Iska pindah kota

Sudah 5 hari Iska berada di rumah sakit dan sekarang kondisinya sudah lebih baik bisa di bilang Iska sudah sehat seperti semula.

Sarni menjenguk Iska 2 kali karena bisa di maklumi memang sibuk juga mengurusi keluarganya. Hana dan Ayu yang menjaga Iska bergantian.

"Iska, kata dokter kamu sudah boleh pulang," ucap Hana yang baru saja datang.

"Iya bu," lirih Iska.

"Kenapa Iska?" tanya Hana.

"Saya bingung akan pulang kemana bu? saya sudah di usir dari rumah saya sendiri dan saya juga tidak punya siapa-siapa lagi," jelas Iska.

"Untuk sementara pulang saja dulu bersamaku ke rumahku. Lagian orangtuaku lagi di luar negeri," pinta Hana.

"Tidak bu! saya merepotkan Bu Hana terus. Biar saya pergi saja yang jauh, saya juga akan berhenti kerja saja. Saya tidak sanggup lagi mendengar hujatan orang-orang di kantor karena pasti mereka tidak akan menerima saya yang hamil tanpa suami," jelas Iska.

"Kamu baru pulih! kita bicarakan saja nanti masalah itu di rumahku. Ayo sekarang kita pulang," ajak Hana.

"Baiklah bu." Iska beranjak dari duduknya dan berjalan menuju parkiran bersama Hana.

Mereka sampai di rumah Hana dan Iska tidur di kamar tamu rumah Hana.

"Sementara tidur disini ya. Istirahat saja dulu dan jangan banyak pikiran, kalau ada apa-apa panggil aja bibi soalnya aku mau pergi lagi ada meeting," ucap Hana.

"Terima kasih bu," ucap Iska.

"Ini dulunya kamarku sekarang jadi kamar tamu. Kamu baik-baik ya aku pergi dulu." Hana berlalu pergi.

"Hati-hati bu." pesan Iska.

Iska duduk di sofa yang ada di kamar itu. Menyapu sekeliling kamar dengan mata bulatnya, kemewahan yang tersaji di depan mata Iska. Iska merasa bersyukur di pertemukan dengan Hana orang baik yang luar biasa.

Iska beranjak dari duduknya dan melihat-lihat jajaran buku-buku yang tersusun rapi di rak. Iska meraih sebuah buku dan ternyata itu adalah buku memories saat Hana di bangku SMA.

"Ya ampun bu Hana ternyata tidak berubah dan awet mudah cantik seperti dulu," Iska melihat buku itu.

Hana melihat foto beberapa orang dan disana ada satu foto yang di tandai spidol merah dengan bentuk love.

"Sepertinya ini kekasihnya bu Hana saat SMA makanya di tandai love." gumam Iska.

Iska menghabiskan waktunya dengan membaca buku-buku milik Hana sampai Iska tertidur.

Sudah 2 hari Iska di rumah Hana. Iska rajin membantu bibi membereskan rumah, Iska merasa harus melakukannya dan karena membalas kebaikan Hana.

"Iska jangan beres-beres sudah biarkan saja," ucap Hana.

"Gak apa-apa bu. Saya hanya merasa bosan," ucap Iska.

"Sini duduklah! aku ingin bicara," suruh Hana.

Iska duduk dekat Hana. "Ada apa bu?"

"Apa kamu serius ingin pergi jauh?" tanya Hana.

"Iya bu saya rasa itu yang terbaik. Saya tidak bisa hidup dengan orang-orang yang mengenal saya apalagi saya hamil sperti ini pasti semua orang akan menjauhi saya. Saya tidak siap bu menerima itu," jelas Iska.

"Lalu kamu akan kemana? bukannya gak ada sodara?" tanya Hana.

"Emmmh saya juga belum tahu bu," jawab Iska.

"Begini saja, gimana kalau kamu pindah aja ke surabaya? disana ada rumahku yang kosong dan bisa kamu tinggal disana," saran Hana.

"Apa boleh bu?" tanya Iska.

"Ya boleh dong! aku malah seneng kalau ada yang nempatin," ucap Hana.

"Tapi dengan lingkungan baru sepertinya akan sulit saya mendapatkan pekerjaan apalagi keadaan saya yang hamil," keluh Iska.

"Tenang saja! aku akan rekomendasikan kamu sama teman SMAku. Dia punya perusahaan di Surabaya," ucap Hana.

"Ya ampun bu, aku tidak bisa berkata apa-apalagi ibu terlalu baik pada saya." Iska menghapus air matanya.

"Pekerjaan kamu bagus makanya aku berani rekomendasiin kamu. Nanti bilang aja kalau suami kamu meninggal jangan bilang yang sejujurnya. Biar semua orang bisa nerima, kadang berbohong lebih baik daripada harus jujur tapi menyakitkan." jelas Hana.

"Baiklah bu. Terima kasih sudah bantu saya," ucap Iska.

"Sudahlah jangan menangis hapus air matamu itu. Sekarang waktunya kamu memikirkan masa depan dan lupakan semuanya yang sudah terjadi," pinta Hana.

"Makasih bu!" Senyum Iska.

Iska seakan mendapatkan kekuatan yang besar dari Hana. Kebaikan Hana yang luar biasa berarti bagi Iska membuatnya semangat kembali menjalani hidup.

Hari dimana Iska akan pergi ke Surabaya tiba. Hana dan Ayu mengantarkan Iska sampai bandara.

"Iska aku akan sangat merindukanmu. Kamu baik-baik disana dan jangan pernah lupakan aku," ucap Ayu.

"Makasih ya Ayu selama ini kamu selalu baik padaku." Iska memeluk Ayu.

"Iska kalau ada apa-apa bilang saja padaku hubungi aku jangan sungkan. Nanti aku akan menitipkanmu pada temanku jadi kamu gak usah khawatir," ucap Hana.

"Makasih banyak bu. Semoga kebaikan ibu di balas oleh tuhan. Dan Bu Hana selalu bahagia," ucap Iska.

Hana memeluk Iska dan Iska merasa senang. Iska pergi sendiri dan melambaikan tangannya pada Hana dan ayu.

Selamat tinggal Jakarta. Semua kenangan burukku aku tinggal dan kubur disini. Terima kasih orang-orang yang sayang padaku yang membuatku semakin kuat. Terimakasih juga pengalaman pahit yang membuatku menjadi lebih paham arti hidup. Semoga aku mendapatkan hidup yang lebih baik di kota lain. Sayangku sehat terus ya, mama janji akan selalu menjagamu. Batin Iska.

Perjalanan panjang tidak membuat Iska merasa mengantuk karena menantikan hidup barunya.

Selamat datang di Surabaya ....

Itu yang pertama Iska baca di bandara. Iska merasa senang akhirnya sampai, bukan kali pertama Iska menginjakan kaki di Surabaya pernah 2 kali ikut bersama Hana saat ada pertemuan disini jadi sudah sedikit tahu.

Hana naik taxi dari bandara sampai ke rumah Hana. Sesampainya di rumah Hana disana sudah ada seorang ibu yang sering membersihkan rumah Hana sudah menunggu Iska.

"Selamat datang non," sapa Mbok Mar.

"Iya Mbok kita ketemu lagi ya," ucap Iska senyum.

"Ayo masuk! biar Mbok bantu bawa tasnya." Mereka masuk ke dalam rumah.

"Rumahnya udah Mbok beresin. Apa perlu Mbok temenin tidur disini?" tanya Mbok Mar.

"Tidak perlu Mbok. Saya biasa sendiri kok," ucap Iska.

"Eh iya Mbok turut berduka ya atas meninggalnya suami non," ucap Mbok Mar.

"Emmm iya Mbok," angguk Iska.

"Apa mau makan biar Mbok masakin," ucapnya.

"Emmh gak usah Mbok. Saya mau keluar kok mau beli perlengkapan mandi ke supermarket saya gak bawa soalnya biar nanti beli makan di luar." Jelas Iska sambil membereskan baju-bajunya.

"Mbok ke belakang ya Kalau ada apa-apa panggil aja." Mbok Mar pergi.

Iska melihat jam di tangannya. "Aku pergi sekarang ah takut keburu sore."

Iska pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah Hana dan membeli keperluan-keperluan yang kurang. Mengambil alat-alat mandi dan beberapa cemilan dan makanan ringan juga.

Iska melihat ****** *****. "Sepertinya aku harus beli ini karena pasti perutku semakin membesar." Iska mengambil beberapa cd nya.

Iska berpapasan dengan 2 orang pria memakai jas yang sedang berbelanja juga. Yang satu pokus pada ponselnya yang satu pokus mengambil barang-barang belanjaan.

Iska hendak mengambil Roti kemudian ada anak kecil yang berlarian sehingga menyenggol troli mereka dan akhirnya menjadi tertukar dan mereka tidak sadar akan hal itu.

Iska berlalu dengan membawa troli yang salah ke kasir hendak membayar.

"Hah kenapa jadi beda isi troliku?" gumam Iska.

"Kok buat perlengkapan cowok semua sih?" Iska bingung.

Kemudian Iska berkeliling kembali mencari trolinya yang tertukar.

Di sisi lain.

2 orang tadi ternyata Ken dan Hari. Ken heran kenapa Hari berbelanja barang-barang perempuan. "Apa yang kamu beli Hari?"

"Semua kebutuhanmu bos!" jawabnya singkat tanpa melihat isi troli itu.

"Serius?"

"Iyalah bos saya sudah mencatat semuanya!" jawab Hari.

Ken melihat semua isi troli itu bahkan cd yang berwarna pink. "Hari apa yang kau maksud dengan kebutuhanku?"

Hari menengok pada Ken yang sedari tadi banyak bertanya. "Hah punya siapa itu bos?"

"Kamu yang belanja!" ucap Ken sambil mengangkat cd berwarna pink itu.

Iska yang melihat itu merasa malu kemudian mengahampiri Ken. "Emmmh maaf sepertinya troli kita tertukar itu punyaku," gugup Iska.

Ken melemparkan cd-nya. "Ma-maaf! ini salah asisten pribadiku bukan salahku,"

Iska hanya tersenyum. "Saya ambil lagi mas maaf,"

Iska mengambil trolinya dan memindahkan barang yang di masukannya terakhir kali. "Maaf mas saya ke kasir duluan!"

Iska berlalu menuju kasir dan merasa sangat malu karena lelaki itu melihat cd-nya. "Malu-maluin deh pakek ke tuker segala! semoga gak pernah ketemu lagi sama mereka."

⬇️⬇️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!