Arvan beranjak dari kursinya dan keluar ruangan dan disambut Nisa. Namun wajah Arvan sepertinya tidak bersahabat, terlihat sangat tegang dan marah "Daddy!"colek Nisa pelan namun masih bisa terdengar.
"Eh Nisa, Daddy duluan Kamu pulang sama teman Kamu ya, ini raport nya Daddy masih ada urusan penting" jelas Arvan dan meninggalkan Nisa tanpa menunggu jawaban.
"Daddy mu kenapa Nisa, wajahnya beda banget waktu masuk dan keluar, nilai Kamu jelek banget kali Nisa,"tanya Sinta pada Nisa, lalu buru-buru Nisa membuka raportnya.
"Coba Aku cek dulu, ah nggak jelek-jelek amat kok nilainya, masih masuk sepuluh besar kok, kenapa Daddy gitu ya, ada masalah pekerjaan kali" Jawab Nisa mengabaikan rasa kuatir nya, namun dia kembali melihat kedalam, menatap Sarah, dan mata mereka bertemu, Sarah hanya tersenyum.
"Apa ada masalah sama Bu Sarah ya?"Gumam Nisa.
"Kamu gila, kenapa jadi bawa-bawa Bu Sarah sih Nisa?"Tanya Bayu yang agak tidak terima guru idola nya di jadikan kambing hitam.
"Ya bisa saja kan, karena waktu masuk tadi kayak ada yang nggak beres deh Bu Sarah sama Daddy"jelas Nisa pada Bayu dan yang lainnya.
"Ngasal dech, yok ke kantin aja"Ajak Berta.
"Woy Aku belum terima raport, Mama Aku masih didalam" Ucap Bayu yang tak terima akan di tinggal oleh kawannya.
"Tungguin sendiri lah Bay, kan Mama Kamu, hahahaha" Bayu ditinggalkan oleh tiga temannya itu sambil ngakak.
"Dasar wong wadon." ucap Bayu kesal.
*Pulang Sekolah*
Sarah sudah beberes meja kerjanya dan siap untuk pulang. "Bu Sarah sudah ada yang jemput" Suara pak Tio OB di sekolah ini.
"Ah iya pak Saya segera keluar"Jawab Sarah.
"Mas Dimas, sudah dari tadi?" Suara Sarah mengagetkan Dimas yang sedang melamun.
"Baru saja dek, ayo saya antar"Jawab pria itu dengan lembut Sarah tersenyum dan masuk dalam mobil Dimas.
"Mau pulang atau makan dulu?"Tanya Dimas.
"Mas Dimas sudah makan belum?"Tanya Sarah
"Ya belum to dek, kan dari kantor langsung kesini"Jawabnya kental dengan logat jawa yang medok.
"Ya udah Sarah temenin mas makan dulu deh, baru pulang" Sahut Sarah tetap dengan senyum tulusnya.
"Beneran dek Kamu mau nemani mas makan?"Tanya Dimas dengan semangat namun penuh tanya, karena selama jalan dengannya, Sarah tidak mau di ajak keluar apalagi makan diluar.
"Ya iya lah mas, masak Sarah bohong" Jawab Sarah mencoba untuk menghilangkan rasa yang entah bagaimana di hatinya saat ini. rasa yang telah lama mencoba iya kubur, dan sedikit lagi dia bisa menerima pria yang ada di depannya, namun sepertinya sia-sia.
" Mewah banget mas restorannya, kenapa gak ditempat yang biasa aja sih mas" Tanya sarah sedikit heran.
"Ya masak pertama kali ngajak jalan pacar ditempat biasa, yang mewah kan gak papa" Jawab Dimas dengan menoel hidung Sarah. Sarah hanya tersenyum simpul, mungkin agak lebai kali ya ucapan dimas, ngajak pacar, ada-ada aja batin Sarah.
Restoran ini sangat mewah, mereka naik kelantai dua, memilih kursi yang pojok dengan kursi dua, agar lebih privasi, dekat jendela yang langsung bisa menikmati kelap kelip lampu di jalanan, kendaraan lalu-lalang.
Alunan musik live menemani makan malam Kami, tempat yang romantis untuk muda mudi memadu kasih, sedangkan aku, sudah tidak muda lagi, dan memadu kasih sudah bukan era ku lagi untuk percintaan semacam itu, dimas dia lebih muda dariku, mungkin masih seperti itulah jalan pikirannya, romantis-romantisan dengan pacar, ah.. sudah lah ikuti saja alurnya.
Reff
Baiknya ku pergi
Tinggalkan dirimu sejauh mungkin
Untuk melupakan
Oh
Indah cinta yang kau berikan
Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa
Baiknya ku pergi
Tinggalkan dirimu sejauh mungkin
Untuk melupakan...,......
...........
*flashback on*
"Lia aku mohon, dengarkan dulu penjelasan aku, kamu gak bisa tiba-tiba pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan dari kau Lia." Arvan memohon pada Sarah.
"Sebaiknya kamu pergi Van, mungkin dengan begini kamu bisa bebas dari aku, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau termasuk dengan Dia" Ucapan lia membuat hati Arvan sakit, dia tau dia salah tapi buka itu intinya.
"Lia bukan itu maksud Aku, Aku mohon beri Aku sedikit waktu untuk menjelaskannya" Namun lagi dan lagi permohonan Arvan tidak di gubris oleh Lia, ada pisau yang tajam menusuk di hatinya.
"Bukan penjelasan mu yang aku mau Van, tapi kenapa harus Dia, Dia itu sahabat Aku, dia sudah aku anggap seperti saudara. Tapi,tapi kenapa kamu tega!" Tangisan Lia pun memecah keheningan malam di Apartemennya.
.
"Aku minta maaf lia, bukan aku, aku tidak melakukan apapun padanya" Jelas Arvan.
"Lalu siapa? Apa ada orang lain saat aku memergoki kalian di ruangan yang sama tanpa sehelai kain pun?" Suara Lia semakin bergetar, nafasnya sudah tidak teratur. "lebih baik kamu pergi Van, mungkin ini jalan kita, kalau kamu gak pergi aku yang akan menjauh dari kamu" Karena Arvan tidak sedikitpun beranjak dari lantai itu Lia pun meninggalkan apartemennya.
Lelah hati yang tak kau lihat
Andai saja dapat kau rasakan
Letihnya jiwaku karena sifatmu
Indah cinta yang kau berikan
Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa
Baiknya ku pergi
Tinggalkan dirimu sejauh mungkin
Untuk melupakan
Oh
Indah cinta yang kau berikan
Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa
Baiknya ku pergi
Tinggalkan dirimu sejauh mungkin
Untuk melupakan
Dirimu yang selalu tak pedulikan ku
Yang mencintaimu, yang menyayangimu.
.............
.............
"Kenapa lagunya bikin Aku tambah sedih sih." Suara Lia terisak mendengar lantunan lagu anak jalanan, kenapa dia bernasib menyedihkan seperti ini.
.
.
.
Bersambung
Happy reading jangan lupa tinggalin jejak ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
key
thor...belum belum sudah bikin mewek
2025-03-04
1
arhabi
lagunya bikin meleleh, lngsung buka yutup🤧🤧🤧
2024-03-04
2
try again
seru seru
2023-02-27
2