Part 5

Gue senang meskipun Bima dingin, dia ada niat baik buat jenguk gue. Suatu saat Bima pasti bisa berubah.

"Bim terima kasih yah, sudah mau jenguk gue." Gue tersenyum ke Bima.

"Sama-sama." Bima menjawab singkat.

Gak lama Bima dan teman-teman gue pada pulang. Rasanya ingin cepat kembali sekolah lagi, dan pahit rasanya makan apa pun.

"Bim, lo tahu gak?" jawab Manda.

"Gak tahu, apaan?" Bima menjawab.

"Zahra itu belum pernah pacaran lho, hi-hi-hi."

"Ya terus apa hubungannya sama gue, Bodo amat dia mau punya pacar, atau belum punya pacar emang gue pikirin!" Bima langsung berjalan meninggalkan Manda dan Santi.

"Dihh, awas lo nanti jatuh cinta Bim! ha-ha." Sahut Santi.

*Gue gak tahu kenapa sama diriku sendiri susah buat menerima orang lain. H*ati gue masih ada mantan gue.

****

Lalu Bima bertemu dengan Anjar yang membawa buah-buahan, dan semakin Bima minder dengan dirinya sendiri. Dan mereka hanya bertatap muka saja tanpa tegur sapa.

"Sore tan, hai Ra gimana keadaan lo?" sapa Anjar.

"Perasaan Tante, kamu pagi udah jenguk? sore jenguk lagi? emang kamu tidak sekolah?" tanya nyokap gue.

"Kan sekolah masuk jam 10 tan, pulang jam 5 saya langsung ke sini aja." Sambil senyum ke nyokap gue.

"Lho memang tidak sekelas dengan Zahra?" sahut nyokap gue.

"Beda tan, saya 3b. Zahra 3a." Anjar mencari perhatian nyokap gue.

"Oh gitu toh, ya sudah Tante mau beli makanan dulu buat Zahra, Tante nitip Zahra yah!" sahut Nyokap gue.

"Mah, nanti aja deh beli makanan nya kalau papah balik!" gue dengan raut wajah kesal gak mau berdua dengan Anjar.

"Lho kenapa sayang? kan ada Anjar." Nyokap gue mengusap rambut gue.

"Iya Ra, kan ada gue yang jagain lo." Anjar mengedipkan mata.

"Mah, aku gak mau di tinggal Mamah!" sambil megang erat tangan nyokap gue.

Dasar anak manja, kenapa sih lo benci banget sama gue. Gak terima gue gak di hargai gini.

"Tan kayanya saya pamit pulang yah, sudah sore juga." Anjar mencium tangan nyokap gue.

"Kok buru-buru?" menatap Anjar.

"Gak apa-apa Tan. Oh iya Ra, cepat sembuh yah!" Anjar pamit.

"Sayang kamu sih, gak enak kan." Sambil membelai Zahra.

"Biarin aja mah! aku gak suka sama dia!" raut wajah cemberut.

Lihat aja lo Ra, gue pasti bisa dapetin lo. Jangan main-main sama Anjar.

****

Sudah seminggu lebih gue libur, akhirnya gue pun masuk sekolah kembali. Saat gue mau duduk di tempat Sandra, Bima menarik tangan gue.

"Lo jangan duduk situ, duduk di sini!" Bima meletakan tas gue di samping bangkunya.

"Gue udah boleh duduk sini Bim? makasih ya Bim?" gue tersenyum lebar.

"Iya." Bima yang hanya senyum terpaksa.

Ya Allah senang banget Bima mau bicara, dan nyuruh gue duduk di tempatnya, meskipun agak jutek wajahnya.

"Akhirnya Ratu udah masuk lagi, tambah muak aja gue, uhhh." Tiba-tiba Sandra datang dan mengejek gue.

"Prak,,, kalau lo mau ribut tolong jangan di meja gue! sana balik ke tempat lo!" Bima menggeprak meja.

"Ikh..." Sandra dengan raut wajah kesal.

"Bim, gu-gue," baru mau ngomong tapi Bima menghentikan suara gue.

"Sssttt.... gue mau fokus!" Bima sambil melihat buku yang ada di tangannya tanpa menengok ke arah gue.

Sampai kapan sih Bim, sifat lo seperti ini. Sebenarnya ada masalah apa sih sampai lo seperti ini.

"Hei, kenapa lihatin aku begitu? ada yang aneh? kok diam?" Bima tersenyum dengan terpaksa.

Akhir gue tulis di buku yang kata-katanya seperti ini, ( kan kata lo gue harus diam, ya gue diam aja.) Bima pun membalasnya di kertas cewek aneh. meskipun belum sepenuhnya gue bisa merubah Bima.

Bintang di mana dirimu, aku rapuh tanpa dirimu. Akan kah ada yang memasang sayapku kembali? agar aku bisa merasakan yang namanya cinta.

"Bima, ini baca! kasih komen ya bagus atau enggaknya!" Bima langsung membaca puisiku dan Anehnya Bima tertawa terbahak-bahak.

"Ha-ha-ha... bagus-bagus!" Bima tertawa sampai anak-anak lain menengok semua.

"Gue simpan yah!" Bima melipat kertas dan mengantonginya.

"Kenapa ketawa sih? jelek yah? iya bawa aja!" gue menunduk ke meja saking malunya.

"Ra, kenapa sih? Bim kenapa?" tanya Manda.

"Enggak apa-apa." Bima dan gue menjawab bersamaan.

"Cie-cie... uhuy!" Manda tertawa dan meledek gue dan Bima.

Ya Allah gue senang banget bisa membuat Bima tertawa lepas gitu, dan kertas gue mau dia bawa.

****

Bel istirahat pun berbunyi, gue seperti biasa ke kantin bersama Manda dan Santi. Saat sepi, Anjar meletakkan bunga untuk Zahra.

Ah, kelasnya Zahra sepi. Gue harus buru-buru nih taro bunga ini di mejanya Zahra. Semoga Zahra suka.

Setelah itu Sandra masuk dan melihat ada bunga di meja gue, dan Sandra pun menabur lada di bunga itu. Karena menurut Sandra itu dari Bima.

****** lo Zahra, ha-ha-ha.

Gak lama gue masuk ke kelas dan kaget ada bunga. Gue bertanya pada Manda atau Santi gak ada yang tahu. Dan Bima pun tidak tahu. Ternyata gue bersin-bersin mencium bunga itu.

"Ada-ada aja yang ngefans sama lo ya, naro bunga malah bikin bersin ha-ha-ha." Bima kembali tertawa.

"Minggir! gue mau ke toilet, hasim, hasim." Gue kesal dan wajah gue memerah.

"Ra! kenapa lo? bunganya udah lo terima kan?" Anjar menatap gue.

"Jadi bunga itu dari lo? brengsek lo! gue bersin-bersin gara-gara bunga lo!" gue mendorong Anjar dan marah sekali dengan Anjar.

"Gue gak kasih apa-apa, itu tulus buat lo! Zahra! Zahra!" Anjar memanggil-manggil gue.

Gue pun gak peduli sama Anjar, berapa kali buat ulah terus. Anak yang bikin gue gondok dan kesal.

"Dari mana kamu Zahra?" tanya Bu Sarmi.

"Maaf Bu, habis ke toilet."

"Ya sudah, cepat duduk!"

Jadi bunga itu bukan dari Bima? pasti Anjar yang ngasih. Tapi baguslah dia bersin-bersin ha-ha-ha.

"Nih tisu!" Bima memberi gue tisu.

"Makasih ya Bim, hasim, hasim!" muka gue merah gak kuat nahan bersin.

"Kalau bersin, bersin aja jangan di tahan!" sahut Bima.

"Malu Bim, ini semua gara-gara Anjar." Dengan cemberut dan marah.

"Oh! jawab Bima singkat."

****

"KEPARAT SINI LO! JEG, JEG, jeg tiba-tiba Anjar menojok Bima.

APAAN NIH! KENAPA LO TONJOK GUE HAH? SALAH GUE APA?" Bima dengan nada suara lantang.

"Pura-pura gak tahu lagi, lo kan yang nabur banyak lada di bunganya Zahra? NGAKU LO KEPARAT!" Anjar ingin menghajar kembali Bima.

"Tunggu Boy! HARUSNYA LO CARI TAHU DULU JANGAN ASAL MENUDUH ORANG! LO MAU PACARAN SAMA ZAHRA GUE GAK PEDULI, NGERTI LO!" SEKALI LAGI GUE GAK PEDULI SAMA ZAHRA KARENA DIA BUKAN TYPE GUE!" Bima gregetan dengan Anjar sampai mengungkapkan kata yang menyakiti hati gue. Saat itu gue dengar semuanya, sungguh gak menyangka gue dengan Bima. Harusnya marah-marah aja gak usah berkata begitu.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Mulyati Yati

Mulyati Yati

Bima jangan gitu nanti Mursal lho

2020-12-02

0

Sept September

Sept September

jempollll buat Kakak

2020-08-03

0

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

aku dah mampir nih 😁👍❤️ selesaikn likenya smpe sni yaaa.. semangat up nya yaa

2020-07-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!