Part 2

Bima? ya Allah dia mau nolongin gue, gue yakin dia itu baik.

"Bisa ngomong juga lo ya? apa jangan-jangan lo suka sama Zahra? munafik lo!" lalu Anjar pergi meninggalkan Bima dan gue.

"Bima makasih ya!" Bima meninggalkan gue tanpa sepatah kata pun.

Sebenarnya hati itu bercampur aduk, antara senang dan kesal di cuekin Bima gitu aja. Padahal gue cuma mau bilang terima kasih malah pergi gitu aja.

"Ara lo gak apa-apa kan? Manda dan Santi menepuk pundak gue dari belakang.

"Gak apa-apa kok." Gue berusaha tersenyum ke teman-teman gue.

Gak lama masalah baru muncul lagi, tiba-tiba Sandra menghalangi jalan gue. Gak tahu kenapa gue baru kali ini sekolah banyak masalah kaya gini. Di Jakarta gue gak pernah punya masalah.

"Bangga lo di perebutin 2 cowok?" dia melotot dan gak suka gitu sama gue.

"Maksud lo apa sih San? gue gak ngerti." Gue bertanya ke Sandra.

"GUE GAK SUKA LO DEKATIN BIMA, BIMA ITU PUNYA GUE, NGERTI LO SEKARANG!"

"OH, jadi lo cemburu? ya lo kenapa harus marah? emang Bima udah jadi milik lo? lo tanyain dong ke Bima suka gak sama lo! kalau urusan Bima dekatin gue atau gue dekatin Bima bukan urusan lo! kecuali Bima pacar lo baru gue jauhin."

"KOK LO JADI NYEBELIN SIH, AWAS LO YAH!" lalu Sandra pergi meninggalkan gue.

"Ra lo berani banget sama Sandra, cewek baru kali ini yang ngelawan dia tuh cuma lo Ra."

"Lagian buat apa di takutin sih, kan sama-sama makan nasi kok." Gue tersenyum ke teman-teman gue.

"Hahaha,,, benar juga lo Ra." Sahut Santi sambil tertawa.

Bel masuk pun berbunyi, gue berdiri di depan Bima dan melihat lukisan yang dia gambar. Selain pintar dia juga jago melukis, andaikan gue bisa jadi pacarnya.

"Lukisan lo bagus?" gue tersenyum.

Bima menutup bukunya dan berdiri menyuruh gue masuk dan duduk di pojok.

"Bim, makasih ya soal tadi lo mau nolong gue." Gue mengucapkan terima kasih pun Bima hanya diam.

Ya Allah gue ngomong gak di sahutin juga. **A**kh....

Waktu cepat berlalu, bel pulang pun tiba. Seperti biasa saat gue pulang Anjar selalu nyamperin gue dan godain gue.

"Ra tunggu! lo masih marah? maafin gue soal tadi!"

"Gue udah maafin, sekarang minggir gue mau pulang!" dengan muka cemberut gue.

"Gue antar ya?" sambil tersenyum ke gue.

"Njar bisa gak sih lo jangan ganggu gue terus, gue bilangin sekali lagi ya, gue gak mau di antar ngerti gak!" gue langsung berjalan sambil berlari ke arah angkot.

"AKH, BRENGSEK!" raut wajah kesal.

Saat gue naik angkot, tiba-tiba ada Bima di samping gue. Rasanya hati deg deg kan banget.

"Bima naik angkot juga?" gue bertanya.

"Iya." Jawaban Bima singkat seakan enggan bicara.

Bima pun turun di perempatan jalan, di situ gue penasaran ingin ikutin Bima. Karena gue kalau sudah penasaran gue bakal cari tahu semuanya, kata bokap sih gue calon detektif.

"Ngapain lo ikut turun juga? emang rumah lo dekat sini?" Bima melirik gue dengan muka juteknya.

"Enggak, gue pengen jalan-jalan aja. gak jauh juga sih rumah gue. He-he."

"Sekarang lo pulang tolong jangan ikutin gue! nyokap bokap lo pasti khawatir."

"Siapa yang ngikutin lo, orang gue mau jalan aja kok." Gue jalan depanan biar di sangka gak di ikutin.

kok arahnya arah ke sawah sih? terus Bima kemana kok menghilang sih? aduh mana gak tahu jalan lagi.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Mulyati Yati

Mulyati Yati

Bima sama Zahra mau cari belut ya 😊😊😊

2020-12-02

0

💕icha mUngiL IcPutsta💕 😘

💕icha mUngiL IcPutsta💕 😘

seManGat ka yuLi

2020-11-18

0

Sept September

Sept September

kak ..malam ini aku mampir ya 😂

2020-08-01

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!