma akibat kecelakan, dan ia sendiri melihat tubuh kedua orang tuanya hancur, hanya ia yang berhasil selamat, kedua adiknya juga tewas dalam kecelakaan tersebut.
Igun juga sempat depresi, namun setelah beberapa kali ke pisikolog, ia pun mampu mengobati rasa traumanya.
Tatapan teduh Aira membuat Igun semakin simpati, sepertinya Aira butuh sosok yang selalu ada dan menjaganya selama ini.
Menjadikan Aira kekasih, hal itu pernah terlintas di benaknya, tapi lagi-lagi itu tak mungkin, karna ia punya tunanggan bernama Nadira.
Nadira, sepupunya sendiri, ibu Nadira adik kandung Ayahnya, Nadira hanya dua saudara, ia dan adiknya Romeo.
Igun tak menyangka, jika Nadira menyukainya, padahal ia sudah menganggap Nadira sebagai saudaranya.
Karna ingin membalas kebaikan orang tua Nadira, ia pun dengan rela di tunangkan dengan Nadira, apalagi Nadira, gadis yang baik dan sopan.
Igun menyuapi Aira dengan nasi yang di bawanya, seluruh petugas rumah sakit sudah tak heran dengan Igun, bahkan terdengar kabar tak sedap yang berhembus tentang nya, Igun di tuduh melakukan perbuatan mesum saat di kamar Aira, tapi dengan santai ia menanggapi tudingan miring tentangnya, nyatanya tak pernah terbukti.
Setelah menyuapkan nasi pada Aira, Igun pun pulang, karna Bibinya direktur dari rumah sakit, Igun dengan leluasa meminta kamar khusus untuk Aira.
Kamar tersebut di buat senyaman mungkin untuk Aira, dengan beraneka boneka yang Igun berikan untuknya.
Dan ada seorang petugas yang mengawasi para pasien tersebut, tak terkecuali di bangsal wanita, tempat di mana kamar Aira berada, Igun selalu memberi tip kepada petugas tersebut, agar mereka selalu mengawasi Aira.
Ada apa dengan gadis itu, hingga aku begitu peduli, aku sangat menyayanginya, ataukah aku mencintainya? batin Igun.
Ia selalu merasa berat meninggalkan Aira sendiri, tapi apa dayanya, ia juga menumpang di rumah pamanya, dan setelah Nadira selesai kuliah, mereka akan menikah dan akan tetap tinggal bersama orang tua Nadira.
****
Aldi coba untuk memejamkan mata, berharap ia bisa tertidur, meski lelah membolak balikan tubuhnya ia masih juga tak bisa terlelap.
Ia coba bermain game on line di hanphone nya, tapi karna kurang konsentrasi akhirnya ia selalu kalah dan itu yang membuatnya kesal.
Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, memang biasanya ia belum tidur jam segini, ia masih berkumpul dengan Romeo dan teman-temanya, tapi kali ini ia ingin menghindar dari Romeo.
Pikiran Aldi menerawang ke tempat yang jauh, ia masih binggung, jika ia tidak mematuhi kontrak itu, maka Romeo akan membuatnya malu, dengan menyebarkan sebuah aib tentangnya dan keluarganya.
Aldi kaget, seketika suara panggilan masuk membuyarkan lamunanya, dan di lihatnya ternyata dari Romeo, dengan perasaan malas, ia pun mengangkat telpon tersebut'
"Hallo" sapa Aldi tak bersahabat.
Terdengar suara tawa dari sebrang telpon, "Slow man, ngak usah ngegas gitu dong," Romeo.
"Mau apa kamu nelpon aku malam-malam begini Rom?" tanya Aldi dengan kesal.
"Ngak..., cuma mau nagih tahuran kita, bagaimana lamborgini milikmu apa sudah bisa ku ambil?" tanya Romeo sambil tertawa kecil.
"Jangan ngarep kamu Rom, aku ngak akan pernah menyerahkan mobil itu ke kamu!!!" teriaknya dengan kesal.
"Aldi, Aldi, atau lo mau rahasia loh terbongkar, hah...," tawa Romeo.
Mendengar ancaman Romeo Aldi sedikit panik.
"Atau besok kita kerumah sakit jiwa saja, biar loh pilih sendiri calon istri loh," huahahaahaaa, tawanya pecah.
Aldi menutup telpon nya dan membantingnya keatas kasur.
"Sialllll, bangsat loh Rom, sengaja lo jebak gue, sahabat macam apa loh," umpatnya,
Aldi pun mengamuk sendiri melampiasakan rasa kesalnya, hingga kamarnya seperti kapal pecah.
please
🍎Like
🍎komen
🍎vote dan hadiah, biar author semangat up nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 383 Episodes
Comments
qiara safika
bagus ceritanya....lain dari yg lain
2022-06-14
0
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
taruhan, nemu lagi
2022-03-18
0
Eva Santi Lubis
Terpaksa manjat lagi
takut kena semprot
wkwkwkwk
2021-10-12
0