Aya sengaja datang lebih cepat ke rumah Alya. Niat banget datang buat bantu-bantu apalah biar gak kelihatan banget datang buat numpang cari makan. Aya sudah kenal dekat dengan papa Adam dan mama Mita. Lima tahun bersahabat dengan Alya sudah membuatnya cukup dekat dengan keluarga Alya. Harus Aya akui, kehangatan keluarga Alya sedikit mengobati luka hati dan traumanya terhadap pernikahan. Setidaknya, dia bisa sedikit mensugesti fikiran positifnya untuk tidak menggeneralisasi bahwa tidak semua pernikahan berujung derita. Ada banyak pasangan suami istri yang berhasil meraih surga di dalamnya.
Pernikahan yang sudah menginjak angka 30 tahun namun tetap rukun dan harmonis. Tidak mudah bertahan dengan satu orang satu wajah setiap hari, setiap mau tidur dan bangun tidur masih dengan orang yang sama, hingga menua bersama. 30 tahun itu bukan waktu yang pendek, sungguh luar biasa mereka yang mampu bertahan dalam sebuah ikatan keterikatan yang mengikat seperti pernikahan. Di dalamnya ada tanggung jawab besar, bagaimana bisa dua orang asing bisa bersatu dan mau berkorban untuk satu sama lain.
Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, apa yang membuat seorang perempuan dan laki-laki bisa saling setia?
Cinta???
Ayah dan ibuku saling mencintai, tetapi ayahkulah yang telah membunuh ibuku. Lalu di mana kekuatan cinta itu jika ternyata mampu membunuh?
"Ayaa, udah bantu-bantunya. Sekarang mandi, dandan yang cantik. Kali aja nanti si mas Gagahnya si Alya bisa nyantol." Mama Mita tersenyum genit ke arahku. Ia tau masa laluku, bagaimana traumaku akan pernikahan, beliau tau itu.
"Issshhh.. mama apaan sih?" Aku memandang mama Mita jengah, kelakuan anak dan mama sama saja, selalu sibuk cari jodoh buat aku. Tapi aku tidak pernah marah, aku tau kalau itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang mereka padaku. Keluarga Alya sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri, begitupun dengan mereka. Mereka memperlakukan aku seperti anaknya sendiri. Aku menyayangi mereka. Mereka sudah sangat baik padaku.
Setelah selesai bantu-bantu di dapur tadi, aku bergegas ke kamar Alya, aku mau bersih-bersih badan dulu, rasanya cukup lengket. Tidak enak berpenampilan seperti ini melihat beberapa keluarga Alya sudah mulai berdatangan.
*****
Acara Anniversary pernikahan mama dan papa Alya dilaksanakan sangat sederhana. Mereka hanya mengundang saudara-saudaranya saja. Mama Mita hanya 2 bersaudara, kakaknya Pramudya Hutama yaitu ayah Arga. Sementara papa Adam 4 bersudara. Ini sekalian jadi momen kumpul keluarga diluar hari Lebaran. Meskipun tinggal di satu kota, tapi karena kesibukan masing-masing jadi susah ngumpulnya. Kabar bahagianya, si Alif pacar Alya yang baru saja menyelesaikan S3nya di Jerman juga akan hadir malam ini bersama kedua orang tuanya untuk melamar Alya.
Jadi acara kumpul-kumpul keluarga ini digelar bukan hanya untuk merayakan hari pernikahan mereka, tapi lebih khusus untuk membahas masa depan anak kesayangan mereka yaitu Alya.
Sebenarnya, sudah lama Alya dan Alif ingin menikah, hanya saja ketika panggilan S3 Alif dari Jerman datang, mereka memutuskan untuk menunda pernikahannya. Mereka pasrah pada takdir. Kalau memang jodoh, tidak akan kemana.
Alya dan Alif berteman sejak SMA. Kedekatan mereka baru terjalin saat Alif datang mengantar ibunya ikut Arisan yang kebetulan saat itu diadakan di rumah Alya. Saat itu Alya sudah menjadi dokter spesialis kandungan dan Alif sendiri sudah bekerja di sebuah perusahaan Penerbangan di Jepang. Dari pertemuan itu, mereka saling bertukar nomor kontak, dilanjutkan saling bertukar kabar dan akhirnya Alif mengutarakan perasaannya. Gayung bersambut, Alya pun menerima perasaan Alif.
Hubungan jarak jauh tentu saja menimbulkan banyak kerikil-kerikil dalam hubungan mereka. Kadang bertengkar, kadang tertawa sudah seperti kaki kanan dan kaki kiri yang terus bergantian melangkah. Begitulah hubungan mereka.
Maka jadilah Aya tempat sampah Alya dan Alif. Kadang Aya yang ingin duluan menyerah menyikapi hubungan rumit mereka. Tapi lama kelamaan, baik Alif maupun Alya seperti menemukan pencerahan tentang makna jodoh.
Akhirnya tak ada lagi drama-drama kolosal hanya karena kurangnya komunikasi. Alya dan Alif sepakat untuk saling percaya satu sama lain dan menyerahkan segala sesuatunya pada ketetapan Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, maka jadilah. Namun, jika Tuhan berkata lain, tak ada sikap lain yang bisa diambil selain ikhlas menerimanya.
*****
Beberapa saudara dan sepupu Alya beserta anak-anaknya sudah pada datang, termasuk ayah dan ibu Arga.
Alya begitu heboh menyambut om, tante, saudara sepupu dan ponakan-ponakannya. Alya memeluk dan menciumi satu-satu ponakan-ponakan anak sepupunya itu. Alya sangat suka anak kecil. Kadang-kadang tingkah konyolnya malah membuat anak kecil takut padanya, tapi bukan Alya namanya jika tidak bisa memgambil hati setiap anak kecil yang disukainya.
Matanya menjelajah menyisir segala ruang, merasa ada yang kurang.
"Mas gagah mana tante?" Tanyanya pada ibu Arga, Andini.
"Udah di jalan katanya, bentar lagi nyampe. Duh.. anak perawan, akhirnya mau buka segel juga." seketika tawa Alya dan Ibu Andini bergema mengisi ruang.
"Ini siapa, Al?" Mata ibu Andini menangkap seorang gadis cantik yang baru pertama dilihatnya. Seperti tidak asing dengan wajahnya, tapi ia lupa pernah ketemu dimana.
Alya menarik tangan Aya mendekat ke ibu Andini, "kenalin tante, soulmate Alya, namanya Aya." jawab Alya memperkenalkan Aya.
"Cantik kan tante, masih ori, pepet aja, kali aja bisa jadi jodohnya mas Gagah." Bisik Alya ke telinga tantenya tapi masih bisa di dengar oleh Aya.
Aya meraih kedua tangan ibu Andini lalu mencium punggung tangannya. "Aya tante." Seulas senyum manis merekah di wajahnya. Menambah kesan manis dan cantiknya seorang Aya. Ia melirik menatap tajam ke arah Alya, seolah ingin mengibarkan bendera perang.
"Masyaa Allah.. cantiknya. Aya tinggal dimana? Ini teman di Rumah Sakit atau teman sekolah dulu?" tanya ibu Andini memberondong Aya.
"Saya tinggal sendiri di apartemen tante. Saya sama Alya satu tempat kerja, hanya saja beda jurusan." jawab Alya.
"Ooo.. begitu. Berarti nak Aya dokter juga yah?"
"Iya tante, kebetulan saya di ortopedi. Kalau tante ada masalah dengan tulangnya, datang aja ke rumah sakit." jawab Aya sedikit berbasa basi.
"Maasyaa Allah, udah cantik, dokter pula." ucapnya kagum.
"Menantuable banget kan tante?" Seloroh Alya yang disambut tawa renyah ibu Andini.
Sementara Aya hanya bisa geleng-geleng kepala, Alya betul-betul adalah ujian paling nyata di dalam hidup Aya.
Sreeeettttt
Braaakkkkkkkk
Sayup-sayup terdengar suara rem berdecit diikuti suara hantaman keras terdengar dari jalanan depan rumah. Hampir semua orang menghambur keluar mendekati asal suara penyebab kepanikan seisi rumah.
Terlihat Arga berjalan pincang, menyeret satu kakinya yang sepertinya terluka.
×××××
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Edah J
Nih calon pasien spesialmu Aya 😁
2023-01-15
0