part 1

.

.

.

Part 1

.

.

.

"Imelda....Imelda..." Teriak Sari dari arah penyebrangan jalan, Di sebrangannya Imelda tengah tersenyum padanya melambaikan tangan pada Sari.

Sari adalah temannya Imelda dari bagian Humas, mereka menjadi teman karena saat melamar mereka berbarengan, Tak sedikitpun menyangka Wanita berkerudung ini bisa di pilih sebagai sekretaris, Sementara Sari di tugaskan di bagian humas.

" Asekkk wanita ini tampak semakin cantik saja lah.." Ujar Sari, seperti biasa senyum petikilannya selalu di tunjukan saat menggoda Imelda.

" Sari kamu bisa saja." Kata Imelda malu-malu.

Imelda dan Sari berbeda agama, Namun tak menuntuk kemungkinan mereka bisa berteman, Sari berkulit sawo matang dengan pengawakan tinggi khas orang timur, Rambut keritingnya di biarkan natural begitu saja, Dia sangat cantik dengan kulit eksotisnya.

" ah bisa dong, Gimana gak makin klepek-klepek tuh bos kita." Kata Sari sembari terkekeh pelan.

" Bos apa maksud kamu."

"Ampun Imelda kamu pura-pula poloskah, Siapa lagi kalau bukan wakil direktur kita, Tuan Elvano yang tampannya kebangetan, Yang baik hati dan tidak sombong." Kata Sari, matanya berdelik dengan centilnya menyibakan rambut keritingnya.

Imelda hanya menepuk jidat, Sambil menggeleng kepala.

" Ampun Sari, Jangan ngaur ah. Kamu ini, Nanti di denger yang lain jadi fitnah."

" Yeee, gua mah gak papah lah redho di fitnah sama orang ganteng." kata Sari sambil terkekeh.

" Eemm mau maunya kamu itu mah Sari kamu ini ada-ada saja." Imelda menggeleng kepala.

" Ya sudah lah, sampai ketemu di kantin nanti makan siang Nona cantik, Bye bye..." Sari berlari sedikit berjingkrak berpisah dengan Imelda yang memang lantai mereka bekerja berbeda.

Imelda hanya terkekeh renyah sambil menggeleng kepala, Menatap punggung Sari yang hampir hilang terhalang pintu lift yang akan tertutup. Sari telah turun terlebih dahulu, Dia memang bekerja di lantai paling bawah, Sementara Imelda bekerja di ruangan para petinggi seperti direktur dan wakil di rektur. Kebetulan dia memang sudah menjadi sekretaris Elvano beberapa tahun ini.

Lift terbuka, Dan yang Imelda lihat terlebih dahulu adalah wajah Elvano yang tengah berdiri di depan pintu ruangannya, tampak gelisah dan tampak sesekali nernapas gusar. Imelda tentu keluar dengan cepat dari Lift, Tak biasanya Elvano ada di kantor lebih dulu darinya, Di lihat jam di tangannya, Imelda merasa tak terlambat, Ternyata benar, Elvano lah yang kepagian sampai di kantor.

" Selamat pagi Tuan, Mengapa anda pagi sekali datang ke kantor." Tanya Imelda.

Bukannya menjawab, Elvano malah memberikan dua kertas persegi panjang pada Imelda, Kedua alis Imelda bertaut heran, Namun tetap menerima kertas itu, Setelah itu, Elvano masuk ke ruangannya terleboh dahulu, Masih tanpa bicara apapun.

" Tiket bioskop." Lirih Imelda.

" Dia mengajakku nonton ternyata." Gumamnya, senyumnya tertarik, Bohong jika dia tak tak bahagia, Ada perasaan aneh yang membuncah dengan tiba-tiba dari dalam hatinya, Entah perasaan apa itu.

Jika di pikir-pikir, Tak ada hal istimewa dari hubungannya dengan Elvano, Semua berjalan seperti semestinya, Dia hanya bawahan yang bisa di andalkan, Dan Elvano adalah bos yang baik hati.

Hey ... Imelda hanya manusia biasa yang bisa jatuh cinta. Benar, setelah bertahun-tahun bersama, pada akhirnya perasaan itu ada, Namun tak bisa terungkap, Imelda selalu memendam rasanya, Karena merasa tak pantas atau lancang sekali jika memang dia mengungkapkan apa yang Dia rasakan.

Imelda tak ingat kapan dan apa yang membuat dia begitu lancang mencintai sang tuannya, Yang jelas perlakuan Elvano yang menurutnya teralalu istimewa, sadar tak sadar dirinya telah jatuh cinta, Itu tanpa bisa terelakan.

" Imelda sadar dirilah kau siapa." Imelda menggeleng kepala dan kebiasaannya adalah Dia selalu memukul pelan kepalanya, dan pada akhirnya dia akan merintih kesakitan akibat ulahnya.

Tapi memang benar, Pesona Elvano tak bisa membuat Imelda berhenti mencintai, Terlebih apa yang dia lakukan selalu membuat Imelda jatuh terlalu jauh.

Imelda ingat, Pertama kali Elvano menolongnya saat dia begitu kebingungan mencarikan dana untuk panti, Tapi Elvano dengan teman-temannya memberikan sumbangan itu, Bukan hanya membantu anak-anak panti secara batiniah saja, Hasil dari sumbangan itu, Akhirnya anak-anak panti bisa sekolah, Kedua kalinya saat Elvano mengaku sebagai pacarnya, Dan menghajar para pereman yang hendak mengganggunya, Saat Itu Imelda ingat, Elvano menggenggam tangannya, Banyak hal yang pria itu lakukan yang terus membuatnya jatuh hati, Bahkan memberikannya tempat tinggal.

" Ekhemmmm...." Suara deheman seseorang membuat Imelda membuyarkan lamunannya.

" Tuan.." Imelda segera bangun, Ternyata Jukael yang datang. Teman dari sang tuannya.

" Elvano sudah datang?" Tanya Jukael.

" Sudah tuan, Masuk saja."

" Terimakasih." Jukael beranjak, Namun saat ingin meraih handle pintu langkahnya terhenti, Jukael membalikan tubuhnya dan melihat Imelda kembali.

" Ngomong-ngomong Imelda, Kau tak boleh senyum-senyum sendiri sambil melamun seperti itu, akan bahaya jika bukan aku yang melihat kamu, Orang pasti akan menganggapmu aneh, Pagi-pagi sudah-sudah melamun." Setelah berkata demikian, Jukael masuk ke dalam ruangan Elvano, membiarkan Imelda mematung, Dia tak paham dengan apa yang di katakan Jukael.

" Orang Gila." Imelda terkekeh sendiri, Mengulang apa yang Jukael katakan.

.

.

.

Waktunya istirahat makan siang, Seperti pada biasanya, Imelda akan turun terlebih dahulu menemui sari.

" Ayo Sari..." Ajak Imelda.

" Bentarlah.... Cemana pekerjaan aku belum selesai ini." Kata Sari, Imelda selalu terkekeh lucu, Sari selalu biacara dengan berlogat orang timur, Itu selalu membuat Imelda terkekeh lucu. Temannya ini unik, Pecicilannya kebangetan, Dan suka serius dalam hal pekerjaan, Imelda selalu merasa tak kesepian, Jika jalan bersama Sari pun cukup hanya berdua saja, Dari cara Sari banyak bicara saja sudah membuat Imelda tak merasa kesepian.

" Ayo..." Sari dengan semangatnya menarik lengan Imelda. Cacing di perutnya sudah berisik meminta makan.

" kau mau pesan apa Imelda." Tanya Sari.

" Apa saja."

" Baiklah." Mereka berbagi tugas, Sari yang pergi mencati makanan untuknya dan untuk Imelda, sementara Imelda yang memilih tempat duduk sekaligus memilihkan untuk Sari agar tak di duduki orang Lain.

" Makanan datang." Ujar Sari, di tangannya sudah ada dua piring nasi beserta lauk pauknya, satunya dia berikan untuk Imelda.

" selamat makan."

Keduanya menyantap makanan kantin itu, Tiba-tiba kantin menjadi sedikit Riuh, Entah apa yang terjadi, Entah ada apapun, imelda sungguh tak memperdulikan itu. Suara Riuh itu semakin dekat dengan tempat duduknya. Dua lelaki berposter tubuh tegap itu berdiri di hadapan Imelda, Dan laki-laki itu uang telah membuat kantin sedikit berisik.

" Tuan..." Imelda dengan cepat menelan makanan dalam mulutnya.

" Ukhuu ukhuuu ukhhuuu." Imelda keselek makanan yang belum ia kunyah namun ia telan paksa karena mendapati Elvano ada di kantin. Sari membantu Imelda dan memberikan minum sementara tangan yang satunya dia pakai untuk menepuk-nepuk bahu Imelda.

.....

Terpopuler

Comments

Emma The@

Emma The@

Like dari Cinta CEO untuk Gadis Butik...Aku mampir ya kak.

2021-07-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!