Yunia ... nama yang diberikan oleh Bagas pada bayi mungil nan lucu.
Bagas tak henti- hentinya bersyukur pada Tuhan lewat datangnya buah hati yang dianugerahkannya di pernikahan mereka.
" Anak papa..." seru Bagas ketika melihat Yunia menangis lapar. Mira menggendongnya dengan hati- hati dan langsung menyusui Yunia.
Dengan lahap Yunia menyusui dan Bagas mengelus rambut Yunia serta mengecup kepala anaknya.
" Terima kasih ya sayang, kau sudah beri aku Yunia sebagai pelengkap rumah tangga kita, " sahut Bagas sambil menatap Mira.
Mira tersenyum dan menyenderkan kepalanya di pundak Bagas dengan manja.
" Kita akan merawat Yunia dengan baik ya mas.. " jawab Mira.
Pagi itu kesibukan terlihat dari kamar Bagas. Dia terlihat memakai kemeja dengan tergesa. Mira berusaha membantu suaminya dengan menyiapkan yang diperlukan.
Karena bergantian menjaga Yunia semalam.. mereka berdua kesiangan bangun. Padahal hari ini Bagas harus pergi ke Surabaya untuk menghadiri rapat bersama anggota dewan anak perusahaannya.
" aku bisa terlambat di bandara sayang.. " dengan cemas di peluk dan dicuim nya mereka satu persatu anak dan istrinya, lalu bergegas mengambil koper dan keluar dengan cepat.
" Mas... itu Mira sudah bawakan makanan untuk mas makan sambil tunggu pesawat, " kata Mira mengekor Bagas dari belakang.
" Tidak usah sayang.. aku langsung berangkat, jaga Yunia ya.. kalau terjadi sesuatu kamu hubungi mama dan papa ya, aku pergi, "
Bagas lari memasuki mobilnya lalu tancap gas ke bandara.
Bagas menarik napas lega karena waktu keberangkatan pesawatnya belum diumumkannya.
Dikabarinya Mira bahwa dirinya sudah di bandara. Tak lupa mama dan papanya juga agar mereka membantu Mira menjaga Yunia.
Selang 10 menit kemudian ada pengumuman untuk para penumpang menaiki pesawat. Bagas langsung masuk dan mencari tempat diduknya.
Bagas tiba di Surabaya dengan selamat. Di carinya tempat makan di sekitar area bandara. Tak lupa dia hubungi Mira juga mengabarkan sudah tiba dengan selamat.
Pertemuan Bagas dengan direksi dewan anak cabang perusahaan papanya berjalan lancar. Bagas senang dan berniat pulang ke hotel.
Saat hendak menutup pintu lift tiba- tiba ada tangan yang mencegah pintu itu tertutup. Seorang wanita cantik dengan tergesa masul dan menutupnya.
Dengan senyum diucapkannya terima kasih. Bagas membalas dengan anggukan.
Sesampai di lobi Bagas memesan taxi untuk pulang ke hotel. Ternyata wanita inipun sedang menunggu taxi.
Wanita ini pun melihat Bagas dan tersenyum kembali. Diulurkannya tangan untuk berkenalan.
" Perkenalkan nama saya Anita, nama mas... ? " tanya nya dengan jelas.
" Bagas.. " sahutnya pendek.
" Mas Bagas habis pertemuan ya tadi, " tanya Anita.
Bagas menggangguk dan tersenyum mengiyakan.
Karena mereka satu arah di hotel yang sama maka diputuskannya umtuk naik taxi bareng.
Ketika di taxi, HP Bagas berdering, ternyata Mira menghubunginya.
" Mas... sudah selesai ya meetingnya, ini Yunia rewel menangis ingin dengar suara bapaknya, " sahut Mira sambil tertawa pelan.
Bagas membuka kameranya dan terlihat Yunia menangis terus meronta di tangan Mira.
" Yunia... ini.papa nak.. mana ana cantik tidak boleh nangis, papa nggak lama ya nanti cepat pulang, " jawab Bagas sambil terus membujuk Yunia.
Ketika di dengar suara Ayahnya, Yunia pun langsung terdiam.
Bagas terus berbicara pada Yunia dan terakhir pada Mira untuk menjaganya.
Pembicaraan pun terputus setelah Mira mengucap salam.
Bagas merenung sejenak.. serasa tak lama dirinya baru menikah, sekarang seorang anak menghiasi dengan kehidupan yang nyata, keceriaan dan kehidupan yang nyata akan dan sedang dijalaninya.
keceriaan akan hadirnya Mira dan Yunia yang sangat dikasihinya.
" Maaf... anaknya ya mas, lucu," kata Anita memulai lagi pembicaraan.
" Eh.. he iya.. anak saya, Yunia namanya," jawab Bagas.
" Maaf, anda ini sebenarnya siapa ya, kok bisa tahu saya tadi habis meeting," tanya Bagas agak bingung.
" Saya Anita mas, saya sekretaris bapak Bono, yang tadi mempresentasikan proyeknya sewaktu meeting," jawabnya sambil tersenyum.
" Oh ya, baru ingat saya, wah pantas pak Bono mempercayai pada anda yang sudah piawai dalam urusan ini." kata Bagas sambil tertawa.
" Wah mas.. saya ini kan bekerja di perusahaannya, jadi harus profesional lah," jawab Anita tertawa.
Mereka tertawa bersama dan tak lama taxi pun berhenti di hotel, setelah mereka saling mengucap salam, berpisahlah mereka menuju kamar masing- masing untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments