Reyhan menghentikan langkahnya, usia yang sudah setengah abad membuat staminanya tidak lagi sekuat dulu. Dia membungkuk sedikit sembari memegang dadanya. Napasnya kini ngos-ngosan, jantungnya berdetak tidak karuan.
Ke mana dia? Kenapa cepat sekali perginya? Apa aku salah lihat? Atau mungkin halusinasiku saja?
"Rey," seseorang menepuk bahunya dari belakang. Reyhan menoleh, dan melihat Laura sudah berdiri di belakangnya bersama Jonathan. Pandangannya tertuju pada anak laki-laki berusia 10 tahun yang digandeng Laura.
"Ben, kau baru pulang sekolah?" mengabaikan Laura dan tersenyum kepada anak laki-laki itu.
"Iya Tuan," jawabnya.
"Bagus!" Reyhan menepuk pelan kepalanya, "aku perhatikan Ben sangat mirip dengan Rangga waktu seumurnya juga," celotehnya.
"Tentu saja, mereka 'kan sedarah," jawab Laura yang langsung mendapat tatapan aneh dari Reyhan. "Maksudku, mereka sama-sama terlahir dari rahimku. Sudah pasti di tubuh mereka juga mengalir darah yang sama dariku," imbuhnya.
"Tuan," panggi Jonathan, "kenapa tuan bisa di sini?" Kini giliran Jonathan yang menatap Reyhan aneh.
"Aku sedang mengejar seseorang tapi, entah ke mana,"
"Siapa tuan?"
"Sudahlah, lupakan! Sepertinya aku salah lihat. Kita pergi ke tempat meeting saja."
Jonathan melihat jam di tangannya, "Baiklah kalau begitu tuan."
Mereka lalu melangkah bersama menuju parkiran mobil. Sementara dari balik tembok yang tak jauh dari tempat mereka tadi berdiri seorang wanita menatap kepergian mereka dengan nanar.
"Tuan," gumamnya, "terima kasih karena sudah menjalani hidup anda dengan baik selama ini. Laura telah membuktikan ucapannya. Bahkan kalian sudah memiliki putra lagi." Diana tersenyum samar. Diana merasa lega melihat Reyhan yang nampak baik-baik saja dan bahagia menjalani kehidupan setelah kepergiannya. Namun, di sisi lain entah kenapa dia juga merasa sedih karena Reyhan sudah benar-benar melupakannya bahkan, mungkin membencinya. Sama seperti rasa bencinya pada Laura waktu itu. Tanpa terasa perlahan air matanya menetes.
Sementara itu,
Cinta baru keluar dari toilet wanita, dia sibuk dengan ponselnya saat melewati koridor hingga tanpa sengaja menabrak seseorang. Dia hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
"Ups, sorry!" ucap orang yang bertabrakan dengannya. Semuanya seakan bergerak secara slow motion, Cinta hilang keseimbangan lalu orang yang bertabrakan dengannya mengulurkan tangannya menangkap bahu Cinta dan akhirnya, mata mereka saling bertemu.
Mata Cinta seketika membola, "Kamu!" Dengan cepat mendorong bahu orang itu dan memperbaiki posisinya. "Ngapain kamu di toilet cewek? Pasti mau mesumin cewek yang di dalam, 'kan?" tuduhnya.
Tapi orang itu malah tersenyum simpul, "Akhirnya kita ketemu lagi," mengabaikan pertanyaan Cinta. "Adipati," Rangga mengulurkan tangannya lagi.
Lagi-lagi Cinta tidak membalas, dia hanya melirik dengan sinis tangan Rangga.
"Kita sudah dua kali ketemu gak sengaja kayak gini. Jangan-jangan kita jodoh." menaik turunkan kedua alisnya. "Belum ada yang punya kan?" Tersenyum jenaka sembari menyisir rambut yang setengah gondrong itu dengan jarinya.
Jodoh? Sama cowok mesum kayak kamu? Idih gak banget. Never ever!
"Kok gak dijawab sih?" Mengembalikan kesadaran Cinta. "Jawab dong!" pintanya.
Cinta memutar bola mata malas, dia melengos bermaksud meninggalkan Rangga tapi, pergelangan tangan kanannya dicekal. "Tunggu dulu, kamu belum jawab pertanyaan aku!"
"Gak penting! Lepasin gak!" Cinta melotot marah ke arah Rangga. Namun, Rangga malah semakin menggenggamnya erat lalu menatap tajam Cinta.
"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" bentak Cinta.
Rangga menyeringai dan malah mendekatkan wajahnya ke wajah Cinta.
Plakkkk!
Cinta melayangkan tamparan keras di pipi kiri Rangga. "Jangan macam-macam ya!" salaknya.
"Badas!" gumamnya sembari memegang pipi kirinya. "Kamu semakin cantik kalau galak begini," kelakarnya.
"Apaan sih gaje banget!" Mendorong kasar bahu Rangga dan bergegas pergi.
Rangga mengaitkan kedua lengannya dan bersandar ke dinding sembari tersenyum menatap kepergian Cinta. Pertemuan kedua sekaligus tamparan kedua juga.
"Ada apa?" Seorang gadis menepuk pundaknya.
Rangga tersentak, "Ah, gak ada apa. Udah selesai?"
"Udah, yuk kita mulai. Aku sudah siap." Gadis itu menyelipkan tangannya ke lengan Rangga.
...****************...
"Maaf Bu, aku lama ya?" Cinta menghampiri Diana yang sibuk memilih-milih baju.
"Ah enggak kok, Sayang." Diana melihatnya sekilas sembari tersenyum lalu kembali memilih baju.
"Ibu habis nangis ya? Kok mata Ibu sembab."
"Enggak Sayang, ini karena ibu kelamaan gak pakai kacamata," elaknya.
Cinta nampak menghela napas panjang. "Bu,"
"Hm,"
"Kenapa kita gak mampir ke rumah oma Sandra? Bukankah Ibu bilang oma Sandra juga tinggal di kota ini?"
Diana tertegun dan menghentikan aktivitasnya sebentar sebelum akhirnya melanjutkannya lagi. "Oma Sandra sibuk Sayang, kita bisa mengganggunya nanti."
"Terus, ziarah ke makam opa Surya?" tanyanya ragu.
Diana tersentak, dia hampir melupakan tujuan utamanya ke kota ini, "Ya, nanti sehabis dari sini kita ke makam opa." Mengelus rahang putrinya.
Setelah semua keperluan kerja untuk Cinta lengkap, mereka memilih area foodcourt yang terletak di lantai dasar saja. Saat menuju eskalator dari lantai 3, mereka melihat kerumunan orang di lantai dasar. Di susul suara musik yang mengalun indah.
"Hm, sepertinya ada grupband yang lagi manggung," gumam Diana, "kamu mau nonton?"
"Gak ah Bu, kita cari makan saja. Aku sudah sangat lapar."
Diana hanya mengangguk, sembari memperhatikan kerumunan orang-orang di bawah sana. Pandangannya terhenti saat melihat sosok pemuda yang sedang memainkan drum.
"Sayang tunggu, sepertinya ibu mengenal pemuda itu." menghentikan langkahnya lalu menunjuk pemuda yang memainkan drum.
Cinta mengikuti arah tangan Diana. Matanya membulat.
Dia kan cowok mesum itu! Kenapa ibu bisa mengenalnya?
"Itu pemuda yang nolongin ibu tadi malam," ucap Diana sumringah, tetapi Cinta hanya mengernyitkan alisnya. "Kita turun yuk, samperin dia. Ibu pingin bilang terima kasih."
What? Nyamperin cowok mesum itu? Idih, males banget.
"Ayo!" ajak Diana sebelum menuruni eskalator.
Dengan malas akhirnya Cinta menuruti kemauan ibunya. Mereka menunggu sampai acara musik itu selesai. Terlihat para gadis mulai bergiliran naik ke atas panggung untuk meminta berfoto bersama mereka, terutama ke pemuda yang menyebut namanya Adipati itu.
"Lihat itu Sayang, banyak sekali yang minta berfoto dengan Adipati," tunjuk Diana tetapi, Cinta hanya tersenyum masam.
"Pemuda tampan dan baik hati tentu banyak yang suka," pujinya lagi.
"Ih, Ibu genit," cibir Cinta.
Diana terkekeh mendengar cibiran putrinya, "Kan benar Adipati itu tampan, masak kamu gak bisa liat itu."
Haish, buat apa tampan kalau mesum!
Diana melambaikan tangannya saat pandangan mereka bertemu. Dia memberi kode agar Rangga menghampirinya. Rangga menautkan kedua alisnya bingung tetapi, dia tetap tersenyum dan menghampiri Diana.
"Adipati, 'kan?" sapa Diana.
"Iya benar Bu," jawab Rangga sembari melirik ke arah Cinta yang pura-pura sibuk menyedot minumannya.
"Ingat gak?" Rangga megerutkan dahi. "Ibu yang kamu tolong tadi malam, yang nanya alamat."
Rangga nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya tersenyum simpul. "Owh iya, yang semalam nanya alamat Perum Puri Pelita, 'kan ya?"
"Iya," jawab Diana antusias, "terima kasih ya, kalau semalam tidak bertemu nak Adipati mungkin sampai hari ini ibu masih muter-muter di jalanan."
"Ah sama-sama, Buk." Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh ya, kenalin ini Cinta, putri ibu." menunjuk Cinta. "Cinta kenalan dong!" bujuk Diana.
"Cinta." Mengulurkan tangannya dengan malas.
"Adipati." Membalas uluran tangan Cinta.
Cinta ingin menarik tangannya tetapi, Rangga malah mengeratkan genggamannya. Cinta lalu melotot ke arahnya tetapi, Rangga malah tersenyum nakal dan mengerlingkan sebelah matanya.
Dasar cowok mesum! Selalu mencari kesempatan dalam kesempitan! Cinta.
Akhirnya, i get you, cewek badas! Rangga.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
YuRà ~Tamà💕
Waduhh.. mereka bersaudara... ayahnya sama....😨😨😨
2022-01-05
2
Siti Homsatun
gimana kalo mereka pas saling mencintai ,mereka tau kalo masih saudara ...
2021-10-22
0
Farisi Caem
a adipati sama cinta 1ibu
2021-10-02
1