Iska berada di rumah seharian tidak kemana-mana hanya merenungi nasibnya yang buruk. Iska duduk di pojok ranjangnya dan menatap sendu keluar jendela.
"Pak, bu. Kenapa gak bawa aku pergi juga dengan kalian. Aku tidak sanggup seperti ini saat aku menemukan lelaki yang membuatku nyaman dan aku sangat mencintainya tapi ternyata dia lelaki yang sudah menikah. Kenapa dunia ini begitu jahat padaku!" Iska menangis.
Mbak Sarni datang menghampiri Iska dengan membawa nampan berisikan makanan. Dari pagi Iska belum makan sedikitpun dan membuat Sarni menjadi khawatir.
"Iska makanlah!" suruh Sarni.
"Aku tidak lapar Mbak," jawab Iska.
"Iska bersedih boleh tapi jangan sampai gak makan nanti kamu sakit Iska. Ayolah makan!" bujuk Sarni.
Iska berpikir kalau nanti dirinya sakit hanya akan merepotkan Mbak Sarni saja. "Terima kasih ya Mbak. Aku makan sekarang!"
"Nah gitu dong!" senyum Sarni. "Iska, kamu harus tabah dan kuat menghadapi ini. Pasti Allah punya rencana baik untukmu ke depannya, masih untung kamu tahu kalau Janu sudah menikah sekarang. Coba kalau kamu tahu Janu sebenarnya setelah kalian menikah itu akan lebih sakit!" ucap Sarni.
Mbak gak tahu kalau aku sudah menyerahkan kesucianku padanya! itu yang aku sesali sekarang. Aku sudah tidak perawan Mbak.
Batin Iska.
Air mata Iska tak terasa menetes mengingat semua itu. "Terima kasih Mbak sudah baik padaku dan mau mengurusku juga." Iska menghapus air matanya dan melanjutkan makannya walaupun dengan sangat perlahan-lahan.
"Habiskan ya! Mbak mau ke belakang dulu." Sarni berlalu pergi.
"Benar apa yang mbak Sarni bilang! aku seharusnya merasa bersyukur karena tahu sebelum menikah dengan mas Janu," gumam Iska.
"Semangat Iska semangat jangan menangisi Janu lagi! kamu harus melihat masa depan hidupmu masih panjang." Iska menyemangati diri sendiri.
Keesokan harinya.
Iska merasa lebih lega karena sudah meluapkan semua kegelisahannya kemarin setelah menangis seharian. Iska sudah siap untuk pergi ke kantor seperti biasanya.
"Mbak Sarni aku pergi ke kantor dulu ya," senyum Iska.
"Nah gitu dong harus tetep semangat jangan galau terus," ucap Sarni.
Iska berangkat dengan ojeg online yang di pesannya.
Sesampainya di kantor Iska merasa heran karena setiap orang yang di lewatinya menatap Iska begitu sinis dan seperti yang tidak suka.
"Orang-orang kenapa sih melihatku seperti itu?" gumam Iska.
Ayu sahabat Iska menghampiri Iska di meja kerjanya dan menunjukan sebuah video dari ponsel Ayu. "Iska lihatlah! kamu viral."
Iska kaget melihat video dirinya dengan isteri Janu tersebar dan sampai viral. "Cobaan apalagi ini?"
"Gimana ceritanya sih Ka?" tanya Ayu.
Iska menceritakan semuanya pada Ayu dan Ayu paham apa yang terjadi sebenarnya. "Yang sabar ya Ka! aku akan selalu mendukungmu. Aku tahu kamu seperti apa!" Ayu memeluk Iska.
"Iska di panggil Bu Hana!" ucap Robi.
"Hahhh apalagi ini?" Iska merasa prustasi.
Iska masuk ke dalam ruangan Hana. "Ibu memanggil saya?"
"Iya. Duduklah!" ucap Hana.
Hana bos Iska masih muda dan belum menikah juga umurnya juga tidak jauh dengan Iska hanya berbeda beberapa tahun di atas Iska.
"Ada apa bu memanggil saya?" tanya Iska penasaran.
"Emmh dari kemarin berseliweran gosip tentang dirimu! dan banyak karyawan lain yang mengadu padaku dan menyuruhku untuk memecatmu," ucap Hana.
"Jadi ibu akan memecat saya?" tanya Iska.
"Aku ingin dengar dulu kebenarannya dari mulutmu sendiri tentang gosip yang beredar," pinta Hana.
Iska menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa sampai video itu viral. Hana paham karena Iska juga sudah 2 tahun bekerja dengannya dan selama ini pekerjaannya juga bagus.
"Emmmh begitu! ya untunglah kamu tahu sekarang sebelum menikah dengan lelaki itu," ucap Hana santai.
"Jadi ibu percaya pada saya? dan tidak akan memecat saya?" tanya Iska.
"Untuk apa aku memecatmu? kamu tidak punya kesalahan pada kantor dan lagian kan selama ini kerjamu juga bagus. Kenapa aku harus memusingkan gosip yang beredar," jawab Hana santai.
"Ah terima kasih bu. Saya bersyukur punya bos yang baik dan begitu pengertian," senyum Iska.
"Sudah sana kembali lagi kerja dan inget gak usah dengerin omongan oranglain. Kita sendiri yang tahu kebenarannya," ucap Hana.
"Sekali lagi makasih bu. pasti saya selalu semangat dan bekerja dengan baik." Iska membungkukan badannya dan kembali ke mejanya lagi.
Iska kembali dengan senyuman di bibirnya. Walaupun banyak orang yang hujat setidaknya masih ada satu dua orang yang percaya padanya dan memberikan semangat.
"Apa yang terjadi?" tanya Ayu.
"Bu Hana percaya padaku. Bu Hana tidak akan memecatku dan aku malah di suruh lebih semangat lagi untuk bekerja," jelas Iska.
"Ahhh memang bu Hana itu bos terbaik. Aku senang kamu tidak di pecat." Ayu memeluk Iska.
Hana keluar dari ruangannya dan memberikan pengumuman.
"Untuk kalian semuanya stop bergosip apapun atau tentang apapun! saya tidak ingin dengar apa-apa lagi. Apalagi yang tidak ada urusannya dengan kantor, saya tidak suka sesuatu yang pribadi di campurkan dengan pekerjaan. Lanjutkan pekerjaan kalian semua!" Hana kembali keruangannya. Dan semua orang setuju dengan apa yang Hana bilang dan bersikap seperti biasanya lagi.
Terimakasih bu Hana. Terima kasih ya Allah masih ada orang-orang baik di sekitarku sehingga aku tidak merasa sendirian.
Batin Iska.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore sudah waktunya pulang kerja. Iska pulang bersama dengan Ayu di antar Ayu dengan motornya.
Sesampainya di rumah Iska. Iska begitu kaget karena Janu sudah ada di depan rumahnya sepertinya sedang menunggu Iska pulang.
"Ka Lihat Janu di depan rumahmu!" ucap Ayu.
"Mau ngapain lagi sih dia? gak tahu malu!" Iska merasa emosi.
Ayu menemani Iska karena takut terjadi apa-apa.
"Ka akhirnya kamu pulang juga. Aku menunggumu dari tadi," ucap Janu sok baik.
"Mau apalagi sih kesini?" ketus Iska.
"Aku mau minta maaf padamu Ka. Aku tahu aku salah dan aku ingin memperbaiki semuanya. Aku memilih kamu dan akan meninggalkan Lia," mohon Janu.
"Hah kemarin waktu aku di labrak isterimu itu kamu diam aja! sampai aku di siram, di jambak kamu hanya diem aja. Sekarang mohon-mohon dan bilang memilihku! Emang gak tau malu," jelas Iska.
"Maafkan aku Ka maafkan." Janu meraih tangan Iska.
"Lepaskan. Plakkk ..." Tangan Iska menampar pipi Janu.
"Pergi darisini dan jangan pernah kemari lagi!" bentak Iska.
"Tapi Ka ..." Janu memohon pada Iska.
"Mbak Sarni, mas Ali tolongin aku." Teriak Iska.
Sarni dan Ali suaminya keluar dari rumahnya dan menghampiri Iska.
"Mbak, Mas. Tolong usir dia darisini, dia sudah menggangguku!" Iska masuk ke dalam rumah bersama Ayu di belakangnya.
"Kamu dengar sendiri, kan? apa yang Iska bilang. Sudah sana pergi atau aku laporkan ke polisi karena udah mengganggu oranglain," ancam Ali.
Janu tidak bisa berkutik lagi dan akhirnya pergi meninggalkan rumah Iska.
Sarni dan Ali menghampiri Iska. "Dia sudah pergi Ka! tenang saja kalau dia masih kemari biar Mas laporkan ke polisi," ucap Ali.
"Terima kasih ya Mbak, Mas sudah membantuku," ucap Iska.
"Kalau begitu kita pulang dulu ya." mereka berlalu pulang kembali ke rumahnya.
Ayu memeluk Iska dan berusaha menguatkan Iska. Setelah Iska merasa tenang barulah Ayu pamit pulang karena hari sudah berganti malam.
⬇️⬇️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments