Want To Be With You

Want To Be With You

Prolog

.

.

.

Gadis yang tampak cantik Namun tampilannya berantakan, Tampak sedang menyururi jalan. Kakinya terluka di mana-mana, Akibat tak memakai alas kaki.

" Sehancur inikah hidupku tuhan"

Benar, Dia hancur. Namun dilarang keras mengeluh. Hidup sebatang kara dan tinggal di panti asuhan, Sampai menjadi tulang punggung untuk anak-anak panti. Sulit sekali kehidupan yang dia jalani. Dia di tuntut tersenyum, Saat keadaan semakin hancur.

Bisakah tuhan tak menghukum dengan cobaan ini lagi, Mengapa begitu bertubi-tubi. Tak sudi dia melihat tubuhnya yang sudah kotor. Bahkan hijab yang dirinya kenakan membuat malu batinnya.

Malam penuh petaka, Telah membuat Imelda kehilangan kesuciannya, Kesucian yang begitu berharga, telah di ambil paksa oleh laki-laki b*jingan yang begitu dirinya benci sekarang. Dahulu, laki-laki itu begitu dirinya segani, selain dia tampan, Dia juga sosok penyayang dengan kelakuan yang sedikit petikilan. Namun sekarang, Pandangan itu telah berubah, Dia begitu begitu benci laki-laki itu karena telah membuat dirinya kotor, bak tumpukan sampah yang tak bisa lepas dari tubuhnya.

Menangis pun percuma, Imelda hanya meratapi nasib yang buruk itu, Hatinya meronta meminta penjelasan pada tuhan, mengapa dia sampai bernasib seperti yang tak di harapkan. Apakah tuhan sedang menghukumnya.

" Mengapa tuhan, Mengapa..." Isak tangis itu memilukan. Lantas apa sekarang harus dirinya lakukan. satu-satunya hal paling berharga dalam hidupnya sudah tidak ada, dirinya sudah tidak punya harga diri lagi.

perlukah dia memaki, Atau menyalahkan takdir.

darah segar mulai mengalir dari telapak kaki miliknya, dan itu pantas dia rasakan karena telah berani menginjakan kaki di tempat haram penuh maksiat. Pikiran nya penuh dengan kata andai.

Andai tak kesana, andai tak kasian pada laki-laki itu.

Ahh andai-andai itulah yang begitu menyakitkan, Rintikan hujan tepat berjatuhan tepat mengenai wajah Imelda. saat wajah itu menengadah ke langit yang menghitam pekat tanpa adanya bulan dan bintang, Suram bagaikan hidupnya Pandangannya kabur, dan Imelda jatuh pingsan. Entah apa yang terjadi lagi selanjutnya, Imelda tak tahu. Hanya saja dirinya mendengar orang berteriak-teriak membangunkannya. Setelah itu bayangannya hilang, Gelap dan tanpa cahaya.

.

.

" Ahhh pusing sekali." Seorang laki-laki yang masih di balik selimut sedikit mendesah, Dia terganggu dengan cahaya sinar matahari yang masuk ke celah gordengnya, hingga sampai mengganggu tidurnya.

dia mendesah, Matanya masih terasa berat, enggan sekali bangun, Sepertinya hari yang sudah mulai siang tak mendukung dirinya.

Laki-laki itu mengercap, Dia melihat sekeliling. Benar ini apartemennya, Mengapa dirinya bisa berada di sana seingat dirinya, Semalam dia mabuk-mabukan di bar untuk menghilangkan rasa sakit di dadanya.

Siapa yang mengantarkan dirinya ke rumah, Dan sampai tahu di mana letak apartemennya, Biasanya jika dirinya mabuk, Pasti pihak bar akan mengantarkannya ke hotel, dan berakhir di ranjang dengan seorang perempuan. Tapi semalam dirinya tak ingat apapun, Karena sangat mabuk berat.

Dia mengamati letak tubuhnya yang telanjang. Dia mendengus, Dan menyibak kasar bad cover yang membungkus tubuhnya, Di sana terdapat ada bercak darah.

" Ceehh Sial." Dia berdecak, Siapa gadis yang dia tiduri, Mengapa ingatan itu kabur dalam otaknya.

Perlahan laki-laki itu mengingat awal mulanya dia pergi ke bar. Benar, Saat itu dirinya tengah di landa patah hati hebat. Cinta pertamanya akan menikah bersama laki-laki lain, Cinta yang selama bertahun-tahun ini dirinya pendam, sampai-sampai laki-laki tak pernah berpacaran, Untuk menunggu wanitanya. Kabar itu tentu mengejutkannya, Hingga sampai membawa dirinya ke bar, dia mabuk dan saat masih setengah sadar, Dirinya ingat menghubungi seseorang. Laki-laki itu dengan cepat melihat handphone pintar miliknya, Dia ingin melihat siapa yang dirinya hubungi.

" Sial.. Sial... ini tak mungkin, Tak mungkin. Gua harus gimana?"Racaunya Di tengah kebingungan.

.

.

Tak banyak waktu yang dia gunakan untuk bersiap, Dia harus segera pergi ke kantor, Untuk mengetahui kabar Imelda secepatnya, Wanita tak berdosa itu telah menjadi sasaran kemarahannya, Bagaimana pun hati nuraninya masih berjalan, Apalagi ketika melihat bercak darah di ranjang nya tadi pagi. Imelda pasti kecewa dengan prilakunya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Shaqila Dwi

Shaqila Dwi

mampir Thor

2022-03-20

1

Ha?

Ha?

woww... asikk nih

2021-11-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!