"Ayo Van buruan nanti telat." titah Lia pada Arvan
"Sebentar Li, ini masih lagi kenapa buru-buru sih" Ucap Arvan kesal mendengar rengekan Lia padanya
setiap pagi Lia menghampiri Arvan berangkat sekolah karena memang sekolahnya melewati rumah Arvan.
"Amelia tidak sarapan dulu?" tegur mamanya Arvan dari dalam rumah.
"Terimakasih tante, sudah sarapan tadi di rumah" jawab amelia sopan.
"Ya sudah ini bekal nanti di makan ya siang, jangan sampek telat makan!" titah mamanya Arvan.
"Eh makasih tante, jadi ngerepotin," ucap Lia malu tapi mau.. hehehe
" Arvan kamu buruan kasian Lia nungguin kamu setiap hari!" omel mamanya Arvan.
"Mama kenapa ikutan bawel kayak Lia sih, ya udah arvan berangkat." Pamit arvan dengan kesan pada mamanya dan Lia
"Berangkat tante." Pamit Lia,
"Hati-hati Lia, jewer aja kalo arvan bandel di sekolah!"
"Siap tante" jawab lia sambil hormat seperti pemimpin upacara lapor pada pembina upacara.
"Awas saja kalau berani." Ancam Arvan
"Tante......,"rengek lia pada Mama Arvan.
"Arvan...awas ya kamu." Mama arvan melotot sampai bola matanya mau keluar.
"Udah buruan, katanya dan siang, malah manja-manjaan" Arvan kesal karena sudah di omeli dua mahluk kesayangannya pagi ini.
"Kamu ya kalo sama Mama kenapa kompak banget sih kalau marahin aku." Keluh arvan sepanjang jalan.
"Biar nanti calon suami ku jadi orang yang paling bertanggung jawab"ucap Lia sambil nyengir.
"Kok nyengir"tanya arvan rada bingung, "Perkataan bijak jadi aneh Li, kalau kamu nyengir kayak kuda gitu," ejek arvan
"Biarin" weeekk
Bel sekolah tanda masuk berbunyi, semua masuk di kelas masing-masing tahun ini tahun mereka di sekolah putih abu-abu, pelajaran semakin banyak dan harus ektra rajin agar lulus dengan nilai terbaik.
Tidak ada yang tidak kenal Amelia, gadis cantik pintar dan ramah walau dia dari kalangan orang kurang mampu, dan siapa juga yang tidak kenal Arvan Mahendra, cowok bandel dan absurd yang sudah 4 tahun di sekolah ini, dia harusnya menjadi kakak kelas lia, karena tidak lulus maka dia harus mengulang.
Sekolah kami memang bukan di kota besar, tapi masalah prestasi tidak diragukan lagi, awal lia dan arvan pacaran sudah bikin heboh satu sekolah, gimana tidak amelia yang super pintar dan arvan yang super males bisa jadian ya begitulah.
*Flashback off*
******
"Dek, dek Sarah kok malah ngelamun" Dimas menggenggam tangan Sarah.
"Eh mas, maaf," dengan tidak enak hati sarah melepaskan genggaman tangan Dimas.
"Kamu kenapa to kok malah ngelamun, gak suka mas ajak kesini?"Tanya Dimas.
"Enggak, Sarah suka kok mas, tempatnya bagus," jawab Sarah dengan cepat agar Dimas tetap nyaman.
"Ada yang dipikir kan yo? Apa itu kalau mas boleh tau?" tanya Dimas lagi, karena selama jalan sama Sarah tak satupun dimas mengetahui sisi lain dari Sarah, yang dia tau sarah baik, ramah dan lembut itu yang membuat dimas jatuh hati padanya, walau Sarah hanya seorang guru honorer juga usia Sarah lebih tua dari Dimas karena perawakan dan wajah Sarah kecil dan imut banyak yang merasa Sarah masih seumuran. Dimas pegawai tetap Bank ternama dengan jabatan lumayan bagus, banyak teman Dimas yang merasa Dimas dan sara6h tidak cocok karena tau sarah lebih dewasa, beda jika orang belum mengenal Sarah, maka dimas kelihatan lebih tua.
"Ya ada mas yang Sarah pikirkan, wong hidup ya mikir to mas," jawab Sarah dengan senyuman maut nya
makanan datang.
"Makan dulu dek, mas lapar"ajak Dimas.
"Iya mas, mau Sarah ambilkan nasinya?" tanya Sarah. Dimas hanya tertegun melihat Sarah mengambilkannya nasi dan lauk pauknya.
"Mas.. mas Dimas kenapa? kok jadi mas yang ngelamun sekarang" ujar Sarah.
"Eh enggak...cuma terharu saja ngeliat mas di ladenin sama kamu dek"jawab dimas terbata-bata namun tulus
"Walah mas dimas ini bikin Sarah salah tingkah saja" jawab sarah, karena sarah merasa gak enak sejak awal di ajak keluar sarah malah melamun.
Dimas makan dengan lahapnya dan Sarah cuma minum juice mangga yang ia pesan.
Satu jam kemudian dimas menghabiskan semua hidangan yang ada di depannya.
"Lapar banget ya mas, sampe bersih semua,"canda Sarah
"Iya dek, mas belum makan sejak tadi siang, banyak urusan, ada bos baru di kantornya mas, jadi ya gitu dech kalau bos baru, harus serba perfect"
"Iya lah mas, biar bos lama juga kan haris perfect kerjanya"
"Iya dek kamu benar, sekarang kamu mau kemana??mau nonton?"
"Ah tidak mas, pulang saja ya, kasian ibu pasti sudah nunggu, apalagi Sarah gak pernah pulang telat"
"Ya udah kita langsung pulang saja"aja Dimas dan Sarah mengiyakan.
"Sarah masuk dulu ya mas?"pamit Sarah pada Dimas
"Mas tidak disuruh masuk dulu dek?"tanya Dimas penuh pengharapan.
"Maaf mas, Sarah capek, lain kali aja ya" tolak Sarah halus.
"Ya udah kamu istirahat, besok mas jemput ya?"
"Kayaknya gak usah dech mas, sudah berhari-hari motor Sarah di anggurin, nanti malah rusak." tolak sarah lagi
"Jadi kapan mas bisa ketemu kamu dek" jawab Dimas putus asa.
"Heee....nanti lah mas, ini Sarah capek banget, Sarah masuk dulu ya mas, hati-hati di jalan," tanpa menunggu jawaban dimas sarah pun langsung masuk
"Lho mbak kok nak Dimas gak diajak masuk"tanya ibu Fatma.
"Maaf ya nak Dimas, Sarah mungkin ke kecapekan, biarkan istirahat dulu, besok nak Dimas bisa kemari lagi!" Ucap ibu Fatma pada Dimas, karena ibu merasa tidak enak pada Dimas yang sering kali di abaikan oleh Sarah.
"Tidak apa bu, mungkin dek Sarah bener-bener capek karena dari tadi ngelamun terus, kalo begitu saya pamit dulu bu, besok saya kemari lagi," pamit Dimas
"Ah ya...hati-hati nak, jangan ngebut, ini ada sedikit makanan biar besok dipanaskan untuk sarapan." Ibu Sarah memberikan makanan yang baru dimasak pada Dimas.
"Terimakasih Bu, jadi repot," Dimas menerima makanan yang diberikan padanya dan memasukannya di dalam mobil "saya pamit Bu." Assalamualaikum." Pamit Dimas.
"Waalaikumsalam" jawab ibu
"Kamu kenapa to mbak kok gitu sama nak Dimas, apa kamu ndak kasihan sama nak Dimas, sudah hampir 1 tahun sikap kamu masih sama saja." Omelan ibu sudah mulai jika berhubungan dengan Dimas .
"Ibu, bukannya Sarah nggak kasihan, tapi itu cara agar mas Dimas enggak kesini lagi bu"
"Maksud kamu piye to mbak?" tanya ibu dengan jawa medok nya.
"Tidak Bu tidak ada apa-apa bu, lupain saja apa kata Sarah, Sarah capek pengen istirahat." Sarah mengalihkan pembicaraan ya dengan sang ibu.
"Ya wes sana mandi terus istirahat."
"Iya bu" Sarah pun pergi meninggalkan ruang tamu dan berakhir di kamarnya mengingat kejadian tadi siang.
"Arvan, apa benar itu Arvan yang aku kenal??dia ayah Nisa? kenapa bisa cepat sekali dia memiliki anak?? "gumam Sarah yang bermain dengan pikirannya sendiri."mungkin kebetulan saja namanya sama, pasti mereka beda orang" Sarah mencoba mendamaikan hati dan pikirannya. "tapi bagaimana dengan ucapannya tadi?" masih ingat? itu yang daddy-nya nisa katakan?jd ingat siapa?akh......
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
key
lanjut nih thor
2025-03-04
0
arhabi
Sarah sama Lia gimana sih?agak bingung thor
2024-03-04
2
try again
iya apa bukan, wah jadi penasaran nih
2023-02-27
2