" Tuan mengapa anda di sini?" Tanya Imelda seraya menaruh kembali gelas yang di berikan Sari tadi, Kendati airnya sudah di minum semua olehnya untuk menghilangkan rasa sakit akibat tersedak makanan nya tadi.
" Ada yang salah jika saya di sini?" Tanya balik Elvano, Itu membuat Imelda menciut, Ah iya juga mengapa dia bertanya seperti itu.
" Kalian, Itu makanan apa." Tunjuk Jukael ke piring milik Sari dan Imelda.
" Ahh, Ini gado-gado tuan." Jawab Sari.
" Gado-Gado?" Alis Jukael bertaut, Rasanya baru pertama kali mendengar gado-gado, melihatnya pun baru kali ini saja.
" Iya gado-gado, Salad nya orang indonesia." Jawab Sari.
dukkkk... Imelda menyikut tangan sari, meminta wanita itu diam, Sari memang rada suka ceplas ceplos, Bahkan dengan kedua bos besar itu juga bicara dengan santai.
" Maaf tuan, maaf kan Sari." Kata Imelda sambil nyengir kuda.
" Tolong pesankan makanan yang seperti kalian untuk kami, Sepertinya enak." Kata Jukael sembari duduk, Di ikuti Elvano.
Sari dengan malas beranjak, Sedang enak-enaknya makan, Bos besar itu malah menyuruhnya membeli gado-gado lagi. Ahh kata Orang makan jika di tunda dulu, akan tidak enak rasanya jika di makan kedua kalinya.
" Ini tuan.." Sari menaruh dua piring gado-gado sesuai pesanan Jukael.
" Terimakasih." Kata Elvano laki-laki itu tersenyum.
" Sama-sama" Jawab Sari.
Mereka menyantap gado-gado itu, ini yang pertama kalinya untuk Elvano dan Jukael, Rasanya lumayan juga, Tak terlalu buruk dan juga mungkin sangat sehat, karena isinya sayuran meski sayuran itu sudah di rebus bukan mentahan.
" Berhentilah bersikap berlebihan, Gua gak nyaman ini di lihatin saat makan." Bisik Jukael pada Elvano.
Bagaimana tidak di lihat, Bagai keberuntungan para karyawan bisa melihat secara langsung Elvano sang pewaris tunggal seluruh harta kekayaan milik keluarganya. Dan Jukael harus terkena dampaknya.
Ada-ada saja, Jukael sama sekali tak mengerti dengan tingkah pola Elvano, Dia sering melakukan hal-hal aneh hanya untuk berdekatan dengan Imelda, Contohnya sekarang dia nekat makan di kantin yang dampaknya pasti buruk. Jika di tanya apakah Elvano menyukai Imelda, Jawaban nya pasti tidak, Jukael sama sekali tidak mengerti, satu temannya masih seperti kaya orang linglung mencari sang istri seperti orang gila, Dan satu temannya seperti mencintai bawahan yang tak bisa di ungkapkan, Padahal dia bisa dengan mudah mendapatkan Imelda, Melihat dari jabatan yang dirinya punya, Perempuan mana yang tidak akan melihat Elvano.
Benar saja kabar itu telah sampai pada telinga sang di Direktur, yang bernanam Lary nugroho, Bagaimana bisa anaknya Elvano makan di kantin dan membuat kehebohan, Memalukan ujarnya.
" Panggil Elvano ke ruangan saya." Titah Lary pada asistennya.
" Baik tuan." Ujar asisten Lary patuh.
Setelah di panggil, Selang beberapa saat Elvano masuk keruangan sang papa, menemui Direktur Lary.
" Elvano, Apa benar kau makan di kantin." Tanya Lary.
Elvano mengangguk, Dia sudah siap akan di tanya seperti itu oleh sang papa, Sudah biasa untuk Elvano, Hidup penuh kekangan, Dan harus berdasarkan aturan dari papanya. Membosankan itulah yang Elvano pikirkan.
" Alangkah banyaknya restoran yang bisa kau kunjungi bahkan kau bisa memesan Frivat room sekalipun, Mengapa kantin yang kau kunjungi?" Tanya Lary, Elvano tak menjawab Dia hanya diam, Menyaksikan sang ayah yang marah padanya.
" Apa alasannya Elvano?" Tanya Lary, Tatapan matanya penuh intimadasi pada sang putra.
" Aku hanya mengecek makanan apa saja yang biasa karyawan makan, Aku hanya memastikan jika makanan nya enak, dan berkualitas." Jelas Elvano, tentu saja dirinya berbohong.
" Apa urusanmu soal itu, Itu sudah ada bagian untuk mengaturnya, Tugas mu adalah, Jaga nama baik perusahaan, Bikin perusahaan semakin maju dan jangan kecewakan papa."
" Iya pah, Elvano mengerti." Kata Elvano pasrah.
" Elvano, Kau masih berhubungan dengan sekretaris mu itu" Tanya Lary.
Elvano hanya bernapas pasrah.
" Jangan Gila Elvano, Dia bukan siapa-siapa. Anak yatim piatu itu tak pantas bersamamu, Kau penguasa calon pewaris tunggalku. jangan mengecewakanku karena kau mencintainya. Ingat Elvano, dia tinggal di apartemen atas ijinku, Dia masih bekerja masih dengan ijinku, Aku bisa saja menghancurkan karir perempuan itu dengan mudah" Ancam Lary.
Begitulah Caranya Elvano sampai sekarang tak bisa berkutik, Membiarkan perasaannya menyesakan, Hanya bisa memandangi wajah perempuan itu lewat kaca yang tersekat ruangan. Elvano harus memendam apa yang dia rasakan demi gadis itu, Elvano tak sampai hati untuk menghancurkan karirnya, Ancaman sang papah memang tak pernah salah, Orang tua itu pasti bertindak jika dirinya salah langkah. Bertahun-tahun sudah dia tak bisa mencintai lagi, Cinta baginya sangat menyesakan, di tinggal pergi oleh clarisa si cinta pertamanya sungguh membuat hidupnya berantakan. Elvano tak ingin kehilangan Imelda, Perempuan yang berhasil merebut hatinya, Juga yang selama ini memberikan keindahan lewat senyuman dan semangat hidupnya, Elvano Tak akan membiarkan Imelda hancur oleh perasaan yang bagai kutukan untuk sang papah. Meski rasa sakit itu kuat, Saat dirinya mencoba menahan diri.
" Jika pacarmu yang dulu masih ada, itu akan menguntungkan buat kita, Ayah Clarisa adalah seorang pengusaha sukses di spanyol kau tahu, Andai dia tak meninggal." Ucap Lary, Orang tua itu bahkan tak memperdulikan rasa sakit yang Elvano rasakan.
Ceehhhhhh Elvano berdecak.
" Berhentilah mengambil keuntungan dariku, akan ku turuti apa mau mu, Tapi jangan pernah mengganggu Imelda." Kata Elvano penuh permohonan pada sang papa.
" Tergantung kau bisa menjaga sikap."
Dengan masih merasakan marah, Elvano keluar dari ruangan Lary, Orang tua itu si pengatur kehidupannya, Kaya raya, Tapi sesunghuhnya Elvano tak membutuhkan itu, Percuma hidup serba mewah jika takdir pun tak bisa di tentukan sendiri.
Sampai di depan Ruangannya, Elvano memandangi wajah Imelda dari kejauhan, wanita itu tetap pokus dan bekerja semaksimal mungkin, Dia tak tahu bahwa kehidupannya terancam, hanya dengan satu kesalahan saja yang Elvano sendiri perbuat. Hidup Imelda tergantung dengan dirinya. apa yang harus Elvano lakukan sementara dia begitu mencintai gadis itu, Ini bukan sekedar kasihan karena hidupnya sebatang kara. Namun, Rasa cintanya, Atau lebih tepatnya penghancur hidupnya.
" Tuan.." Sapa Imelda.
Elvano membuyarkan lamunannya, Dia kembali pokus menatap Imelda.
" Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Imelda.
Elvano menggeleng cepat.
" Jangan lupa nanti sepulang kantor, Ku tunggu kau di bioskop.." Kata Elvano datar, Laki-laki itu segera masuk ke ruangannya. Menyisakan Imelda yang tersenyum, Dia tertunduk, Wajahnya malu, Bagaimana bisa dia merasakan cinta, Imelda baru menyadari bahwa seperti ini lah perasaan cinta, Dalam hidup dirinya sebelum mengenal Elvano, tak ada kamus itu, Tak ada cinta, Hanya ada kata berjuang untuk hidupnya agar tak merepotkan ibu syamsiah selaku ibu panti.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments