Sepanjang perjalanan ke rumah orang tua Bagas.. Mira banyak tersenyum. Bagas bahagia dengan kehidupannya sekarang.
Setelah memarkir mobilnya, Bagas menggandeng Mira memasuki rumah orang tuanya.
" Mama... " panggil Bagas dengan nyaring.
Ranti yang mendengar suara putranya langsung bergegas keluar.
" Bagas.. Mira.. mama senang kalian datang. Ayo masuk.. mama sudah buatkan masakan kesukaan mu nak.. " berbinar raut wajah Ranti melihat anak kesayangannya datang.
Tak lama setelahnya, mereka makan dan berbincang- bincang. Yanto, ayah Bagas menanyakan rencana mereka selanjutnya.
Bagas langsung menatap Mira dan berkata, " Kami berdua akan pergi ke Bali papa.. untuk berbulan madu. "
" Bagus.. Kalian harus bersenang- senang dan menikmati suasana di sana, sekaligus program anak ya, biar kami cepat punya cucu " sahut Ranti senang. Terdengar tawa mereka di sepanjang acara makan itu.
Mira terbawa suasana melihat keakraban keluarga Bagas, tiba- tiba ia pun rindu ayah dan ibunya dan berniat menjenguk mereka pula.
Menjelang sore, Bagas mengajak Mira untuk pulang. Ketika mereka di mobil Mira mengutarakan niatnya untuk menjenguk orangtuanya. Bagas menggangguk setuju tetapi karena hari sudah malam, rencananya besok mereka akan ke rumah orangtua Mira.
Seharian di luar, membuat Mira lelah. Matanya tak bisa di ajak kompak lagi, tak lama Mira sudah terlelap.
Bagas membangunkan Mira dengan kecupan, tetapi hanya geliat Mira yang terdengar. Bagaspun menggendong Mira masuk ke kamarnya. Perlahan di baringkan tubuhnya dan di bukanya sepatu Mira. Bibirrnya yang terbuka sedikit membuat Bagas tak tahan untuk menciumnya.
Dengan perlahan Bagas masuk kamar mandi dan setelah selesai dia menatap lama wajah Mira. Ingin rasanya Bagas memeluk dan mencium serta mengulang seperti kejadian semalam, tetapi rasa tidak teganya melihat Mira yang sangat nyenyak tidurnya membuat ia hanya menatap dan menggenggam erat tangan Mira.
¥¥¥¥
Pagi itu Mira terlihat gelisah. Bagas yang sedang menyantap roti bakar menatap wajah Mira.
" Ada apa sayang... kok terlihat gelisah?" tanya Bagas .
" Mas... ibu ternyata sakit dari kemarin mas, " kata Mira dengan sedih.
" kamu tau dari siapa?" tanya Bagas lagi .
Bapak semalam telpon tapi karena HP ku di silent dan aku sudah tertidur maka baru ku tahu pagi ini. "
" ibu di rawat di rumah sakit ? " tanya Bagas sambil menghirup teh manisnya.
" Di rumah mas, aku belum tahu sakitnya apa, kita buruan ke rumah ibu ya mas," kata Mira sambil bangkit berdiri.
Bagas menggangguk cepat.
Sesampainya di rumah ibu.. Mira bergegas masuk, di lihatnya Sari, ibunya terbaring lemah di tempat tidur.
" Ibu... sakit apa? " Mira mencium dan memeluk ibunya.
" Hanya masuk angin, nggak apa- apa kok, sahut ibunya tersenyum kecil.
" Ibu harus sehat, Mira kan sekarang jauh dari ibu, jadi jangan sering sakit ya bu, " kata Mira sambil bergelayut manja di sebelah tempat tidur ibunya.
" Tenang saja Mira, kamu jangan kuatir, ada ayah, " sahut Edy ayahnya tersenyum.
" kapan kalian berencana untuk pergi bulan madu, jangan sampai habis nanti madunya kalau kalian tunda- tunda, " sahut ayah.
Bagas dan Mira tertawa mendengar perkataan ayah. " Nanti ayah.. minggu depan, " sahut Mira
Mira bergegas ke dapur memasak untuk makan siang mereka semua.
Saripun terlihat lebih segar setelah mereka makan.
" Mira.. rupanya ibu kamu tuh hanya sakit rindu, buktinya sekarang sudah segar .. lihat, " kata Edy sambil tertawa.
Ibu hanya tersenyum dan melotot pada ayah. Mira dan Bagas senang melihat mereka bahagia.
Mira akan memulai kehidupan barunya. Semoga kehidupannya akan menyenangkan selamanya, itulah harapan dan doa yang selalu dipanjatkan ayah dan ibunya.
¥¥¥¥¥
Mira banyak bercerita pada ibunya perihal betapa dirinya bahagia menikah dengan Bagas.
Bagas seorang laki- laki yang bertanggung jawab, baik serta sangat sayang pada Mira.
Mira bersyukur pada Tuhan karena Bagas sesuai dengan kriteria yang diidamkan Mira sejak dahulu.
" Mira.. memulai kehidupan baru itu bukan hanya dilihat dari pandangan fisik saja, tetapi kamu harus menyelami, memahami baik- baik karena jalan yang akan ditempuh itu bukan jalan rata, tetapi akan ada kerikil, batu bahkan jalan berlubang, jadi tetap kamu selalu berdoa untuk kebahagiaan rumah tanggamu ya. " nasehat Sari panjang lebar.
" Harus saling mempercayai, menghargai satu sama lain , saling mengerti, dan saling meredam emosi bila ada kesalahan, bicarakan baik- baik bukan dengan kemarahan, Ibu hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua," lanjut Sari lagi.
Mira memeluk ibunya sambil berkaca - kaca matanya. Ingin rasanya dia tidak meninggalkan ibunya, tetapi dia harus bersama suaminya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments