"Aaahh...sial.sial sial," memang suara Arvan tidak terdengar dari luar, tapi terlihat ada beberapa barang yang jatuh.
"Pak Arvan kenapa pak Dimas?" tanya Windi bawahan Dimas.
"Tidak tau Win, tadi saya masuk baik baik aja kok" ucap Dimas dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
Sore ini Sarah sengaja pulang duluan untuk mengambil motornya, dan dia memesan ojek online.
Saat menunggu didepan gerbang sekolah ada mobil Arvan, mau tidak mau Sarah menghampirinya.
"Sore daddy-nya Nisa, maaf anak-anak sudah pulang". jelas Sarah tetap tenang.
"Maaf bu Sarah apa saya mungkin mengenal anda??" tanya Arvan dengan dada berdebar-debar.
"Emmm maaf maksudnya gimana ya pak?? tanya Sarah.
"Sarah Amelia, benar itu nama anda?" tanya Arvan kembali.
"Emm...iya pak saya Sarah Amelia, kan sudah tertera di raport nisa nama panjang saya." Jelas Sarah walau agak kesal.
"Maksud saya apa kita pernah kenal, karena nama itu sangat saya ingat, sehingga saya ingin menanyakan ini pada anda sejak tempo hari"
"Ah bapak Arvan bisa saja, bagaimana saya bisa kenal dengan anda yang luar biasa ini," jawab sarah dengan wajah memerah, yang kalo di lanjutkan mungkin akan menangis "nama Sarah kan pasaran pak" imbuhnya lagi.
"Tapi saya yakin itu anda Bu Sarah"tin...tiinnn..
"Ah maaf pak teman saya sudah datang, saya mau mengambil motor seperti yang bapak katakan tadi pagi, dan terimakasih sudah menolong saya, semoga pertanyaan bapak yang barusan tidak di ungkit lagi, selamat sore."
Sarah meninggalkan Arvan yang belum paham maksud dari perkataan Sarah, jangan di ungkit, apa maksudnya saat Arvan hendak bertanya kembali Sarah sudah terlebih dahulu masuk dalam mobil Dimas dan mengantar ke bengkel.
Karena Dimas datang tepat waktu, ojok yang sudah dipesan akhirnya di cancel.
"Kenapa pak Arvan ke sekolah jam segini dek"tanya Dimas.
"Ya mana Sarah tau mas, Sarah keluar dia sudah di sana, ya Sarah bilang sekolah sudah bubar" jelas Sarah.
"Sepertinya ada yang lain antara kamu dan pak Arvan" tanya dimas langsung pada intinya.
"Mas bisa saja, saya aja baru ketemu pak Arvan kemaren lusa saat terima raport anaknya" jawab Sarah datar.
"Terima raport anaknya"tanya Dimas ragu dengan pendengarannya.
"Iya anaknya." Jelas Sarah dimas hanya terdiam dan tidak melanjutkan. (bukanya pak Arvan masih singel?kok bisa punya anak)batin Dimas, tapi dia hanya diam saja.
"Mas kok ngelamun?" tanya Sarah
"Enggak apa dek, ya sudah jangan di pikirkan pak Arvan, ayo ambil motor kamu motor Sarah sudah jadi, dan bisa di bawa pulang.
"Maaf pak habis berapa benerin motor saya??tanya Sarah.
"Sudah dibayar Bu sama bapak yang antar kan kesini" jawab tukang bengkelnya.
"Siapa ya pak kalo boleh tau" tanya Sarah lagi.
"Wah saya kurang tau Bu, mungkin Ibu bisa menghubungi nomer ini" kata pak bengkelnya dan menyodorkannya nomer telpon.
"Terimakasih pak kalo begitu." Ucap Sarah dan pamit pergi membawa motornya.
"Gimana dek, beres?" tanya Dimas.
"Sudah mas, Sarah langsung pulang ya!"
"Mas boleh mampir"tanya Dimas
"Besok saja ya mas" Sarah ada janji sama Rina mau ke toko buku dulu.
"Oh gitu, ya sudah, mas langsung pulang ya? kamu hati- hati bawa motornya. jangan ngelamun!" pesan Dimas.
" Siap... Sarah pergi ya mas, mas juga hati-hati!" balas Sarah, tanpa di sadari Dimas mendekat dan mencium kening Sarah, dan Sarah hanya diam karena shock dengan sikap Dimas yang diluar biasanya.
sarah masih terdiam dan melihat Dimas berlalu dengan mobilnya.
"Mas Dimas kenapa ya, kayak ada yang aneh?" batin Sarah dan juga pergi meninggalkan parkir bengkel menuju toko buku.
"Lama bener sih mbak" tanya Rina dengan kesal.
"Iya maaf Rin, baru kelar ambil motornya"
"Pacaran dulu ya"tanya Rina
"Pacaran sama siapa?"balas Sarah
"Tuh pegawai bank" tunjuk rina pada Dimas.
"Enggak pacaran, cuma nganterin ke bengkel"jawab Sarah. rina adakah anak tetangganya Sarah, dia sering ke rumah karena ada hendra teman sebayanya, hendra adiknya Sarah yang lulus sekolah tapi tidak mau kuliah malah bikin warung kopi dengan temanya.
"Kamu jadi nyari buku apa sih rin, pange ngajak mbak segala?" tanya Sarah.
"Buku tentang metode ilmiah mbak, yang sesuai sama penelitian aku" jawab Rina.
"Kenapa gak ngajak hendra aja sih, kan enak ada yang bonceng"
"Sama mbak Sarah lebih enak ada yang traktir" jawaban Rina bikin kesel.
Sarah sibuk baca-baca buku tentang pendidikan, dengan pelajaran IPA yang dia ajarkan tanpa sengaja.
"Pak Arvan... maaf" ucap Sarah kaget.
"Maaf kenapa bu Sarah" tanya Ar.van
"Eemm...tidak sengaja nyentuh"jawab Sarah kikuk.
"Bu Sarah boleh kok pegang tangan saya"sambung Arvan, sambil menyodorkan tangannya.
"Pak Arvan kenapa ya"tanya sara6h agak heran melihat tingkah konyol nya
"Bu Sarah, nyari buku juga?"tiba-tiba nisa mengagetkan
"Nisa, bikin kaget aja kamu dek" jawab Sarah riang.
"Ibu nganter adek cari buku, sekalian jalan-jalan" sambung Sarah.
"Bu Sarah udah nggak apa habis jatuh tadi pagi, itu perbannya aja masih nempel." Selidik Nisa
"Enggak apa dek, ya udah dilanjut nyari bukunya saya mau bantu adek saya dulu, pamit Sarah.
"Bu Sarah enggak mau bantu nisa cari buku" tiba-tiba Arvan bersuara
"Maksudnya gimana ya pak" tanya sarah balik
"Eemmm..maksudnya Nisa juga perlu buku, apa bu sarah mau membantu??jawab Arvan gagap sarah berfikir sejenak
Baik lah, Nisa butuh buku apa saja, ibu kasih recommended?" Nisa yang ditanya bingung karena memang di sana Arvan lah yang mengajak.
"Terserah daddy saja Bu,." Jawab nisa singkat.
Pandangan Sarah beralih pada arvan, "maksudnya ini gimana ya pak?saya kurang paham, bukunya Nisa yang nyari daddy-nya? Tanya Sarah dibuat bingung oleh Nisa.
"Ah ya, Nisa butuh buku kimia yang rekomen buku siapa ya Bu" bla bla bla dan seterusnya hanya Arvan yang bertanya dan cari, sedangkan Nisa merasa sudah memiliki semua buku yang dipilih oleh Sarah dan Arvan.
"Mbak Sarah, disini rupanya"suara Rina menghentikan sejenak kegiatan Sarah dan Arvan namun tangan ya di tarik nisa menjauh dari mereka.
"Adek siapa"?tanya Rina.
"Maaf kak saya Nisa, itu daddy saya lagi ngajak ngobrol bu Sarah, bisa kasih waktu sedikit enggak?tanya nisa pada Rina
"Kamu mau menjodohkan daddy kamu sama mbak Sarah ya? hayo ngaku" tanya Rina
"Saya enggak tau kak, tapi saya disini juga di ajak daddy, dan enggak tau mau ngapain, Nisa gak suka baca buku," keluh Nisa
"Ya udah ayo kebawah kita nonton bioskop, sambil nunggu mereka selesai." Ajak rina pada Nisa.
"Yuk kak, setuju saya, akhirnya rina dan Nisa menuju XXI, dan membiarkan Sarah dan Arvan belanja entah apa saja, ada buku, ada pensil, ada tas ada alat oleh raga dan lainya.
"Jadi pak Arvan ini semua buat apa?" tanya Sarah setelah semua sudah ada di depan kasir.
" Ya dipakai bu Sarah, mau buat apa lagi" jawab Arvan.
"Pak Arvan, sejauh ini saya mengikuti permainan bapak, Nisa sudah punya semuanya dan buat apa di beli lagi, bapak mau pamer uang sama saya!" tanya Sarah sedikit kesal.
"Eemm bukan itu maksudnya Bu Sarah, saya... cuma.. emmm....," Arvan kebingungan dengan pertanyaan kekesalan Sarah.
"Arvan....ini kamu kan Arvan Mahendra"
.
.
.
Bersambung
Happy reading jangan lupa tinggalin jejak ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
key
ah Thor...jgn bikin aku tambah penasaran..gregetan
2025-03-04
1
arhabi
Gimana konsepnya sih ini Thor....Nisa anak siapa?
2024-03-04
2
arhabi
Typo thor
2024-03-04
2