Dua hari sudah Bagas di Surabaya, pekerjaan yang menuntut konsentrasi dan banyaknya masalah di cabang perusahaan papanya membuat Bagas sedikit kelelahan.
Ingin rasanya tenang beristirahat dulu di hotel satu hari lagi, tetapi bayangan Yunia semakin bermain di benaknya. Maka dengan itu diputuskannya untuk cepat berkemas.
Perjalanan pulang pesawat dari Suravaya lancar dan Bagas semakin tak sabar berjumpa Yunia dan Mira.
Di lobby bandara dia sedang menunggu taxi yang akan membawanya pulang ke rumah.
Sesampainya di depan rumah, Bagas tertegun melihat adanya mobil yang berderet di depan rumahnya. Dibukanya pintu mobil dengan tergesa dan setengah berlari masuk ke dalam rumah dengan wajah cemas.
Setengah terpaku langkahnya ketika dia mendengar suara gelak tawa dari dalam.
Di hembuskan napas leganya melihat papa, mama, ayah, ibunya serta kakaknya bergantian memanggil nama Yunia, anak kesayangannya.
" Gas... sudah pulang kau nak, " sapa Rianti dengan girang.
Mira langsung menghampiri dan memberikan salam pada suaminya. Hatinya senang Bagas telah pulang.
Ketika akan mendekat berniat mencium Yunia, Sari ibunya Mira langsung berkata, " Nak Bagas lebih baik mandi dulu, kan habis dari perjalanan jauh, nanti baru peluk dan cium Yunia, " sahut nya dengan lembut.
Bagas pun menggangguk
Malam itu Bagas minta untuk Yunia tidur di sisinya. Rasa rindu pada anaknya masih memuncak. Diciumnya pipi mulus dan di belainya tangan Yunia. Bagas tertawa pelan melihat Yunia terusik dari tidur lelapnya karena di ganggu.
" Mas... jangan di bangunkan.. nanti rewel, aku cape mas seharian urus anakmu, " larang Mira yang sudah menggantuk kelelahan.
" Tidur saja Mir.. biar mas yang jaga, Kasihan kamu capek. " sahut Bagas sambil terus menatap buah hatinya.
Tak lama terdengar hembusan napas Mira teratur.
Bagas mengusap lembut pucuk kepala Mira dan dicium kening istrinya.
***
Bagas terbangun subuh itu mendengar tangisan Yunia yang keras. Di buka matanya untuk melihat apa yang terjadi.
Tampak Mira sedang mengganti baju Yunia, dan tak lama tangis itu mereda dan dia melihat Yunia ada di pangkuan Mira untuk di susui.
Tiba- tiba terdengar hHP nya berdering, tanda ada notifikasi masuk. Tak dihiraukan oleh Bagas, di lanjutkan tidurnya yang tertunda itu.
Bagas menggeliat bangun ketika ada tangan yang sedang mengusap pipinya. Di bukanya mata dan tampak Mira tersenyum padanya.
" Bangun mas.. ini sudah jam 7 lebih, hari ini ke kantor ? " tanya Mira lembut.
" Ya ampun, sudah jam 7 ya Mir, aku masih mengantuk tapi kerjaanku banyak hari ini, harus buat laporan dari Surabaya, " ujarnya sambil masih tergolek memeluk guling.
" Kalau gitu, ayo lekas bangun. Aku sudah buatkan kopi kesukaanmu , nanti keburu dingin mas, " sahut Mira sambil menarik selimut Bagas.
Dengan enggan Bagaspun bangun dan mencium istrinya serta langsung menuju kamar mandi.
" Mas.. kau terlihat gagah pakai baju itu, aku suka, " kata Mira ketika dilihat Bagas sudah selesai berpakaian.
Mira teringat kenangan ketika pertama kali bertemu Bagas.
****
Ketika itu ....
Mira sedang buru- buru ke kampus, tiba- tiba ban motornya bocor di tengah jalan.
Di toleh nya kiri kanan jalanan tampak lenggang sepi siang itu, tampak muka Mira yang panik, karena hari ini ada ujian dan dosennya ini selalu tak mau dengar alasan apapun bila ada mahasiswa yang terlambat.
Mira berusaha menelpon ayahnya tetapi HP ayah rupanya sedang tak aktif. Dengan rasa bingung, dia mencoba untuk mendorong motornya mencari tukang tambal ban.
Belum lama mendorong, Mira kembali terdiam. Napasnya terdengar memburu, keringat mengucur di mukanya yang cantik.
Dicobanya kembali menelpon ayah, tapi lagi- lagi tak aktif. Raut wajahnya panik dan kesal terlihat jelas.
Mobil Bagas melaju dengan kecepatan sedang di jalan itu. Dia sedang bersenandung mengikuti musik di radio. Terlihat wajah yang ganteng dan gagah itu sedang senang hatinya.
Dari kejauhan tiba- tiba dia melihat ada seorang gadis di pinggir jalan dengan wajah panik, kesal dan kelelahan.
" Cantik juga gadis itu, tapi kenapa ada di pinggir jalan dengan raut wajah seperti itu ya, aku hampiri siapa tahu aku bisa menolongnya" kata hatinya .
Bagas menepikan mobilnya dan keluar. Dihampirinya Mira yang sedang menunduk.
" Mbak.. kenapa? " tanyanya hati- hati.
" Mas.. bisa bantu saya, motorku ban nya bocor, saya harus cepat- cepat ke kampus ada ujian, tetapi saya tidak melihat ada tempat tambal ban di sekitar sini, " sahut Mira.
Bagas pun meoleh ke kanan dan kiri. Tak dilihatnya ada tempat tambal ban di sekitarnya.
Bagas berpikir sejenak kemudian dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
" Halo Leo... kamu sudah di kantor? coba kamu ke jalan Singosari Ujung ya, aku tunggu di sini, cepat bawa mobil pick up . Jangan lupa juga bawa tali. " perintah Bagas pada Leo supir perusahaan nya.
" Baik pak, " jawab Leo.
" Mbak.. tenang ya. ada supir kantor saya sebentar akan datang untuk bantu bawa motor mba ke tempat tambal ban terdekat, " kata Bagas dengan tersenyum.
Mira pun sedikit lega mendengarnya, tetapi raut wajah cemas masih membayang.
" Kenapa lagi mbak, jangan cemas gitu, sabar ya sebentar, " ujar Bagas sambil mengamati wajah Mira.
" Saya mau ujian mas... takut terlambat dosennya tak mau tahu apapun alasan. " sahut Mira tertunduk lagi.
" Kalau gitu tunggu sebentar lagi, nanti bila Leo sudah datang baru kita pergi dan saya akan antar mbak ke kampus ya, " jawab Bagas menenangkan Mira.
Mobil Leopun tak lama terlihat, ketika sampai Bagas hanya mengatur sebentar lalu menyerahkan kunci motor dan langsung mengajak Mira masuk mobilnya.
Bagas melarikan mobilnya dengan cepat dan dalam waktu singkat sudah sampai di depan kampus Mira.
" Mbak sudah sampai, saya minta nomor telepon mbak biar nanti kalau motornya sudah sampai, Leo bisa hubungi untuk ambil motornya, " kata Bagas.
" Terima kasih ya mas.. maaf merepotkan.
, " sahut Mira tertunduk malu.
Disebutkannya nomor teleponnya dan Bagas menyimpan di HP nya.
" Oh ya kita belum kenalan, nama saya Bagas, nama mbak siapa?"
" Mira . " sahut nya tersenyum.
" Oke mbak Mira.. nanti terlambat ujiannya, lebih baik cepat masuk," ujar Bagas.
" Ya .. makasih ya mas .. , " jawab Mira sambil tergesa turun.
Bagas tersenyum lalu beranjak pergi pada saat dilihatnya Mira berlari memasuki kampusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments