STUCK IN FRIENDZONE
Altheara membuka matanya perlahan. Di hadapannya, seorang lelaki berwajah tampan, hidung mancung, dan mata yang indah sedang menatap Ara sekarang. Di tatap seperti itu, Ara jadi salah tingkah. Ia benar-benar tak tahu harus bagaimana ditatap oleh malaikat tampan itu.
Perlahan tapi pasti, wajah si malaikat tampan mendekat. Kini wajahnya dengan wajah Ara hanya berjarak sekitar 5cm saja. Dengan jantung yang berdebar, Ara mencoba untuk menutup matanya. Dia seakan sudah tahu bahwa malaikat tampan dihadapannya itu akan menciumnya.
Lalu, setelah itu...
TOK! TOK! TOK!
"ARA! BANGUN! SUDAH JAM BERAPA INI?"
Teriakan khas Ibu Ara (Santia) membangunkan tidur anaknya dari luar kamar. Dengan perasaan kesal, Ara mencoba untuk menarik selimut lagi. Dia sungguh kesal karna mimpi indahnya malah terhenti begitu saja.
"HEI, BANGUN! KAU BISA KESIANGAN KE SEKOLAH, ARA!"
Lagi-lagi teriakan Santia tidak digubris oleh Ara. Gadis SMA kelas 3 itu malah menutup telinganya dengan bantal. Sambil menggerutu, Ara mencoba melanjutkan tidurnya.
Merasa tak dihiraukan oleh sang anak, Santia memutuskan untuk pergi ke dapur. Ia melanjutkan kegiatan membuat sarapannya yang terpotong karna harus membangunkan Ara. Ara memang tergolong anak yang mudah bangun dari tidur, tapi malas untuk segera beranjak dari kasurnya.
"Ah, aku tidak bisa melanjutkan mimpi yang tadi!" gerutu Ara seraya bangun dari kasurnya. Ia pun berjalan, berniat membuka pintu kamarnya. Namun, belum sempat Ara membuka knop pintu, pintu kamarnya itu sudah terbuka duluan.
"Ayo berangkat sekolah, pemalas."
Mata Ara membelalak kaget melihat malaikat tampan di mimpinya tadi ada di hadapannya sekarang. Dia sungguh senang bisa melihat teman masa kecilnya itu ada didepan kamarnya.
"Ryuu. Kau berniat masuk kamarku, ya? Kau mau membangunkanku, kan?" tanya Ara sambil tersenyum-senyum.
Ryuu menatap Ara datar. Bukan menjawab, Ryuu malah pergi begitu saja meninggalkan Ara yang masih tersenyum-senyum sendiri. Namun, sebelum benar-benar pergi, Ryuu mengatakan sesuatu.
"Cepat siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Atau kau akan aku tinggalkan berangkat sendirian."
Senyuman Ara semakin melebar, "Siap, Bos! Tunggu aku sebentar ya!" Kata Ara dengan penuh keceriaan.
***
"Mommy, aku berangkat ya!"
Santia tersenyum manis, "Hati-hati ya, sayang! Hati-hati, Ryuu!"
Ara membalas senyuman Ibunya. Detik selanjutnya, ia dan Ryuu segera pergi mengendarai sepeda mereka masing-masing menuju sekolah. SMA Soetomo, tepatnya berada di tengah-tengah kota tempat mereka tinggal.
"Ryuu! Tunggu aku! Kau terlalu cepat mengayuh!" seru Ara sambil berusaha mengayuh sepedanya lebih cepat agar sejajar dengan Ryuu.
"Kau terlalu lambat," ujar Ryuu dingin. Sepedanya itu semakin menjauhi Ara saja. Jauh di depan Ara.
"Huh! Aku tahu sih hari ini hari pertama aku naik kelas 3 SMA. Tapi, kan tidak harus terburu-buru seperti itu juga!" gerutu Ara seraya mengerucutkan bibirnya sebal.
***
Ara dan Ryuu sudah sampai di SMA Soetomo. Setelah mem-parkir sepeda mereka masing-masing, mereka pun segera pergi menuju papan pengumuman.
"Wah, hatiku berdebar sekali. Ku harap, aku 1 kelas lagi dengan Ryuu tahun ini." Batin Ara sambil mengikuti langkah kaki Ryuu dari belakang.
Tak lama kemudian, mereka berdua sudah sampai. Di hadapannya sekarang terpampang papan pengumuman pembagian tiap kelas. SMA Soetomo memang menjalankan sistem acak untuk menentukan tiap kelas. Dan Ara beruntungnya selalu saja 1 kelas bersama Ryuu. Dari mereka SD, SMP, hingga kelas 2 kemarin. Ara berharap tahun terakhirnya di SMA Soetomo bisa ia habiskan bersama Ryuu.
"Tumben sekali sepi. Biasanya setiap hari pertama sekolah, lobi papan pengumuman pasti selalu ramai ya," ucap Ara sambil tertawa kecil. Ia dan Ryuu mencoba mencari nama masing-masing di papan pengumuman.
"Kita kesiangan, bodoh. Yang lain sudah berada di kelas mereka sekarang," kata Ryuu sambil menatap sinis Ara. Di tatap seperti itu, Ara hanya cengengesan.
"Ah! Ketemu! Altheara.. kelas 3 MIPA B. Lalu.. Nakajima Ryuu.."
"Ryuu! Tahun ini kita sekelas lagi!" sambung Ara begitu senang. Ia berniat untuk memeluk Ryuu, tapi cowok tampan itu menahan tubuh Ara.
"Ah, berarti tahun ini kau akan merepotkanku lagi ya." Ujar Ryuu sambil pergi meninggalkan Ara menuju kelasnya. Kelas 3 MIPA B.
"Terimakasih, Tuhan! Ku harap, tahun terakhir aku berada di SMA ini menyenangkan. Ku harap hubunganku dengan Ryuu ada kemajuan," batin Ara senang sambil berjalan mengikuti Ryuu dibelakang.
***
"Oke, semuanya. Mulai hari ini Ibu akan jadi wali kelas kalian. Tapi, karna hari ini Ibu ada urusan, jadi Ibu mohon kalian tentukan ketua kelas, sekretaris, dan bendahara sendiri ya," ujar Bu Mika, guru Kimia sekaligus wali kelas 3 MIPA B.
Setelah Bu Mika pergi, kelas mulai berisik. Bukan karna senang Bu Mika tak ada, tapi karna melihat Nakajima Ryuu. Ya, para cewek di kelas itu tak bisa menahan histeris mereka saat melihat Ryuu. Apalagi untuk mereka yang baru tahun ini sekelas dengan cowok tampan itu.
"Ryuu! Tak ku sangka kita tahun ini bisa sekelas!"
"Benar yang diucapkan orang-orang, kau begitu tampan. Kyaaa!!!"
"Boleh minta nomor ponselmu? Kita kan sekarang sudah jadi teman sekelas!"
"Ryuu, kau blasteran Indo-Jepang kan? Coba bicaralah sedikit bahasa Jepang. Kita ingin mendengarnya!"
Ara tertawa kecil melihat Ryuu yang dikerumuni banyak cewek dikelasnya. Ara tahu, Ryuu itu orangnya sangat susah didekati. Dia tak akan begitu mudah dekat dengan cewek. Karna menurutnya, Ryuu hanya akan dekat dengannya saja.
"Ara, kau tak keberatan Ryuu dikerumuni cewek seperti itu?" tanya Angelica Nasution, sahabat Ara sejak SMP. Mendengar pertanyaan itu, Ara hanya tertawa.
Angel menatap Ara bingung, "Kau tak keberatan? Bagaimana jika Ryuu menyukai cewek diantara mereka?"
"Tidak. Ryuu bukan orang yang mudah dekat apalagi suka kepada orang lain. Aku sudah mengenal dia dari umur 8 tahun, Angel. Kau kan tahu itu, haha."
"Tapi, kan-"
"Kau bisa lihat sendiri, kan? Cewek-cewek itu terus saja berbicara. Tapi Ryuu malah asik main game di ponselnya. Itu tandanya Ryuu tidak tertarik pada cewek-cewek kelas kita."
Angel tertawa, "Kau juga cewek di kelas ini, tahu! Berarti Ryuu juga tidak tertarik padamu."
"No. No. No. Itu jelas berbeda. Aku ini berbeda dengan cewek-cewek itu. Aku mengetahui semua tentang Ryuu. Apa yang ia sukai, tidak sukai, hobinya, kebiasaannya, ucapan dinginnya, dan yang terpenting.. aku dekat dengan keluarganya!" seru Ara bersemangat sambil tersenyum manis.
Angel mengangguk-angguk, "Tapi, bukankah percuma jika hubungan diantara kalian hanya sebatas teman saja dan tak ada perubahan?"
DEG !!!
Ucapan Angel membuat semangat Ara hancur. Ara langsung mengerucutkan bibirnya sebal sambil duduk di kursinya. Mengetahui ucapannya itu membuat Ara tersindir, Angel segera menangkan Ara.
"Ra, Ara. Maksud aku bukan seperti itu. Aku minta maaf ya."
"Tidak apa-apa. Malah itu membuatku semangat, Angel. Lihat saja, tahun ini akan aku buktikan kepada semua orang bahwa aku bisa keluar dari zona teman!" Ujar Ara yang semangatnya sudah kembali seperti semula.
Angel mengacungkan jempol sambil tersenyum. Dalam hatinya, ia juga berharap semoga hubungan Ara dan Ryuu ada kemajuan walau hanya sedikit saja.
"Ryuu! Kau mau kemana? Tunggu kami!"
Ara melihat Ryuu pergi dari kerumunan cewek di kelasnya. Dengan cepat, Ara berlari lalu menghadang para teman ceweknya itu agar tak mengikuti Ryuu yang keluar dari kelas.
"Ara, kami mau menyusul Ryuu! Awas!" seru salah satu diantara mereka.
Ara tersenyum canggung, "Maaf ya teman-teman. Ryuu orangnya memang tidak bisa di ganggu. Jika dia pergi seperti itu, berarti dia terganggu oleh kalian."
"Hah? Kau tahu darimana kami mengganggunya?"
"Ya, benar. Kami hanya mengajaknya bicara saja. Kau jangan sok tahu!"
Ara mengernyitkan dahinya. Ia mencoba berpikir keras untuk menjawab ucapan teman-temannya itu. Bagaimanapun, Ara tidak mau teman-teman ceweknya itu mengganggu ketenangan malaikat tampannya.
"Hei, memangnya kau tidak tahu bahwa Ara itu teman masa kecilnya Ryuu? Mereka tumbuh dewasa bersama. Jadi wajar saja Ara tahu semua tentang Ryuu," bela Angel yang tiba-tiba menghampiri Ara.
Merasa terbela, Ara tersenyum penuh kemenangan.
"Hah? Benarkah? Kau teman masa kecilnya Ryuu? Wah enaknya!"
"Berarti, kita bisa tanya-tanya soal Ryuu kepadamu ya, Ara."
"Asyik! Dengan begitu kita tidak harus langsung bertanya pada Ryuu tentang dirinya."
Ara hanya melongo mendengar ucapan teman-temannya sekarang. Ia tak menyangka teman-temannya itu malah senang mengetahui Ara teman masa kecilnya Ryuu. Tapi, tanpa Ara sadari, sebenarnya ada 1 orang diantara teman ceweknya itu yang menatap Ara kesal. Revina Kyle.
***
"Oke, sesuai amanat dari Bu Mika, ayo kita tentukan struktur kelas!" seru Maha Samudra yang berdiri di dekat papan tulis. Tangannya itu sudah bersiap-siap memegang spidol.
Samudra atau biasa dipanggil Sam adalah teman Ara dari SMP juga. Sama seperti Angel. Bedanya, Sam sering sekali berdebat dengan Ara. Mereka tak pernah akur. Itu karna Sam selalu saja mengganggu Ara.
"Oke, ada yang siap untuk jadi ketua kelas?" tanya Sam pada semua teman di kelasnya.
Semua yang disitu saling berpandangan. Nyatanya, tak ada 1 orang pun yang mau menjadi ketua kelas. Karna apa? Menurut mereka, menjadi ketua kelas itu sangat melelahkan karna harus selalu siap jika ada kegiatan kelas/sekolah.
"Baiklah. Tidak ada yang mau? Juli? Melati? Angel? Atau Revina? Atau yang lainnya?" tawar Sam pada mereka semua. Namun, saat nama Revina disebut, Ara langsung melihat ke arah Revina.
"Nah, benar! Di kelas 2 kemarin kan Revina jadi ketua kelas. Bagaimana jika tahun ini kau jadi ketua kelas lagi? Kau kan sudah berpengalaman!" kata Ara pada Revina. Namun, bukan menjawab, Revina malah menatap Ara kesal.
"Ara, sepertinya kau saja yang jadi ketua kelas. Kau kan banyak bicara, dan bisa diandalkan," ucap Sam menyindir Ara. Disindir seperti itu, Ara melotot ke arah Sam dan dibalas tawa meledek oleh teman cowoknya itu.
Tiba-tiba saja, pintu kelas terbuka. Kedatangan Ryuu yang baru saja masuk ke kelas membuat seisi kelas menatap Ryuu. Di tatap oleh semua teman sekelas, Ryuu malah dengan santai berjalan dan duduk di kursinya.
"Ryuu, kau dari mana saja?" tanya Ara hampir berbisik. Tempat duduk Ara dan Ryuu memang berdekatan, jadi itu memudahkan Ara untuk berbicara dengan Ryuu.
"Bukan urusanmu," jawab Ryuu sambil menatap lurus ke depan papan tulis.
"Nah, Ryuu. Bagaimana jika kau saja yang jadi ketua kelas?" tawar Sam tiba-tiba. Ia menatap Ryuu dengan tatapan memohon.
"Ah, begini. Ryuu sepertinya tidak akan mau-"
"Baiklah. Aku tidak keberatan," kata Ryuu yang memotong ucapan Ara. Ara pun membelalakan matanya kaget.
"Kau yakin, Ryuu? Kau kan pernah bilang padaku, bahwa kau tidak suka diandalkan. Jadi ketua kelas tentu saja kau akan selalu diandalkan, bukan?"
Ryuu hanya diam sambil melirik Ara sekilas. Karna ucapannya itu tak di respon, Ara dengan cepat mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.
"Ara? Ada apa? Kau mau ke kamar mandi?" tanya Sam lagi-lagi meledek.
"Biarkan aku menjadi sekretaris!" seru Ara dengan penuh semangat. Sam, Angel, dan Revina tentu saja terkejut dengan ucapan Ara. Begitu juga dengan Ryuu. Mereka semua tahu bahwa Ara adalah orang paling ceroboh dan tidak bisa diandalkan.
"Ara. Kau yakin?" tanya Angel yang posisi tempat duduknya ada di hadapan Ara.
"Iya, aku yakin. Aku akan membantu ketua kelas dengan sepenuh hati," jawab Ara sambil tersenyum pada Ryuu. Tapi, yang di senyumi malah menatap Ara dingin.
"Aku malah merasa akan di repotkan," gumam Ryuu namun masih bisa didengar oleh Ara. Mendengar itu, Ara tertawa canggung.
"Ya sudah, karna waktu jam pelajaran mau habis. Bagaimana jika sisanya kalian saja yang atur? Sisanya tinggal menentukan bendahara, seksi kebersihan, seksi keamanan, dan seksi kerohanian," ujar Sam lalu dibalas anggukan oleh Ara dan Ryuu.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu. Tapi, Ara dan Ryuu terjebak di kelas. Mereka belum bisa pulang karna harus menentukan struktur kelas yang belum selesai.
Sambil duduk berhadapan, Ara menatap Ryuu yang sedang menulis nama-nama yang telah ditentukan oleh mereka berdua. Sebenarnya Ara hanya menentukan 1 orang saja. Ia memilih Angel untuk jadi bendahara. Sedangkan yang lainnya, Ryuu sendiri yang menentukan.
Jari-jemari Ryuu, tulisan tangannya yang bagus, dan rambutnya yang terkena angin dari jendela membuat Ara sulit mengalihkan pandangannya dari Ryuu. Ia benar-benar terlena melihat wajah tampan malaikatnya itu.
"Berhenti menatapku," ujar Ryuu dingin yang tetap fokus menulis.
"Ah, ma-maaf," Dengan segera Ara mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Ini, sudah selesai. Kau simpan saja ke kantor. Tepatnya di meja Bu Mika. Paham?" tanya Ryuu sambil menyodorkan kertas struktur kelas yang tadi ia tulis.
Ara mengernyitkan dahinya, "Eh? Aku sendiri? Kau mau kemana?"
"Tentu saja. Katamu kau akan membantuku dengan sepenuh hati, kan? Aku mau pulang duluan."
Ryuu segera pergi meninggalkan Ara. Dengan perasaan lumayan sedih, Ara pun berlari menuju kantor dan menyimpan kertas struktur kelas itu di meja Bu Mika.
"Huh! Aku ditinggal sendiri. Benar-benar tega sekali kau, Ryu," batin Ara sambil berjalan keluar dari kantor.
Tiba-tiba, Ara membelalakan matanya kaget saat ia melihat Ryuu berada di lobi loker siswa. Apa jangan-jangan, Ryuu menunggunya?
"Al..." gumam Ryuu pelan memanggil nama Ara.
(note : hanya Ryuu seorang yang manggil Altheara dengan nama 'Al'. Yang lainnya sih manggil Ara saja)
Ara menatap Ryuu bingung, "Kau menungguku, Ryuu?"
"Tidak. Aku meninggalkan sesuatu di kelas tadi, jadi aku memutuskan untuk mengambilnya."
"Hmmm.." Ara tersenyum-senyun sendiri sambil memicingkan matanya. Seolah ia tak percaya dengan ucapan Ryuu.
Merasa Ara tak percaya, Ryuu menjentik dahi Ara. Itu adalah kebiasaan Ryuu jika ia sedang sebal pada temannya itu.
"Aww! Sakit, tahu!"
"Sudahlah, ayo kita pulang," ujar Ryuu sambil berjalan mendahului Ara. Ara pun seperti biasa mengikuti Ryuu dari belakang.
Hari pertama sekolah sebagai kelas 3 SMA, membuat Ara benar-benar senang. Ia merasa hubungannya dengan Ryuu di tahun ini pasti akan ada peningkatan. Yang terpenting, Ara harus keluar dari zona 'teman masa kecil' Ryuu. Ia tak bisa menahan perasaannya lagi yang hampir 10 tahun bertepuk sebelah tangan.
Ia akan buktikan pada dunia, bahwa cinta pertama itu tak selamanya berakhir dengan kesedihan! Ia akan buktikan pada dunia, bahwa 'Friendzone' bisa ia ganti dengan 'Lovezone'.
Tentunya, tak akan semudah itu, bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Shalwa diwa Kholusa
LANGSUNG BACAA DONGGG
2021-09-10
0
Balqis Syauqiah
siap siaplah gua patah hati bacanya💔😂
2020-11-24
4
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
aq br mulai baca ya thor
2020-10-24
1