Sosok tamu yang datang ke rumah Elvano tampak menggandeng tangan Sang putri yang masih muda juga begitu cantik. Tak luput senyum manis dari wajahnya, Siapa pun akan terpesona.
" Selamat datang Pak ardiansyah di kediaman kami." Sambut Lary penuh sukacita.
" Hallo kawan, yaampun makin tua makin tampan yah. Tua-tua keladi." Ledek Ardiansyah sambil terkekeh, Laki-laki tua itu merangkul Lary tak luput juga Lary membalasnya penuh segan.
Kedua orang tua itu sudah lama tak bertemu, Keduanya memang di sibukan dengan pekerjaan yang sama-sama mereka Gilai.
" Istrimu ya.." Tanya Ardiansyah.
" Tentu Dia istriku." Jawab Lary memperkenalkan Airin pada temannya.
" Senang berkenalan dengan Anda tuan Ardiansyah." Airin menjabat tangan tuan Ardiansyah, Sembari memperkenalkan diri sebbagai Istri dari pengusaha Lary.
" Dan Ini pasti putrimu, Yang kau cerita kan Padaku." Tanya Lary, Menatap Kyla, dari atas sampai bawah. Putri Tuan Ardiansyah begitu cantik, dengan gaun putih menjuntai ke bawah.
" Hallo om Tante." Kyla memperkenalkan diri sambil menciumi tangan Lary dan Airin bergantian.
" Putrimu luar biasa, Dia begitu cantik Ardi." Kata Lary.
" Iya dan kau tahu, Aku sendiri pun sangat sulit menemuinya. Dia begitu sibuk sekarang Kita Terpisahkan sudah lama, Dan tinggal di beda negara. " Jelas Ardiansyah.
" Lantas jika sudah menikah dengan anakku, Mereka akan tinggal di mana." Tanya Airin.
" Putriku pasti akan mengikuti suaminya." Kata Ardiansyah penuh yakin.
Kyla sudah tahu, Niatan sang ayah membawanya ke jamuan makan siang di tempat teman bisnisnya, Dia sudah tahu akan di jodohkan, Namun Kyla pasrah, Tak kuasa menolak keinginan yang sebenarnya sangat memberatkannya.
" Dimana anakmu?" Tanya Ardiansyah.
" Sebentar lagi pasti dia keluar, Pelayan sudah memanggil kannya." Jawab Airin.
Benar saja, Elvano tampak menuruni tangga. Dengan setelan kameja biru muda yang dia kenakan, Tangannya bergerliya mengancingkan kancing di lengannya bergantian. Semua mata melihat ke arahnya, Dia begitu tampan dan gagah. Tetapi, Kyla tak sanggup melihat seperti apa tampang laki-laki yang akan di jodohkan dengannya, Alhasil Dia hanya menunduk saja.
" Elvano, Kemarilah nak" Kata Airin lembut.
mendengar nama yang tak asing di pendengarannya, Kyla menoleh, Wajahnya terkejut ketika benar Dia adalah Elvano seseorang yang Dia kenal selama ini.
"Elvano.." Gumamnya tidak percaya.
"Eh Kyla, Hai apa kabar lo." Kata Elvano antusias, Laki-laki itu sadar ada Kyla yang tengah menatapnya.
" Baik..." Kata Kayla, Dirinya masih terpaku tentu terkejut, Dunia begitu sempit untuknya. Apakah benar ini kebetulan, Atau memang takdirnya.
" Kalian sudah saling Mengenal?" Tanya Ardiyansyah pada kedua manusia yang masih saling tatap di hadapann mereka.
" Ahh iya, Kami satu SMA dulu. Lebih tepatnya kami sahabatan." Jawab Elvano.
" Wahhh benarkah, Bisa kebetulan begitu." Airin antusias.
" Syukurlah, Jadi kita tak perlu repot-repot memperkenalkan mereka. jika mereka berteman, Tak akan canggung lagi bagi mereka untuk melakukan pernikahan." Kata Lary, Dia begitu senang mendapati kenyataan itu.
"Pernikahan?" Ulang Elvano masih tak mengerti.
" Iya putraku, Kau akan menikah dengan putrinya tuan Ardi, Kami telah menjodohkan kamu dengannya dari jauh-jauh hari."Kata Airin perlahan, Berharap Elvano mengerti.
Namun, Elvano hanya bernapas gusar, Ia memandangi wajah kedua orang tuanya bergantian, Bercanda kah ini?, Mengapa hidupnya selalu di atur oleh mereka, Mengapa Elvano tak punya kebebasan, Bahkan hanya untuk memilih pasangan sendiri.
Kyla adalah sahabatnya, pernikahan itu tak mungkin terjadi. Cinta yang sudah lama tak pernah dia rasa, Kini telah berlabuh kepada Imelda, Elvano mencintai wanita berkerudung itu, Meski pun Elvano tahu fakta bahwa, Mata yang di miliki Kyla adalah pemberian dari kekasihnya Dulu, Clarisa Sindi. Meski pun Elvano pernah berpikir bahwa Dia telah jatuh cinta pada Kyla karena mata itu, Tapi dugaannya salah, Elvano hanya senang menatap mata itu, Karena mata Clarisa Sindi, Bukan karena suka sama Kyla.
Sungguh, Berbelit tuhan, Berilah jalan keluar Racau Elvano dalam hati.
Elvano duduk termenung seorang diri di taman belakang rumahnya, Memandangi rumput Pekat hijau yang tertata begitu rapih di halaman, Beberapa kali dirinya bernapas gusar. sudah berapa lama dirinya tak tinggal di rumah itu, Elvano begitu enggan mengikuti aturan demi aturan yang orang tuanya buat, begitu menyesakan jalan hidupnya, Dia tak punya kebebasan dalam hal apapun, Semuanya harus di bawah telunjuk sang papa.
Kyla Menatap Elvano dari Jendela, beberapa kali laki-laki itu mengepulkan asapnya. Kyla menghampiri Elvano, Sekedar untuk mengobrol, Rindu juga dia pada teman-temannya, Setelah beberapa tahun ini tak pulang dari Korea.
" Gue boleh duduk." Kata Kyla.
" Duduk lah." Ujar Elvano sembari mengangguk.
Sebelum bicara Kyla menarik napasnya terlebih dahulu. Memandangi Elvano tanpa beralih sedikit pun.
" Kaget ya, Mendengar kita akan menikah karena perjodohan." Kata kyla.
Elvano membuang napasnya berat, dia juga beralih menatap Kyla, Setelah sedari tadi pokus menatap hamparan rumput.
" Lebih tepatnya, Gak nyangka. Setahu gua yang bekerja dengan ayahmu itu perusahaan di bawah naungan Jukael, tapi kenapa jadi sama Gua lu di jodohin." Ujar Elvano sambil terkekeh.
Kyla tak menjawab, Dia hanya menatap Elvano dengan penuh pertanyaan dalam benaknya.
" Sorry, Maksud gua bukan gitu, Gua hanya bertanya-tanya saja. Pikiran gua gak pokus." Kata Elvano menyadari tatapan Kyla yang aneh.
" Tolaklah, Elo bisa menolak pernikahan ini jika Elo tak mau. Gua tahu Elo masih belum bisa melupakan Sindi. " Kata Kyla perlahan, Meski sebenarnya sakit yang Dia rasa. Elvano tak tahu kenyataannya bahwa, Kyla begitu mengagumi sosoknya sedari dulu, Semasa SMA. Kyla mengagumi sosok Elvano yang begitu baik hati, Yang begitu keren bahkan saat bermain basket. Namun, Itu hanya bisa dirinya simpan dalam benaknya, Tak mungkin dirinya jujur, sudah bisa di terima di gank mereka saja sudah membuat Kyla bersyukur, Dia bisa lebih leluasa menatap Elvano, Yang Notabenya tak mungkin bisa dirinya gapai, Terlebih Waktu Dulu Elvano sedang berpacaran dengan Clarisa Sindi, Wanita yang baik hati yang telah mendonorkan mata untuknya.
Merasa di tatap aneh, Elvano langsung membuang muka. Mata Itu, Mata yang dia Lihat, Adalah Mata Clarisa Sindi, Elvano menjadi bimbang tak karuan.
" Kalau begitu kita tolak sama-sama." Saran Elvano.
" Gue gak bisa membantah papa, Beliau akan marah, Terlebih gue gak bisa Membuat dia kecewa. Jika Elo mau, Tolak lah kedua orang tuamu, Mungkin mereka bisa mengerti." Kata Kyla lemah.
Elvano menjadi serba salah, Orang tua mereka sama saja. Mereka egois, Mereka tak memikirkan perasaan anak mereka, Namun apalah daya, Menolak pun percuma.
" Gue masuk El." Kata Kyla tanpa menoleh lagi, Sakit hati Tak berbalas cintanya. Bahkan setelah sekian tahun lamanya, Elvano masih mencintai Sindi. Begitulah pemikiran Kyla. Matanya sedikit berlinang namun ia hapus paksa. Dirinya harus tegas menghadapi konsekuensi perasaannya, Yang telah lancang mencintai ketidak mungkinan.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments