Dengan langkah lebar Martin berjalan menuruni anak tangga menuju ruang bawah tanah. Setelah memastikan Cristabelle terlelap, barulah Martin keluar dari dalam kamar yang menjadi sangkar emas untuk gadis itu. Martin bergegas datang ke ruangan ini setelah di beritahu oleh Noran kalau pria yang ingin meracuninya di club tadi sudah berhasil di tangkap. Dia penasaran orang dari kelompok mana yang ingin mencari masalah dengan menjadikan Cristabelle sebagai kambing hitamnya.
"Bos!.
"Dimana bajingan itu?" tanya Martin dingin.
"Ada di dalam freezer itu bos" jawab Noran sambil menunjuk sebuah freezer berukuran besar yang ada di pojok ruangan.
Martin mengangguk. Dia segera berjalan menuju freezer tersebut kemudian membukanya. Terlihat seorang pria dengan wajah babak belur tengah meringkuk kedinginan di dalam sana. Mulutnya yang membiru terlihat bergerak-gerak, namun tidak ada satupun suara yang keluar dari mulutnya.
"Kenapa? Apa kau ingin memintaku mengeluarkanmu dari dalam sini?" tanya Martin datar.
Pria tersebut mengangguk lemah. Tangan dan kakinya yang di ikat dengan kuat membuatnya tidak bisa berkutik.
"Beritahu aku dulu siapa yang mengirimmu!.
"K-k-k...
"Jawab brengsek!" bentak Noran.
"Sudah berapa lama dia berada disini?" tanya Martin yang tanggap kenapa pria ini tidak bisa bicara.
"Kurang lebih tiga jam, bos" jawab Noran.
"Pantas saja dia tidak bisa bicara. Keluarkan dia, kita perlu dia hidup untuk mengatakan siapa orang yang telah mengirimkannya ke club. Mengingat keberaniannya mencari masalah di wilayahku, orang di belakangnya pasti bukan orang biasa. Cepat hangatkan tubuhnya agar dia bisa segera memberitahuku!.
Noran mengangguk. Dia bersama para bawahannya segera mengeluarkan pria tersebut dari dalam freezer. Setelah itu Noran memerintahkan anak buahnya untuk mengambilkan selimut tebal dan juga air hangat. Tanpa merasa iba sedikitpun Noran membuka tali yang mengikat tangan dan kaki pria itu menggunakan pisau hingga menyayat bagian kulitnya. Dia menyeringai ketika melihat darah yang mulai menetes keluar dari luka tersebut.
"Ck, kau melukainya, Noran!" tegur Martin.
"Aku bahkan sudah tidak sabar ingin segera memotong kakinya bos" jawab Noran sekenanya.
Jawaban Noran mengundang gelak tawa semua orang yang ada disana, tak terkecuali Martin. Dia dengan santai menyilangkan kaki kemudian menyodorkan gelas pada bawahannya.
"Tuangkan vodka untukku!.
"Baik bos!.
Mata Martin dan pria itu saling menatap. Terlihat jelas kalau pria itu sangat ketakutan melihat cara Martin meneguk minuman. Bahkan Martin bisa melihat dengan jelas bagaimana tubuh pria itu menggigil antara kedinginan dan juga ketakutan.
"Sudah siap untuk bicara?" tanya Martin setelah memberikan waktu sepuluh menit untuk pria itu menghangatkan tubuh.
"S-sudah, Tuan Martin" jawabnya gugup.
Noran maju mendekat. Dia langsung menyodorkan pistol ke kepala pria tersebut ketika melihat gerakan matanya yang sedang mencari celah untuk melarikan diri.
"Kita saat ini sedang berada di dalam perut bumi, jadi mustahil untukmu bisa melarikan diri dari sini. Lagipula kau tidak akan bisa lari dari mata Bos Martin karena sampah sepertimu sangat mudah untuk di temukan. Jadi aku sarankan lebih baik kau bicara jujur dan jangan pernah berfikir untuk pergi dari sini. Paham!.
"P-p-paham!.
"Kalau begitu tunggu apalagi. Cepat beritahu Bos Martin siapa orang yang telah memerintahkanmu untuk mencampurkan racun ke dalam minumannya!" sentak Noran bengis.
Sebelum bicara, pria itu nampak menelan ludah. Dia kemudian menatap takut kearah mafia dingin yang sedang menatapnya sembari menikmati segelas vodka.
"T-Tuan Martin, aku-aku hanya orang biasa yang di ancam untuk melakukan semua ini padamu. Mereka mengancam akan membunuh anak dan istriku jika aku menolak perintah yang mereka berikan. Jadi-jadi aku terpaksa melakukannya. Tolong ampuni aku, Tuan Martin. Disini aku hanyalah korban, aku tidak berdaya!.
Sudut bibir Martin tertarik keatas. Dia tak langsung mempercayai ucapan pria tersebut. Namun karena dia ingin menyimpan nyawanya dulu untuk sebuah kepentingan, jadi Martin berpura-pura untuk percaya. Dia bahkan tak ragu untuk menunjukkan sedikit rasa empatinya akan kebohongan yang di karang oleh pria tersebut.
"Jadi kau memang sengaja di minta untuk mencelakaiku?" tanya Martin dengan raut wajah yang di buat sekaget mungkin.
Binar kelegaan terlihat jelas di wajah pria itu begitu dia melihat kalau mafia ini sudah termakan kebohongannya. Sambil memasang wajah menyedihkan, dia mencoba mendramatisir keadaan disana.
"Benar, tuan. Saya mana mungkin berani mencari masalah dengan Tuan Martin. Terlalu bodoh jika saya benar-benar melakukan tanpa ada alasan besar yang mendasarinya!.
Noran menggeretakkan gigi ketika mendengar bualan pria bajingan ini. Setengah mati dia menahan keinginannya untuk tidak langsung menembak kepala pria tersebut jika dia tidak menyadari maksud dari lirikan mata bosnya yang seolah sengaja menaruh simpati. Noran juga tahu kalau pria ini sebenarnya adalah salah satu anggota dari sebuah kelompok yang memang selama ini terus menguntit kelompoknya. Itulah kenapa dia menjadi sangat geram ketika pria ini dengan tidak tahu malunya terus bicara bohong.
"Begitu ya? Lalu dimana anak dan istrimu sekarang?" tanya Martin.
"Mereka saat ini tinggal di kampung bersama orangtuaku, tuan. Biasanya aku akan mengirimkan uang setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan mereka disana!.
Martin mengangguk. Dia kemudian meminta pistol yang sedang di pegang oleh Noran. Setelah pistol itu berada di tangannya, dengan santai Martin melesatkan satu tembakan kearah kaki pria tersebut.
Dooorrrrr
"Aaarrrggghhhhhh.....!.
"Aku tidak peduli dengan kisah keluarga yang kau karang itu. Yang ingin aku dengar adalah siapa orang yang telah mengirimmu kemari. Jawab sekarang atau aku akan meledakkan kepalamu saat ini juga. JAWAB!.
Sambil meringis kesakitan pria itu akhirnya memberitahu Martin siapa yang telah memerintahkannya.
"Akhh, namanya Veren. Dia tergabung dalam kelompok mafia The Black yang di ketuai oleh Tuan Deon. Dia memerintahkan aku untuk meracunimu karena merasa sakit hati cintanya di tolak olehmu!.
"Veren?" beo Martin kemudian melirik kearah Noran. "Cari dan seret wanita itu ke hadapanku sekarang juga. Jika dia melawan bunuh saja lalu bawakan kepalanya padaku!.
"Baik bos!" jawab Noran kemudian segera pergi dari sana bersama beberapa anak buahnya yang lain.
Sepeninggal Noran, Martin memerintahkan anak buahnya untuk menghajar pria itu. Dia kemudian beranjak pergi dari sana, melangkah dengan cepat menuju kamarnya Cristabelle.
Ceklek
Mata elang Martin langsung tertuju kearah ranjang dimana ada seorang gadis yang sedang terlelap disana. Dengan langkah perlahan-lahan dia berjalan masuk kemudian menatap wajah cantik milik gadis tersebut.
"Gadisku sudah besar rupanya. Sepuluh tahun aku menantikan hal ini dan sekarang tiba juga waktunya untuk kita bersama" gumam Martin. "Cristabelle, kau harus ingat kalau sekarang kau adalah milikku. Mungkin ke depannya kau akan bertanya kenapa aku mengurungmu di rumah ini. Dan itu akan menjadi tugas pertamamu untuk mencari tahu alasan kenapa aku melakukan semua ini padamu. Ada alasan yang tidak bisa aku katakan sekarang, hal ini akan terlalu beresiko karena pribadimu masih belum terbentuk. Kau harus menjadi kuat dan liar terlebih dahulu sebelum menarik benang merah yang menyebabkan kedua orangtuamu meninggal. Dan akulah orang yang akan membimbingmu untuk menjadi kuat dan tidak terkalahkan. Aku berjanji padamu, Cristabelle sayang!.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
🌴 VOTE
🌴 LIKE
🌴 COMMENT
🌴 RATE BINTANG LIMA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Selly Lashe
aku suka kata yg lembut apa lagi
seorang mafia
keren ...,
2022-07-03
1
Aldiza azahra
aku suka aku suka
2021-08-30
2
💟💟rianti lope 💟💟💟
lanjuttt Thor
2021-08-10
1