Hari ke empat gue masuk sekolah, dengan muka lesu dan lemas. Saat gue masuk ke kelas kepala pusing dan akhirnya, pingsan di kelas. Bima mengangkat gue ke ruangan uks dan menunggu gue sampai sadar.
"Bima, lo di sini? gue kenapa bisa di sini?" gue berusaha untuk bangun.
"Jangan bangun dulu! lo masih sakit, tiduran aja dulu!" Bima memegang bahu gue.
"Terima kasih ya Bim, lo udah mau bantu gue!" gue senyum ke Bima.
"Iya sama-sama, maafin gue ya udah nuduh lo yang enggak-enggak." Bima meminta maaf ke gue.
"Gak apa-apa kok Bim, Allah juga bakal tunjukan kok mana yang benar mana yang salah." Gue tersenyum lebar ke Bima.
"Bim, muka lo kenapa kok bengkak?" gue memegang mukanya Bima.
"Gak apa-apa." Bima menangkis tangan gue.
Tiba-tiba Bu Sarmi datang menjenguk keadaan gue dan menyuruh Bima untuk ke kelas. Sedangkan gue masih belum boleh mengikuti pelajaran sampai pulang, karena kondisi gue lemah.
Kenapa sih Bim? lo masih dingin aja sama gue, hati gue sedih dan berasa seperti teriris tahu gak, lo tangkis tangan gue.
"Sandra, sekarang lo pindah bangku cepat!"
"kenapa Bim?" Sandra pasang muka melas.
"Akh,,," Bima gak sabar langsung mengangkat tas Sandra dan meletakannya di meja. Dan mengambil tas Zahra untuk di letakan di bangku dekatnya.
Sandra cemberut dan raut wajahnya kesal.
"Bima, benar-benar lo yah!" cemberut dengan muka kesal.
****
Gue mendengar bel istirahat, gue mutusin untuk izin dan pulang.
"Ra lo mau kemana?" Anjar datang menegur gue.
"Lo minggir! gak usah tanya-tanya gue, karena gue tahu apa yang lo lakuin ke Bima." Gue dengan muka muak melihat Anjar.
"Ra, semua ini gue lakuin karena gue cinta sama lo! gue gak mau kehilangan lo!" Anjar menarik tangan gue.
"Apa lo bilang cinta? cinta gak mungkin lakuin hal konyol kaya gini, lepasin gue!" gue langsung berjalan meninggalkan Anjar.
"GUE BAKAL LAKUIN APA AJA RA, SUPAYA LO BISA NERIMA GUE!" Anjar berteriak-teriak.
****
Gue sudah izin ke Bu Sarmi, dan gue bakal ambil tas gue yang masih ada di kelas.
"Manda...." gue berteriak memanggil Manda.
"Eh lo Ra, baru aja gue sama Santi mau ke uks jenguk lo." Manda yang sedang menunggu Santi di toilet.
"Man gue boleh minta tolong gak?" gue memelas depan Manda.
"Boleh dong, tolong apa?" Manda tersenyum.
"Gue kan udah izin pulang tadi sama Bu Sarmi, lo bisa gak tolong ambilin tas gue di kelas!" gue pun tersenyum ke Manda. Gak lama Santi keluar dari toilet.
"Lah Ara? lo kok di sini?" Santi kaget melihat gue berbicara dengan Manda.
"Iya, gue izin pulang gak enak badan, mau minta tolong Manda ambilin tas gue di kelas." Gue bercerita muka lesu dan lemas.
Manda pun mengambil tas gue, saat Manda mau ambil ada Bima menegur Manda. Man, mau ngapain? kok tas Zahra mau di ambil?" Bima dengan muka khawatir.
"Iya Bim, Zahra izin mau pulang, ini gue di suruh ambilin tas dia." Manda langsung pergi meninggalkan Bima.
Aduh gimana ya? gue antar pulang aja kali ya? akh, kok gue jadi mikirin dia sih.
Bima diam-diam mengikuti Manda, dan melihat Zahra pulang sampai gerbang. "Ra gue antar pulang yah!" jawab Anjar yang selalu mengganggu Zahra.
"Gue masih bisa sendiri, mending lo belajar sana yang pintar!" gue mendorong Anjar.
Baik-baik ya lo sampe rumah, sory dengan kelakuan gue ini yang masih dingin sama cewek, karena gue gak bisa lupain mantan gue yang sudah meninggal.
Akhirnya, gue sampai rumah dan mamah pun panik dan memaksa gue buat periksa ke dokter. Tapi gue gak mau dan yakin bakal sembuh.
"Sayang kenapa sih kamu gak mau di bawa ke rumah sakit? Mamah khawatir lho!" dengan raut wajah mamah yang cemas.
"Mah, aku gak apa-apa kok. Besok pasti sembuh." gue menyakinkan Mamah agar tidak cemas.
"Kalau kamu ada apa-apa langsung bilang ya sayang!" Mamah memeluk gue sangat erat.
Gimana keadaan Zahra yah? apa dia sudah sampai rumah? kok gue jadi gelisah gini yah.
****
"Hai Bim, boleh duduk sini gak?" Sandra duduk di samping Bima.
"Heh, bangun gak lo! bangun! bangun! sana pergi!" Bima langsung mengusir Sandra.
Gak lama bel pulang pun berbunyi, semua siswa meninggalkan kelasnya.
Gak terasa hari berganti hari, hari ke 5 gue tidak masuk sekolah karena demam tinggi dan ternyata gue gejala tifus. Sampai seminggu gue tidak masuk sekolah.
"Bima, lo gak mau jenguk Zahra?" tanya Manda.
"Emang Zahra sakit apa?" jawab Bima.
"Sakit tifus." Jawab Manda.
"Hmmm..." Bima hanya menjawab seperti orang yang tidak peduli.
"Kok hmmm doang? jenguk dong!" jawab Manda.
"Kapan mau jenguk? gue ikut!" jawab Bima.
****
Andaikan di sini Bima jenguk gue, yang jenguk hanya Anjar, Manda, Santi, dan guru-guru saja.
Saat gue melamun ternyata teman-teman gue datang, dan Bima yang gue harapkan ternyata mau menjenguk gue.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mulyati Yati
Sabar Zahra Bima pasti jenguk
2020-12-02
0
❤️YennyAzzahra🍒
hai aku mampir thor. feed back ya
2020-10-01
0
Sept September
jempollll ya kak 💕
2020-08-01
0