di usir

Hana heran sudah 2 hari Iska tidak masuk kantor dan Ayu juga tidak tahu karena belum sempat menengoknya dan ponselnya juga tidak aktif.

Hana melihat jam di tangannya. "Sudah jam makan siang! aku akan menemui Iska di rumahnya. Aku khawatir terjadi apa-apa pada Iska."

Hana pergi sendiri ke rumah Iska dengan mobilnya. Sesampainya di rumah Iska, Hana mendapati kalau ternyata Iska terbaring sakit di rumahnya.

"Permisi ..." panggil Hana.

Sarni keluar. "Cari siapa ya Mbak?"

"Ini benar rumahnya Iska, kan? saya atasannya dari kantor mau bertemu dengan Iska," jawab Hana.

"Oh ibu bos. Silahkan bu masuk! Iska ada di kamarnya sedang sakit." Sarni mempersilahkan Hana masuk.

"Oh jadi Iska sakit?" tanya Hana.

"Iya bu. Udah mau 3 hari ini dia sakit!" jawab Sarni.

Sarni mempersilahkan Hana masuk ke kamar Iska dan mendapati Iska melamun dan diam saja.

"Saya ke belakang dulu ya bu ambilkan minum." Sarni berlalu pergi.

"Iska ..." panggil Hana.

Iska tidak bergeming hanya diam saja tidak menjawab Hana tatapannya kosong bibirnya bergetar dalam hatinya menangis.

Hana duduk di samping Iska dan mengelus rambut Iska. "Iska ...."

Iska merasakan tangan Hana yang menyentuhnya dan menengok ke arah Hana. "Bu Hana ...."

"Kamu sakit apa?" tanya Hana lembut karena Hana yakin kalau Iska tidak baik-baik saja dan bukan sakit biasa.

Iska tidak menjawabnya dan hanya menatap kosong keluar jendela.

"Iska kita ke rumah sakit ya biar kondisi kamu lebih baik," ajak Hana.

"Tidak bu! saya tidak perlu dokter. Saya hanya ingin mati saja jadi biarkan sakit saya meregang nyawa saya!" lirih Iska.

"Iska jangan ngomong gitu! kamu harus semangat dong jangan kayak gini," Hana merasa iba pada Iska.

"Bu ini minumnya." Sarni meletakkan gelasnya di meja samping ranjang.

"Makasih Mbak." Senyum Hana.

Tok! tok! tok!

"Iska keluar kamu!" teriakan dari luar rumah.

"Ada apa sih?" Sarni membukakan pintu.

Di luar rumah Iska sudah berkumpul warga setempat, ternyata mereka tahu kalau Iska hamil padahal belum menikah.

"Ada apa pak RT?" tanya Sarni.

"Mbak Sarni mari kita bicara sebentar. Ini Mbak warga protes pada saya dan meminta saya harus mengusir Iska darisini karena sudah menjadi aib bagi warga sini," jelas pak RT.

"Tapi pak ..."

"Ini untuk kebaikan kita semua Mbak." Pungkas Pak RT.

"Usir Iska ...."

"Usir Iska ...."

"Usir Iska ...."

Warga meneriaki Iska supaya di usir. Hana yang mendengar itu merasa kaget dan heran sebenarnya apa yang terjadi.

Hana menghampiri warga. "Ada apa pak sebenarnya ini?"

"Iska harus pergi dari sini karena sudah bawa aib dan mencoreng nama baik tempat ini." Teriak salah satu warga.

"Pak, bu. Sepertinya setiap masalah bisa di selesaikan dengan baik-baik dan bisa kita bicarakan," ucap Hana.

"Bu Iska hamil!" bisik Sarni pada Hana.

Deg.

Jadi ini yang membuat Iska putus asa dan ingin mati saja. Hati Hana.

Dengan sempoyongan Iska keluar dari kamarnya.

"Pak, bu. Saya memang salah tapi saya akan kemana kalau harus pergi darisini. Aku tidak punya siapa-siapa lagi," Iska menangis.

"Ya kemana aja terserah kamu! sana pergi darisini biar tempat kita ini gak sial!" teriak salah satu warga.

"Mohon pak kasihan Iska. Biarkan dia tinggal disini," mohon Sarni.

"Kamu tahu sendiri, kan? bagaimana hukumnya orang yang berzina? segini kita masih baik Iska gak kita arak dan pukulin!" tambah seorang warga.

"Kalau kamu masih membela Iska, sudah sana pergi saja bersama Iska!" teriak warga yang lainnya.

Semua teriakan-teriakan itu semakin membuat Iska drop dan pingsan kembali.

"Iska bangunlah! bangun Iska!" ucap Hana.

"Ya ampun Iska kamu pingsan lagi," Sarni panik. Tapi warga tidak peduli dan tetap ingin kalau Iska segera pergi.

"Mbak tolong beresin semua barangnya Iska biar saya yang akan bawa Iska pergi. Semuanya ya mbak bereskan!" suruh Hana pada Sarni.

Sarni menurut pada Hana dan membereskan semua barang Iska dan memasukannya pada mobil Hana.

"Mbak bantu saya angkat Iska ke dalam mobil." Hana dan Sarni memapah Iska masuk ke dalam mobil Hana.

"Bu maaf merepotkanmu! saya tidak bisa melakukan apa-apa." Sarni hanya bisa menangis.

"Tidak apa-apa Mbak. Iska sudah seperti adik saya sendiri saya akan mengurusnya, Mbak doakan saja yang terbaik untuk Iska dan titip rumah Iska Mbak." Hana berlalu pergi dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit terlebih dahulu.

"Iska bertahanlah kamu harus kuat demi anakmu itu!" Hana menuju rumah sakit.

Iska masuk ke IGD dan dapat penanganan dokter.

"Dokter adik saya sedang hamil," ucap Hana.

"Baiklah bu tunggu saja disini." Dokter memeriksa Iska.

Nasibmu buruk sekali Iska! sudah tidak punya orangtua pacarmu ternyata sudah menikah sekarang kau hamil dan di usir juga dari rumah. Aku akan membantumu Iska tenang saja! Batin Hana.

"Bu tolong administrasinya di urus biar pasien bisa di pindahkan ke ruang rawat. Mari ikut saya!" Salah seorang perawat itu mengajak Hana untuk mengurus administrasi.

Hana menyelesaikan semuanya bahkan melunasi biaya Iska sampai seminggu ke depan. Iska sudah di pindahkan ke ruang rawat inap.

"Bagaimana dokter keadaan adik saya?" tanya Hana.

"Tidak apa-apa bu. Hanya kekurangan cairan saja sebentar lagi juga pasti akan siuman. Saya permisi dulu ya." dokter berlalu pergi.

Hana menghampiri Iska. "Iska yang kuat ya!"

Hana menjaga Iska dan meninggalkan pekerjaannya di kantor. Iska sudah mulai sadar, "dimana ini?"

"Kamu di rumah sakit Iska!" jawab Hana.

"Kenapa ibu membawa saya ke rumah sakit? padahal biarkan saja saya mati bu. Saya tidak tahu lagi bagaimana saya akan hidup ke depannya saya tidak sanggup. Hiks ... hiks ..." Iska menangis.

"Iska sadarlah! tuhan masih mengizinkanmu hidup. dan ada kehidupan lainnya yang harus kamu jaga di perutmu itu. Plis Iska jangan ngomong gitu lagi," ucap Hana.

"Tapi bu! ini sulit sekali. saya tidak sanggup bu tidak sanggup."

"Iska jangan putus asa! sekarang beritahu aku dimana rumah pacarmu itu biar aku suruh dia tanggung jawab?" tanya Hana.

"Jangan bu! itu malah akan menambah masalah saya kalau sampai mas Janu dan isterinya tahu. Saya akan lebih menderita kalau mereka tahu, hiks ... hiks ..." mohon Iska sambil menangis.

Hana menarik nafas dengan berat. "Aku akan ikuti keinginanmu. Tapi aku mohon padamu jangan pernah berpikiran untuk mati dan bunuh diri!"

"Tidak bu! saya janji tidak akan mengakhiri hidup. Saya akan berusaha kuat dan menerima ini semuanya,"

"Iska lihatlah aku dan percaya padaku kalau semuanya akan baik-baik saja! aku ada disini aku akan menjagamu." Hana memeluk Iska.

"Terima kasih bu!"

Di saat semua orang membenciku setidaknya ada satu dua orang yang begitu peduli padaku! dan aku berpikiran ingin mati sedangkan bu Hana memperjuangkan hidupku. Maafkan aku bu aku lemah seperti ini! tapi aku janji akan semangat demi anakku ini. Batin Iska.

⬇️⬇️

Terpopuler

Comments

BundaTanjung

BundaTanjung

oh nasib pelakor

2021-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!