Pagi ini Sarah berangkat ke sekolah sendirian, sekolah tempat sarah bekerja dan rumahnya lumayan jauh, kurang lebih 1 jam perjalanan.
"Bu... Sarah berangkat" pamit sarah pada ibunya dari teras dengan terburu-buru.
"Mbak gak sarapan dulu?"tanya ibunya tergopoh-gopoh dari dalam membawakan kotak nasi.
"Sarah kesiangan bu, gak sempat" jawab sarah sambil menghidupkan motornya
"Ya wes ini di bawa, buat sarapan di sekolah" ibu mengulurkan kotak makanan itu pada Sarah dan Sarah mengambil nya dan menggantung di depan seperti biasa motor matic.
"Makasih ya bu, sarah berangkat, kalo ada apa-apa telpon langsung sarah ya bu"pamit sarah dan langsung berangkat tanpa menunggu jawaban dari ibu
Sarah pun melakukan motornya dengan kencang, lalu lintas padat membuat macet di mana-mana.
"Ya ampuuuuunnn Sarah, kenapa bisa kesiangan begini sih" gumam Sarah sendiri dalam hati "kan ribet jadinya" biasanya sarah datang di sekolah paling awal dan pulang paling akhir, karena banyak pekerjaan yang seharusnya bukan miliknya dia kerjakan, yah dengan tambahan. itu sarah bisa mampu menyambung hidup untuk dirinya sendiri.
Gubraaaakkk........
Tiba-tiba saja sarah sudah terjungkal di depan sebuah kap mobil berwarna hitam.
"Aduuhh.... "Sarah mengaduh kesakitan karena pelipisnya terlihat berdarah.
"Bu sarah... bu sarah gak papa"?suara itu mengagetkan sarah.
"Eh Nisa" kok kamu dek?tanya sarah yang masih bingung. seseorang meminggirkan motor sarah dan mobil yang di tabrak sarah tadi menepi.
"Eh iya bu, ibu enggak apa, tadi keras lho nabrak mobil daddy"tanya nisa kembali.
Deg... tiba-tiba ritme jantung Sarah tidak terkontrol, "Daddy" gumam sarah dengan gagap
"Iya bu, bu Sarah nabrak mobil Daddy tadi, untung ibu nggak apa, ayo bu Nisa bantu berdiri." Sarah mengikuti langkah nisa yang membawanya kedalam mobil.
"Sini bu nisa obati"nisa mengobati luka yang ada di pelipis sarah tanpa terasa mobil itu pun jalan.
"Lho kok jalan ya pak, maaf daddy-nya Nisa, motor saya bagaimana?"
"Motor ibu sudah di bawa sopirnya Nisa ke bengkel tadi bu" jawab Nisa.
"Oh gitu" bukannya perasaan lega tapi jadi aneh rasanya ketemuan orang yang mirip dengannya dan nama yang sama.
Didalam mobil keadaan cukup canggung, antara Arvan daddy-nya nisa dan Sarah, cuma nisa yang banyak cerita dengan kejadian baru saja terjadi, sarah hanya manggut-manggut namun tidak mengerti karena apapun yang di ucapkan nisa, pikiran nisa masih tentang Arvan, nama itu yang semalam terbuka gung uang hingga dia kesiangan berangkat kerja.
"Guru kok kesiangan, ngapain aja semalaman."gerutu Arvan namun sangat jelas semua yang ada di dalam mobil.
"Ih daddy apaan sih"bisik Nisa pada Arvan dengan sedikit mencubit.
"Ah iya...maaf jadi merepotkan daddy-nya Nisa" ucap sarah pelan walaupun dalam hati kesal. kok ada cowok cakep kayak gini mulutnya lemes
"Heee... maafkan daddy saya bu Sarah, tidak biasanya daddy lemes begitu." ucap Nisa sambil nyengir kuda, sarah hanya tersenyum melihat nisa juga jadi salah tingkah.
Sesampainya di sekolah," sekali lagi terimakasih untuk tumpangannya, daddy-nya nisa, maaf merepotkan." Sarah mengucapkannya dengan tulus.
Arvan keluar dari mobilnya menyerahkan kartu nama bengkel untuk motornya sarah, ini kartu nama bengkelnya, silahkan ambil....... ucapannya Arvan terhenti saat ada dimas mendekat.
"Lho dek kenapa ini, kamu habis jatuh?" Dimas pun mengecek kondisi Sarah.
"Sarah gak papa kok mas, mas dimas ngapain disini?"tanya Sarah.
"Ah enggak ada apa-apa cuma pengen ngeliat kamu pagi ini, biar mas kerjanya semangat" gombalan dimas di lagi hari membuat sarah enek, mungkin beda jika darah yang jatuh cinta pasti bahagia.
"Hem...hemmm" arvan berdehem keras hingga dimas pun sadar.
"Lho pak arvan??kok bisa ada disini"tanya dimas
"Mas dimas kenal??" tanya Sarah.
"Oh iya dek dia atasan baru mas di kantor, yang kemaren mas ceritain, tapi kok bisa sama kamu dek" jawab dimas sok akrab.
"Ah iya mas, dia orang tua wali, tadi sarah gak sengaja nabrak mobilnya, mungkin sarah perlu memperbaiki mobilnya" jawab sarah sekaligus tanya pada Arvan.
"Enggak- nggak perlu ada yang di ganti, dan ini kartu nama bengkel yang bawa motor kamu,"Arvan menyerahkan kartu namanya dengan kesal, tapi lebih kesalnya lagi oleh dimas yang menerima kartu nama itu.
"Terimakasih pak Arvan, nanti biar saya yang ambil motornya" jawab dimas ayo dek, Dimas menggandeng tangan sarah dan diantar ke kantor nisa yang sedari tadi mengamati heran dengan daddy-nya.
"Daddy kenapa?kok kesel keliatan ya sama bu sarah?daddy kesel karena motornya di tabrak?atau ada yang lain. tanya nisa nyerocos kayak petasan gantung.
"Diam kamu anak kecil, dah sana masuk" daddy mau langsung kekantor.
Setibanya di kantor Arvan langsung memanggil Dimas, karena dia merasa Dimas pasti belum datang, jika belum ada alasan untuk mencaci maki dimas, tapi dugaan Arvan meleset, dimas datangi lebih dahulu di banding dirinya.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Dimas sopan karena Arvan adalah atasannya.
" Sudah selesain file yang saya minta kemarin, tolong bawa kesini" tanya arvan yang sebenarnya ingin mengerjainnya, Arvan yakin file itu belum selesai, karena dia minta untuk 2 hari ke depan.
"Ah sudah pak, sudah saya siapkan" jawab dimas dan mengambil file tersebut.
"DAM...."ternyata memang cepat tanggap, pantas saja karirnya cepat naik, gumam Arvan.
"Ini file yang bapak minta, semua sudah selesai, silahkan bapak cek ulang jika ada kesalahan saya akan perbaiki"
"Oya kamu kenal sama guru itu berapa lama??tanya arvan to the point.
"Ah...guru siapa ya pak"
"Guru yang kamu gombalin tadi pagi"jawab Arvan kesal.
"Ah itu, itu Sarah pak namanya, sudah hampir 1 tahun kami dekat" jawab Dimas.
"Tapi sepertinya dia gak suka dengan gombalan kamu tadi pagi." lanjut arvan ketus dan membuat dimas mati kutu.
"Ah itu, bapak kok tau ya" jawab dimas sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lebih ke kesel pada arvan sebenarnya. "saya juga tau pak, memang sarah tidak suka di gombalin, tapi saya berusaha membuatnya tersenyum, kalo bapak tau kalo sarah tersenyum bapak pasti jatuh cinta." jelas dimas panjang lebar dengan senyum yang bahagia menggambarkan senyum sosok Sarah.
"Kok kamu jadi pamer pacar kamu" ucapan ketus arvan membuat senyum dimas langsung ilang.
"Iya pak maaf" jawab dimas dan undur diri.
"Aahhhh.....sial..sial sial sial" Umpat Arvan
.
.
.
Bersambung
Happy reading jangan lupa tinggalin jejak ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
key
sweet bgt Dimas....lanjut dim🤣
2025-03-04
1
arhabi
ketemu lagi deh...hemmm
2024-03-04
2
jhon teyeng
sptnya beban blm menikah🤔 atau mgkn nisa anak sambungnya?
au ah gelap baca trs jg nanti atu eh tau
2023-04-29
2