Ara dan Angel sedang berada di kantin. Sambil makan jajanan yang mereka beli, Angel tak henti-hentinya menatap Ara dengan bingung. Bagaimana tidak? Ara makan sambil tersenyum-senyum sendiri layaknya orang tak waras. Dan tentu saja itu membuat Angel bingung kan?
"Kau kenapa, Ara? Obatmu lupa diminum?" tanya Angel meledek.
Ara pun tertawa sambil mencubit pipi Angel gemas, "Enak saja. Kau pikir aku orang gila apa jika kehabisan obat langsung kumat?"
"Hahaha. Lalu, kenapa sepertinya hari ini kau senang sekali?"
Senyuman Ara semakin melebar, "Aku yakin di tahun terakhir aku sekolah SMA, aku akan segera jadi pacar Ryuu!"
"Hah? Kenapa kau bisa yakin?"
Ara berdehem, "Kemarin, saat aku dan Ryuu menulis nama-nama struktur kelas, dia menyuruhku untuk menyimpan kertas struktur kelas ke meja Bu Mika di kantor."
"Lalu?" tanya Angel sambil menyeruput jus mangganya.
"Dia bilang, dia akan pulang duluan. Tapi saat aku kembali dari kantor dan berjalan ke lobi loker, dia ada berdiri disana. Dia menungguku, Angel!" seru Ara sambil menyentuh pipinya yang mulai kemerahan.
"Wah, padahal kau kan pernah bilang bahwa Ryuu paling malas menunggu orang. Tapi, dia tidak keberatan menunggumu, ya."
"Iya, benar. Tapi, dia bilang sih padaku bahwa ada sesuatu yang ketinggalan di kelas, makanya dia kembali lagi ke kelas untuk mengambil barang itu. Tapi aku tidak tahu sih apa yang ia tinggalkan disana," kata Ara sambil memakan keripik kentang milik Angel.
Angel terdiam mendengar perkataan Ara. Tiba-tiba saja, ia teringat akan sesuatu.
"Ra, maaf ya sebelumnya."
"Apa? Kenapa kau minta maaf?"
Angel menatap Ara ragu, "Ke-kemarin, Ryuu meminjam pulpen padaku."
"Hah? Kapan? Kenapa aku tidak tahu?"
"Itu karna kau asyik berdebat dengan Sam. Sebenarnya Ryuu tidak meminjam pulpen sih, hanya saja aku yang meminjamkan. Dia soalnya terlihat seperti kehilangan sesuatu dan ternyata benar dia kehilangan pulpennya."
"Oh, maka dari itu kau meminjamkan pulpen padanya, begitu?"
"Iya. Dan tadi pagi, dia mengembalikan pulpen itu padaku. Dengan tatapan datar dia bilang begini 'Kemarin aku hampir saja meninggalkannya di kelas, maaf. Tapi aku berhasil mengambilnya lagi. Terimakasih.' Begitu," ucap Angel agak canggung.
Ara mengernyitkan dahinya bingung, "Lalu? Apa hubungannya denganku?"
"Kau tidak sadar?" tanya Angel ikut bingung.
1 detik..
5 detik..
10 detik..
30 detik..
"Itu artinya, kemarin Ryuu memang tidak sengaja meninggalkan pulpen milik Angel dan mengambilnya lagi ke kelas. Dia tidak menunggumu sama sekali, Ara. Kau ini memang manusia kepedean, ya."
DEG!!!
Ucapan seseorang di samping Ara membuat Ara dan Angel terlonjak kaget. Sambil melotot, Ara melempar orang tersebut dengan keripik kentang.
"Sam! Sejak kapan kau ada disini?! Dasar penguping tidak tahu diri!!!"
Sam hanya tertawa sambil pergi meninggalkan Ara yang masih kesal. Melihat itu, Angel juga ikut melempar Sam dengan keripik kentang namun berhasil dihindari oleh Sam.
"Ih! Kenapa harus ada manusia otak dengkul itu sih! Menyebalkan!" gerutu Ara sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Dia memang harus dimusnahkan, Ra!" ucap Angel memprovokasi.
"Angel, tapi ada benarnya juga sih ucapan Sam tadi," ujar Ara seraya menunduk. Melihat itu, Angel segera mencubit telinga Ara gemas.
"Jangan di dengarkan, Ra. Dia memang tidak waras."
"Tapi.. setelah mendengar ucapan Sam tadi, aku baru sadar bahwa Ryuu memang tidak menungguku. Sepertinya aku harus berhati-hati dalam menyimpulkan sesuatu."
Angel mengangguk sambil tersenyum, "Benar. Jangan putus asa, Ra. Kau kan orangnya optimis! Ayo, semangat!"
"Siap! Semangat!" kata Ara sambil ikut tersenyum.
***
"Oke, ada yang bisa isi soal di depan?"
Semua murid di kelas 3 MIPA B saling berpandangan. Dari pandangan mereka, tak ada yang mau ke depan mengisi soal. Karna apa? Guru dihadapannya itu, Pak Yudi adalah guru killer. Guru fisika yang sangat-sangat killer. Jadi, jika ada yang salah dalam menjawab soal di papan tulis, tamatlah riwayatnya.
"Hmm, tidak ada yang mau? Bagaimana kalau bapak tunjuk?"
Ryuu mencoba melirik Ara disampingnya. Dia tahu, Ara paling bodoh pelajaran fisika. Dan pastinya, Pak Yudi akan menunjuk orang yang tak bisa pelajarannya. Namun, Ryuu membelalakan matanya kaget saat melihat Ara yang tertidur pulas.
"Ya ampun, bisa-bisanya dia tidur disaat pelajaran guru killer," batin Ryuu agak kesal.
Ryuu pun segera mengambil buku tulisnya dan mencoba menutupi wajah Ara dengan bukunya itu. Ia tak mau Ara sampai ketahuan tidur dan nantinya ia dihukum.
Entah ada angin apa, Angel menengok ke arah belakang. Dia tiba-tiba tersenyum saat melihat Ryuu yang mencoba menutupi wajah Ara yang sedang tertidur. So sweet, menurutnya.
Merasa Angel salah paham, Ryuu mencoba berbisik menjelaskan.
"Jika Ara ketahuan tidur, dia akan dihukum dan pastinya dia akan menangis berjam-jam sambil mengadu padaku. Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengar tangisannya."
Senyuman Angel yang tadinya merekah berubah menjadi muram. Dia menepuk jidatnya seraya kembali memperhatikan Pak Yudi didepan. Angel merasa, Ryuu memang tidak bisa ditebak. Pantas saja Ara sangat tergila-gila pada cowok itu.
"Oke, Sam. Sini kau maju ke depan dan isi soal ini!"
"Hah? Saya pak?"
"Iya. Sini. Jika menolak, bapak akan kasih hukuman."
"TIDAKKK!!!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Netizenzlow
ngapah dr Pak Yudi jd Pak Justin ya Thorr?? jauh bener 😁😁
2021-03-23
2
Priska Anita
Nice story 💜
2020-08-27
1
Pembacaaaa_
semangat
2020-08-27
0