"Ra, Ryuu memperhatikanmu tahu. Kau yakin mau diam saja seperti ini?"
Ara menatap Angel yang bertanya padanya. Sambil menghela napas, pandangan Ara kini menyapu seluruh ruangan kelas. Hari ini, kerja kelompok di adakan di kelas itu. Ya, kerja kelompok bahasa Indonesia, seperti minggu kemarin.
"Kau sudah seminggu mendiamkan Ryuu, kan? Apa Ryuu tak bertanya apapun padamu?"
Ara masih saja diam. Entah bagaimana matanya dan mata Ryuu sempat bertemu, lalu dengan cepat Ara mengalihkan pandangannya. Berusaha untuk mengacuhkan Ryuu yang masih menatapnya di meja lain.
"Duh, Ra. Kalau kau begitu terus, bisa-bisa Ryuu jatuh ke pelukan perempuan lain, tahu."
"Hah? Maksudmu?" tanya Ara yang kali ini membuka suaranya.
"Mungkin kau pikir Ryuu tidak akan dekat dengan perempuan lain selain dirimu, kan? Ya, karna kau sahabatnya. Tapi, bisa saja kan Ryuu mencari 'sahabat lain' karna sahabatnya sendiri mengacuhkan dia," jelas Angel.
Ara mengangguk-angguk tanda membenarkan ucapan Angel.
"Tapi, Ngel. Sebenarnya aku sudah lama mendiamkan Ryuu."
"Serius? Berapa lama?"
"Hampir 1 minggu lebih."
Angel membelalakan matanya kaget sambil berteriak, "WHAT?!"
Seketika 1 kelas menoleh ke arah Angel semua. Dengan wajah merah menahan malu, Angel menutup mulutnya. Ara yang menyadari hal itu juga ikut malu sama seperti sahabatnya tersebut.
"Angel, ada apa? Tugas kelompokmu sudah selesai?" Tanya Pak Gilang, guru bahasa Indonesia mereka.
"Belum pak, belum selesai," jawab Angel malu-malu.
"Ya sudah, kerjakan yang benar. Jangan ribut. Waktunya tinggal 20 menit lagi untuk mengumpulkan."
Ara dan Angel mengangguk bersamaan. Sedangkan 4 orang di kelompok mereka berdua menatap mereka kesal.
"Ara, Angel. Jika ingin cerita-cerita lebih baik nanti saja. Kita sekarang sedang kerja kelompok, ingat," ujar salah satu diantara mereka dengan ketus.
"Iya, iya maaf," kata Angel dan Ara bersamaan.
***
ISTIRAHAT JAM 10:05
"Ara, jelaskan padaku obrolan kita yang sempat terpotong tadi," ucap Angel ketika mereka baru saja duduk di bangku kantin.
Bukannya menjawab, Ara malah menoleh kanan-kiri, depan dan belakang. Dia hanya tak mau ada Sam yang menguping pembicaraan mereka untuk ketiga kalinya.
"Kau mengkhawatirkan Sam? Tenang saja, kau kan tahu hari ini Sam tidak sekolah karna sakit," kata Angel yang mengerti gelagat aneh Ara.
"Oh, kau benar. Aku lupa dia tak sekolah karna sakit. Mungkin itu karma karna dia sering menguping, haha."
Ara dan Angel pun tertawa bersamaan.
"Cepat ceritakan padaku, aku penasaran tahu. Kenapa kau bisa tahan mendiamkan Ryuu selama itu?"
"Jadi begini.."
#FLASHBACK ON
Hari ke-1
Sepulang sekolah, di kelas..
"Al, temani aku ke minimarket. Aku disuruh Bunda untuk membeli beberapa bumbu instan untuk masak."
"Ma-maaf, aku sedang buru-buru. Kau ke minimarket saja sendiri."
Ryuu dengan cepat menahan Ara agar tidak keluar kelas. Tangannya mendarat di tembok, tepat di samping wajah Ara.
Ara menoleh, "Ke-kenapa Ryuu? Kau marah aku tak mau menemanimu?"
Ryuu menatap tajam Ara. Cukup lama. Hingga yang ditatap jadi salah tingkah.
"A-aku pulang duluan ya! Kau hati-hati ke minimarketnya, Dah!!!" Ujar Ara seraya menepis tangan Ryuu yang menghalanginya. Ia pun segera berlari terburu-buru meninggalkan Ryuu yang masih berada di kelas.
Hari ke-4
"Al, ini. Bunda menyuruhku memberikan jaket ini padamu."
"Jaket? Untukku?"
"Iya, kan kau tahu sendiri sekarang cuaca sedang dingin. Nih, pakai."
Ara dengan ragu menerima jaket yang disodorkan Ryuu. Tak berapa lama kemudian, jaket tersebut sudah melekat di tubuh kecil Ara.
FLICK!
"Aww!" Ara meringis sakit karna dahinya dijentik begitu saja oleh Ryuu.
"Itu hukumanmu karna kau meninggalkan aku 3 hari yang lalu di kelas sendirian," ujar Ryuu datar dengan ekspresi dinginnya.
Ara memanyunkan bibirnya sambil berlari meninggalkan Ryuu. Dalam hatinya, masih tersimpan rasa kesal karna Ryuu masih belum ingat apa yang terjadi diantara mereka beberapa hari yang lalu.
Ya, benar. Saat Ryuu mengambil first kiss-nya Ara.
Hari ke-7
"Ayo pulang bersama."
"E-eh? Ryuu, kau pulang saja sendiri ya. Aku mau ke-"
Ryuu dengan cepat menggebrak dinding yang ada di sebelah Ara. Tatapannya begitu tajam hingga Ara tak berani menoleh ke belakang.
"Tadi pagi kau juga bilang begitu padaku. Kau membenciku bukan, sih?"
Ara merasa bulu kuduknya merinding mendengar pertanyaan Ryuu. Tanpa aba-aba, Ara segera berlari menjauhi Ryuu. Lagi-lagi, Ryuu ditinggalkan begitu saja.
Hari ke-11
"Al, kau mau pulang duluan kan?"
"I-iya. Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya ingin memastikan saja."
Ara kemudian pergi begitu saja. Ia merasa, Ryuu sudah terbiasa dengan semua ini. Mungkin saja, Ryuu merasa tak masalah dengan persahabatan mereka yang sebentar lagi kandas. Dan jujur saja, Ara merasa sedih dan takut akan hal itu.
#FLASHBACK OFF
"Kau bodoh, apa?! Kalau kau merasa sedih dan takut akan kehilangan Ryuu, kenapa kau masih tega mendiamkannya?" tanya Angel cukup geram.
Ara memanyunkan bibirnya, "Sebenarnya, karna aku terlalu lama mendiamkannya, aku jadi bingung juga mau bicara apa padanya."
Angel mengangguk mengerti, "Kurasa, lebih baik kau bilang saja pada Ryuu. Bahwa alasanmu mendiamkan Ryuu karna dia menciummu. Kau harus berusaha membuatnya ingat kesalahannya itu."
"Ah, No No No! Aku terlalu malu mengatakannya."
"Ah, pembicaraan yang menarik sekali, ya."
DEG!!!
Ara dan Angel dikejutkan dengan kedatangan Ryuu yang entah dari mana asalnya. Tapi, seperti tak merasa bersalah, Ryuu menatap Ara dingin.
"Kau.. menguping?" tanya Ara cukup takut.
"Tidak, kebetulan saja aku lewat sini," jawab Ryuu dengan cepat.
"Duh, giliran Sam yang tidak menguping, malah Ryuu yang sekarang menguping!" batin Ara dan Angel dalam hati.
"Kenapa? Kenapa kalian terlihat takut seperti itu?" tanya Ryuu dengan wajah tanpa dosa.
Ara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ti-tidak kok, haha."
Ryuu diam, tatapannya itu tak sedikitpun berpindah selain menatap Ara. Bahkan, dari tadi pun matanya tak menatap Angel yang ada disebelah Ara sama sekali. Dan sialnya, Ara malah salah tingkah.
"Oh, iya. Bunda menyuruhmu untuk ke rumah nanti malam. Katanya, Bunda mau masak udang asam manis kesukaanmu," ujar Ryuu sambil berjalan menjauh. Namun, sebelum benar-benar pergi, Ryuu mengucapkan 1 hal lagi.
"Terserah kau mau datang atau tidak. Boleh saja kau menjauhiku, tapi ku harap kau tidak menjauhi Bundaku. Dia sangat menyayangimu."
Ara dan Angel diam untuk beberapa saat. Perkataan Ryuu benar-benar membuat dua gadis itu Speechless.
"Ra! Ini kesempatanmu! Malam ini, kau harus membuat Ryuu ingat! Kau harus bilang padanya tentang ciuman itu! Karna, kalau kau terus-terusan mendiamkannya seperti ini, bisa-bisa Ryuu salah paham dan malah menjauhimu!" tegas Angel seraya menepuk pundak Ara.
Ara mengangguk setuju. Dia mulai mengumpulkan tekad untuk mengakui semuanya malam ini pada Ryuu. Dalam hati, ia berharap semoga Ryuu ingat apa yang terjadi diantara mereka. Karna bagaimanapun, Ara memang tidak tega menghindari Ryuu terus-terusan.
Ia..
Sudah terlalu menyukai Nakajima Ryuu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Naoki Miki
Lima like untukmu kak smngaatt😍🤗
2020-11-08
0
🍬🧀Kara
Holla thor,,,
Chessy mampir bawa like like nihh...
SEMANGATTT🔥
2020-09-09
2
Reanza
Baca sampai sini..
2020-06-30
1