Iska hamil?

Seminggu berlalu dan semuanya berjalan seperti semula tidak ada masalah yang menghampiri Iska lagi. Suatu hari Iska ikut meeting di luar kantor bersama Hana.

"Aku harap presentasi kamu bisa membuat kerjasama baru," ucap Hana. Mereka sedang menunggu client di sebuah restoran di dekat kantor mereka.

"Baiklah bu. Terimakasih sudah mempercayakannya padaku," ucap Iska.

Client yang di tunggupun akhirnya datang. Seorang lelaki paruhbaya dan sekretarisnya seorang lelaki juga tapi masih muda.

"Maaf menunggu lama karena tadi macet di jalan," ucap sekretarisnya.

Meeting pun di mulai dan Iska yang presentasi tapi dari gelagat kedua pria itu tidak mengenakan dan seperti bisik-bisik membicarakan Iska.

"Bagaimana pak?" tanya Hana.

"Emmmh bagus sekali. Saya tertarik pada program perusahaan anda. Tapi aku juga tertarik dengan pegawaimu ini, bukannya dia perempuan yang sempat viral beberapa waktu lalu karena jadi Pelakor," jelasnya.

"Maaf pak itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kita. Jadi sepertinya tidak perlu di bahas," jawab Hana.

Iska merasa malu dan menundukan kepalanya tanpa berani melihat setiap orang.

"Kalau kamu perlu uang tidak perlu jadi Pelakor biar sama om aja. Tinggal temani om dan kamu akan dapatkan banyak uang," godanya.

"Braaggh"

Hana menggebrak meja. "Bapak jangan sembarangan bicara ya pada karyawan saya! secara tidak langsung bapak sudah melecehkan wanita. Saya sebagai wanita merasa tersinggung mendengar ucapan bapak tadi." Hana marah.

"Kenapa malah anda yang marah? ya sudah kita batalkan saja kerjasama kita. Saya tidak mau bekerjasama dengan orang-orang munafik!" Kedua lelaki itu pergi.

"Hiks ... hiks ... maafkan saya bu gara-gara saya, ibu yang harus menanggung semuanya dan perusahaan juga kena imbasnya," Iska hanya bisa menangis di hadapan Hana.

"Tidak apa-apa Iska! aku tidak suka pada lelaki seperti itu yang suka melecehkan wanita. Udah tua bangka juga masih saja seperti itu!" ketus Hana.

Iska sedikit lebih lega karena ternyata Hana tidak marah dan malah mendukungnya.

"Terimakasih bu," senyum Iska.

"Ya sudah kita makan dulu saja. Setelah selesai kita kembali lagi ke kantor." Kata Hana.

Mereka menghabiskan makanan yang mereka pesan dan setelah itu kembali ke kantor.

Waktu menunjukan pukul 5 sore waktunya pulang kerja. Biasanya Iska naik ojeg online atau di antar oleh Ayu, tapi hari ini badan Iska terasa sngat lelah dan pegal sekali makanya Iska memesan taxi online.

Iska sudah sampai di rumahnya, turun dari taxi dengan badannya yang melemah dan seperti tidak ada tenaga lagi.

"Ya ampun kenapa badanku lelah sekali sih. Pegal-pegal dan tidak enak, sepertinya aku akan sakit." Iska berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Iska ke kamarnya dan berbaring di tempat tidur merasakan badannya yang tidak enak. Makan pun tidak nafsu, makanan yang tadi di belinya tidak di sentuh samasekali. Iska hanya meringkuk di bawah selimutnya dan kemudian tertidur.

Keesokan harinya,

Iska memaksakan untuk bangun tetapi badannya menolak dan tetap terbaring di ranjangnya.

Tok! Tok!

"Iska ..." panggil Sarni.

Iska terpaksa bangun dan membukakan pintu untuk mbak Sarni.

"Maaf Mbak lama. Badanku tidak enak," ucap Iska.

"Kamu sakit? wajahmu pucat sekali." Sarni menempelkan tangannya pada kening Iska.

"Kamu demam! ayo istirahatlah di kamar." Sarni memapah Iska ke dalam kamarnya.

"Mbak beliin bubur ya dan beliin obat juga di warung," ucap Sarni.

"Tunggu Mbak ini uangnya. Sekalian beli makanan atau jajanan juga untuk anak-anak Mbak." Iska menyodorkan uang 50ribu.

"Tunggu ya jangan kemana-mana." Sarni pergi dengan cepat.

"Ya ampun badanku benar-benar sakit dan ngilu sekali." Iska berbaring kembali dan meraih ponselnya.

"Ya ampun ponselku mati. Bagaimana aku menghubungi bu Hana?" Iska meletakkan ponselnya kembali.

Tidak lama kemudian Sarni sudah kembali dan membawakan bubur dan obat untuk Iska. "Ini makanlah biar ada tenaga dan kamu juga harus minum obat."

"Terima kasih ya Mbak selalu di repotkan olehku," ucap Iska.

"Sudahlah! jangan di pikirkan. Ayo makanlah habiskan buburnya kan mau minum obat," senyum Sarni.

"Ah sudah cukup sepertinya Mbak. Aku tidak nafsu makan!" ujar Iska.

"Ya tidak apa-apa. Yang penting ada makanan masuk." Sarni membereskan bekas makan Iska.

Iska meminum obatnya dan kemudian kembali tidur. Sarni yang melihat Iska merasa kasihan di saat sakit seperti ini tidak ada siapapun di sampingnya. Sarni membetulkan selimut Iska lalu berlalu pulang.

2 hari Iska terbaring sakit dan tidak ada perubahan apapun masih sama dengan hari pertama. Iska ingin ke kamar mandi dan kepalanya sangat pusing dan berat.

Bruuugh ....

Iska jatuh pingsan di depan kamarnya. Sarni yang baru datang kaget mendapati Iska pingsan. Sarni panik, karena suaminya tidak ada di rumah Sarni memanggil tetangga yang lainnya untuk membantu Sarni.

Mertua Sarni juga datang untuk membantu. Ada 3 orang tetangga yang membantu juga. "Sarni coba panggil dokter biar kesini biar periksa Iska udah mau 3 hari masih sakit," suruh mertua Sarni.

"Baik Mbok!" Sarni menelpon dokter puskesmas yang bisa di panggil.

Sarni terus mencoba menyadarkan Iska dan akhirnya Iska tersadar sebelum dokter datang. "Aduh kepalaku pusing sekali Mbak!" ucap Iska.

"Tadi kamu pingsan!" ucap Sarni. Tidak lama kemudian dokter datang dan memeriksa keadaan Iska.

"Apa yang kamu rasakan?" tanya Dokter.

"Kepalaku kleyengan pusing, badan juga pegel gak enak kadang ada sedikit rasa mual juga," jelas Iska.

"Emmmh coba saya cek ya." Dokter memeriksa perut Iska. Dokter hanya tersenyum dan perkiraannya kalau Iska Hamil.

"Kapan terakhir haid?" tanya Dokter.

Deg.

Nafas Iska terasa sesak saat dokter menanyakan itu, dia baru ingat kalau bulan ini belum haid sama sekali sudah telat hampir 2 minggu. Karena masalah yang menimpanya waktu itu sampai tidak sadar kalau belum haid.

"Emmmh sepertinya sudah terlambat dok," gagap Iska.

"Dugaan saya sepertinya kamu hamil. Tapi untuk lebih jelasnya mending tespack dulu atau engga ke rumah sakit biar di infus dan sehat kembali," jelas Dokter.

Iska tidak bisa berkata-kata lagi mendengar penjelasan dari dokter. Ingin teriak dan menangis bahkan ingin mengakhiri hidupnya saat itu juga. Tak terkecuali semua orang yang ada disana mereka juga mendengar penjelasan dari dokter dan merasa kaget karena Iska belum menikah dan tidak punya suami.

3 orang tetangga tadi saling bisik-bisik dan bergosip tentang Iska dan kemudian pergi. "Kita pamit duluan ya semuanya."

"Ayo dokter biar saya antar ke depan," ucap Sarni.

Semua orang pergi dan Iska hanya bisa menangis. Si Mbok mertua Sarni yang mendengar Iska menangis menghampiri Iska. "Ndok kenapa bisa terjadi?"

"Hiks ... hiks ... aku khilaf Mbok aku salah aku berdosa," Iska menangis.

Si Mbok memeluk Iska dan menangisi juga keadaan Iska. "Sing sabar ndok ini ujian! kuatkan hatimu."

Kenapa semuanya terjadi padaku? aku ingin mati saja! aku tidak sanggup untuk melewati ini semua. Aku mau mati!

Teriak batin Iska.

⬇️⬇️

Terpopuler

Comments

Merry Dara Santika

Merry Dara Santika

Jadi sedih bngt ka

2021-08-23

1

Mamae Rasya

Mamae Rasya

nyimak dulu achhh,,kyak ny seru

2021-08-03

1

Intan Diamond

Intan Diamond

terima kasih sudah mampir 😊 jangan lupa like nya ....

2021-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!