Ara membuka pagar rumahnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Ryuu sudah berada didepan rumahnya. Tanpa fikir panjang, Ara segera berlari meninggalkan Ryuu. Bagaimanapun, Ara tidak ingin melihat Ryuu untuk saat ini.
"Al, ayo berangkat sekolah bersama!" teriak Ryuu sambil berusaha mengejar Ara dengan sepedanya.
Ara semakin mempercepat laju larinya. Sambil berlari, fikirannya itu terfokus pada kejadian tadi malam. Ya, kejadian saat Ryuu mengambil first kiss-nya. Entah kenapa, Ara hanya merasa tidak mau melihat wajah Ryuu untuk sekarang.
SRETTT!!
Ryuu berhasil mencegat Ara dengan sepedanya. Melihat itu, Ara berusaha untuk memutar balik arah. Namun, itu sudah terlambat. Karna Ryuu langsung menarik tangan Ara agar tidak kemana-mana.
"Kau kenapa, sih? Dari semalam tingkahmu aneh."
Ara membuang muka, ia hanya diam tanpa suara.
"Hei, lihat aku. Aku paling benci pada orang yang tidak menatapku ketika aku sedang bicara."
Ara masih diam. Kali ini ia malah menunduk. Ryuu tidak tahu bahwa Ara sekarang sedang panik dalam hatinya. Jantungnya seakan bisa meledak pada saat itu juga. Ara benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.
"Ah! Hahaha, sekarang sudah jam setengah 7! Lebih baik kita berangk-"
"Jawab aku."
DEG!
Entah kenapa, ucapan dingin Ryuu yang tadi sukses membuat Ara terkejut. Sepertinya kali ini Ryuu benar-benar serius dan akan marah jika Ara tidak menjawab pertanyaannya. Apa yang harus Ara lakukan?
Baru saja Ara membuka mulutnya, tiba-tiba Ryuu melepaskan genggamannya pada tangan Ara.
"Sudahlah, lupakan. Sepertinya kau memang tidak mau cerita."
"E-eh.. tapi ini aku mau-"
"Naiklah. Kau bisa kesiangan jika berjalan kaki ke sekolah sekarang," ucap Ryuu yang sepertinya kelihatan benar-benar marah pada Ara.
"ARGHHH! MATI AKUUU!!!" batin Ara mengutuk dirinya sendiri.
***
"Ra, kau kenapa sih? Tidak biasanya melamun seperti ini," Ucap Angel yang menghampiri Ara di kantin dan sukses membuat lamunan Ara terbuyarkan.
Ara menghela nafas, "Aku gelisah. Gundah. Gulana."
Angel tertawa mendengar jawaban Ara seraya duduk di samping sahabatnya itu.
"Ada apa? Cerita dong. Kau ditembak oleh Ryuu?"
"BUKAN!" seru Ara sambil membelalakan matanya kesal.
"Lalu, apa? Biasanya kalau gelisah seperti ini pasti ada sesuatu padamu soal Ryuu, kan?"
Bukan menjawab, Ara malah memonyongkan bibirnya. Ia refleks memeluk Angel dengan erat. Begitu erat hingga Angel susah bernafas.
"Uhuk! Uhuk! Ra, lepaskan! Aku kehabisan nafas ini!"
Ara dengan cepat melepaskan pelukannya, "Angel, aku mau bertanya. Apa kau pernah ber-"
Ara menghentikan ucapannya. Ia mencoba memberi isyarat pada Angel dengan kedua jari telunjuknya yang ia tempelkan. Angel mengerinyitkan dahinya bingung. Rupanya ia tak mengerti apa yang Ara sampaikan.
"Dua telunjukmu kenapa ditempelkan seperti itu?"
"Ih, kau tak mengerti ya?"
"Jelaskan to the point saja, Ra. Aku tidak mengerti sama sekali."
Ara akhirnya mengangguk dan mengiyakan ucapan Angel. Dengan keberanian yang ia punya, ia mencoba menceritakan kejadian tadi malam yang menimpa dirinya. Ya, saat Ryuu sudah mengambil first kiss-nya Ara.
Untuk sesaat, Angel terlihat begitu terkejut mendengar cerita Ara. Namun, lama-kelamaan ekspresi wajah Angel berubah. Membuat Ara yang sudah bercerita malah bingung melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Angel, kenapa kau malah terlihat sedih?" Tanya Ara mengerinyitkan dahinya.
"Tidak. Hanya saja, aku kasihan padamu."
"Kasihan?"
"Iya, Ryuu sudah begitu jahat mengambil first kiss-mu tanpa izin terlebih dahulu. Dan parahnya, dia tak mengingat kejadian itu sama sekali."
Ara mengangguk tanda mengerti, "Dibanding dibilang ciuman, sepertinya bibirku hanya bertabrakan saja dengan bibirnya. Buktinya, ini lihat. Bibirku sampai sobek karna saking kencangnya bertabrakan dengan bibir Ryuu," kata Ara sambil menunjukan bibirnya yang terluka dibagian bawah.
"Jika aku jadi kau, aku pasti akan marah pada Ryuu. Meskipun aku menyukai Ryuu, aku tetap akan marah padanya karna dia tidak ingat sudah mengambil first kiss-ku," ujar Angel agak kesal.
Ara tertawa, "Ngomong-ngomong, apa kau sudah pernah kehilangan first kiss-mu juga?"
DEG!!!
Pertanyaan Ara seketika membuat Angel terdiam. Entah kenapa suasana menjadi hening dan aneh. Menyadari akan hal itu, Ara mencoba untuk membuka suara.
"Dilihat dari segi manapun, sepertinya tidak akan ada cowok yang mau mengambil first kiss-nya Angel, ya. Kau kan tomboy, mana ada cowok yang suka padamu."
DEG!!!
Ara dan Angel segera menoleh ke arah sumber suara. Tepat di belakang mereka, terdapat Sam yang sedang tersenyum tanpa dosa sambil meminum es bubble tea.
"SEJAK KAPAN DIA ADA DISITU?!" batin Ara dan Angel bersamaan.
"Dasar penguping! Kau mendengarkan semua percakapan kita dari awal, ya!" seru Angel benar-benar kesal pada Sam.
"Manusia tidak tahu malu! Ayo, Angel. Kita pergi dari sini," tambah Ara sambil menarik tangan Angel dan pergi meninggalkan Sam yang masih tersenyum tanpa dosa.
"Dia benar-benar menarik," gumam Sam sambil terus memperhatikan dua sahabat itu dari jauh.
***
"Oke, saatnya kita bagi kelompok Bahasa Indonesia! Masing-masing kelompok 6 orang ya!"
Semua murid kelas 3 MIPA B berhamburan, memilih orang yang ingin dijadikan satu kelompok oleh mereka. Melihat itu, Ryuu hanya diam memperhatikan semua temannya yang berhamburan. Beda dengan Ara dan Angel yang kini sudah punya kelompok berisi 5 orang.
"Ra, ajak Ryuu ke kelompok kita! Lihat, dia belum punya kelompok!" seru Angel seraya mendorong Ara agar mendekati Ryuu. Ara pun mengangguk bersemangat.
"Ryuu, mau tidak ke kelompok-"
"Ryuu, sini. Kau belum punya kelompok, kan?"
Ucapan Ara dipotong begitu saja oleh Revina. Dengan cepat, Ara melirik kesal Revina yang berdiri disampingnya. Entah sengaja atau tidak, Revina terlihat tersenyum manis seolah tak berdosa.
Ryuu hanya diam sambil menatap Ara dan Revina di depannya. Tatapan Ryuu seperti biasa memang selalu membuat Ara meleleh. Dan Ara merasa, mungkin Revina juga saat ini meleleh sama sepertinya.
"Ryuu! Sini! Kelompok kami cowok semua dan kurang 1 orang!" aeru Sam sambil berjalan menghampiri Ryuu.
Kali ini Ara dan Revina menatap kesal Sam yang tiba-tiba datang menghancurkan suasana begitu saja. Menyadari ditatap seperti itu, Sam menggaruk kepalanya tak mengerti. Kenapa dua teman ceweknya itu menatapnya kesal sekarang?
Ryuu terlihat tanpa pikir panjang langsung berjalan menghampiri kelompok Sam. Ya, tentu saja itu membuat Ara dan Revina kecewa bersamaan. Tapi, setidaknya Ara merasa lega. Entah kenapa tadi ia takut sekali Ryuu akan memilih Revina ketimbang ia. Bagaimanapun, jalan pikiran Ryuu masih belum bisa ditebak oleh Ara walau persahabatan mereka sudah 10 tahun lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Pembacaaaa_
jejak
2020-08-27
0
Langit Merah Muda
Haloo mampir, baru baca sampai sini nanti di lanjut lagi, mangattssss
2020-06-21
0
(HIATUS) Haru-kun 🍒 V a.k.a L
Terus
2020-04-30
0