Mimpi

Flashback

"Abel, apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari dalam sini ya."

"Tapi kenapa Bu? Kenapa Abel tidak boleh ikut pergi bersama Ayah dan Ibu? Tolong jangan tinggalkan Abel sendirian Bu, Abel takut" rengek Cristabelle sambil menangis sesenggukan.

"Sayang, Ayah dan Ibu bukan mau meninggalkanmu. Tapi Ayah dan Ibu ingin menyelamatkanmu dari orang-orang jahat yang ada di luar rumah. Abel harus patuh ya, jangan sekalipun keluar dari sini sebelum ada yang datang untuk menjemputmu. Cristabelle sayang, tolong dengarkan kata-kata Ibu ya Nak. Ibu sangat menyayangimu, tolong tetap hidup sampai kau besar nanti!.

Cristabelle hanya bisa menangis lirih ketika ibunya mengunci pintu lemari. Dia yang waktu itu baru berusia sepuluh tahun tidak terlalu paham dengan masalah yang sedang di hadapi oleh orangtuanya. Tadi, saat mereka sedang makan malam tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun dari luar rumah. Dan tembakan-tembakan itu berhasil memecahkan kaca jendela hingga berhamburan ke lantai. Cristabelle yang terkejut melihat hal itu segera di gendong oleh ibunya menuju rumah pohon yang selama ini menjadi tempat bermainnya. Dia kemudian di masukkan ke dalam lemari dimana ada banyak senjata yang tersimpan di dalamnya.

Saat Cristabelle sedang menangis ketakutan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Dia dengan cepat membungkam mulutnya sendiri, mencoba untuk bersikap setenang mungkin agar orang-orang itu tidak bisa menemukan tempat persembunyiannya.

"Cari gadis kecil itu sampai dapat. Kedua bajingan itu pasti menyembunyikannya di tempat ini!.

"Jangan ganggu putriku! Masalah ini hanya antara kalian dan kami berdua. Putriku sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal ini!.

"Banyak omong kau!.

Doorrr, dooorrrr

Nafas Cristabelle seperti terhenti ketika dia melihat tubuh ayah dan ibunya tumbang setelah seorang pria melesatkan tembakan ke kepala mereka. Baru saja dia hendak menjerit tiba-tiba salah seorang dari mereka berhasil menemukan tempat persembunyiannya. Cristabelle yang syok melihat tubuh kedua orangtuanya bersimbah darah tiba-tiba hilang kesadaran. Pandangannya mulai mengabur sampai dimana dia melihat sebuah tangan merengkuhnya ke dalam satu pelukan. Wangi, itu yang dia ingat sebelum jatuh tak sadarkan diri.

Flashback Now

Cristabelle perlahan-lahan membuka matanya. Dia kemudian diam memandangi langit-langit kamar tempatnya berada. Mimpi itu datang lagi. Mimpi dimana dia harus kehilangan kedua orangtuanya yang mati di bunuh oleh orang-orang tidak di kenal.

"Kau sudah bangun?.

Suara bariton yang terdengar sangat dingin membuat Cristabelle tersadar dari lamunannya. Dia kemudian menoleh kearah sofa. Matanya terpaku pada sesosok pria tampan yang sedang duduk sembari menatap layar televisi yang menampilkan deretan berita bisnis.

"Tuan kenapa bisa ada di kamarku?.

Martin menoleh. Sebelah alisnya terangkat keatas.

"Sejak kapan kamarku menjadi kamarmu? Apa kau tidak salah bertanya seperti itu padaku?" ucap Martin balik bertanya.

Cristabelle menelan ludah. Dia kemudian segera memeriksa pakaian yang melekat di tubuhnya. Menarik nafas lega karena pakaiannya masih lengkap.

"Jangan berfikir aku akan tertarik untuk meniduri gadis ingusan sepertimu, Cristabelle. Di luaran sana ada ribuan wanita yang bersedia menghangatkan ranjangku, jadi kau jangan merasa besar kepala dulu" sindir Martin yang tanggap akan kekhawatiran di diri gadis muda tersebut.

Bohonglah kalau Martin tidak bergairah ketika semalam tidur sambil memeluk tubuh kurus Cristabelle. Dia hanya tidak ingin gadis ini tahu kalau sebenarnya Martin sudah jatuh hati padanya. Lagipula Cristabelle memang sudah menjadi miliknya sejak sepuluh tahun yang lalu, jadi dia merasa tidak ada yang salah kalau seandainya Martin memiliki perasaan lebih padanya. Hanya saja sekarang waktunya belum tepat bagi Cristabelle mengetahui semua rahasia itu. Dia perlu di bentuk terlebih dahulu sebelum mengetahui semuanya.

"M-maaf tuan, aku hanya asal bicara saja tadi" ucap Cristabelle canggung.

Martin mengangguk. Sambil berpangku dagu dia memperhatikan wajah polos Cristabelle saat baru bangun tidur. Cantik, itu yang dia lihat. Bahkan gadis ini terlihat begitu mempesona tanpa polesan make up. Berbeda jauh dengan wanita-wanita yang pernah dia lihat di luaran sana.

"Sebelum ini kau bekerja atau kuliah?.

Cristabelle terdiam. Dia mengalihkan wajahnya kearah lain ketika menyadari kalau Martin sejak tadi terus menatapnya.

"Aku benci mengulang pertanyaanku, Cristabelle."

"A-aku tidak melanjutkan sekolah, tuan" jawab Cristabelle cepat.

"Kenapa?.

Lagi. Martin lagi-lagi bersikap tidak tahu apapun mengenai keseharian Cristabelle. Padahal sebenarnya dia tahu betul apa saja yang di lakukan olehnya selama ini. Martin juga tahu kalau Cristabelle selalu mendapat perlakuan kejam dari keluarga pamannya. Tapi dia sengaja berpura-pura tidak tahu agar Cristabelle tidak merasa curiga padanya.

"Karena, karena...

"Apa aku perlu merobek mulutmu agar kau bisa bicara dengan benar?" ancam Martin kemudian berjalan mendekat kearah ranjang.

"Tuan Martin, kenapa kau menanyakan hal ini padaku?" tanya Cristabelle bingung.

"Karena aku perlu tahu kebiasaan yang di lakukan oleh tawananku. Kenapa? Apa kau keberatan untuk memberitahuku, hem?" jawab Martin kemudian menarik tangan Cristabelle hingga menabrak dadanya.

Cristabelle meringis sambil mengusap hidungnya yang baru saja berbenturan dengan dada bidangnya Martin. Nafasnya langsung tercekat begitu wajahnya di tarik keatas hingga bibir mereka berada di dalam jarak yang sangat dekat.

"T-tuan, tolong jangan seperti ini" bisik Cristabelle panik.

"Memangnya apa yang aku lakukan padamu?.

'Astaga, bibirnya. Arrggghhh, tahan Martin. Kau jangan gegabah sembarangan menyentuh Cristabelle. Dia bisa histeris nanti!.

"Kita terlalu dekat. Ini tidak nyaman untukku" jawab Cristabelle hati-hati. Dia sangat takut kalau mafia ini merasa tersinggung.

"Lalu?.

Jakun Martin bergerak dengan cepat. Dia sedang berjuang melawan nafsunya sendiri yang ingin mencicipi bibir sensual milik Cristabelle.

"Tolong menjauhlah sedikit. Aku-aku benar-benar tidak nyaman dalam posisi seperti ini, tuan."

Penolakan Cristabelle ternyata membuat Martin tersinggung. Dengan marah dia mengangkat tubuh Cristabelle kemudian membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Cristabelle yang kaget dengan perbuatan Martin hanya bisa terdiam ketakutan ketika tubuhnya di masukkan ke dalam bathup. Dia sangat panik melihat Martin yang sedang menggulung lengan kemejanya.

"T-tuan, kau mau apa?.

"Menghukummu" jawab Martin datar. "Beraninya kau bicara seperti itu padaku, Cristabelle. Kau sudah bosan bernafas rupanya!.

Tanpa di sangka-sangka, Martin menyirami tubuh Cristabelle dengan air dingin yang keluar dari shower. Dia membiarkan gadis ini menggigil kedinginan tanpa berani melakukan protes.

"Kenapa diam saja hah! Ayo berontak lagi!" teriak Martin kesal.

Cristabelle diam tak menyahut. Bibirnya yang ranum kini mulai membiru karena guyuran air dingin tersebut. Hanya matanya saja yang menatap lekat kearah pria yang masih dengan begitu kejamnya menyiramkan air sedingin es ini ke tubuhnya. Cristabelle sadar, mungkin ini adalah awal dari pelatihan yang di berikan oleh Martin kepadanya. Jadi apapun yang terjadi Cristabelle harus bisa bertahan. Dia tidak mau mati jika harus menyebutkan kata menyerah di hadapan mafia kejam ini. Cristabelle masih perlu nyawanya untuk mencari tahu siapa orang yang telah membunuh kedua orangtuanya dulu. Dia ingin balas dendam pada mereka.

"T-tuan, aku tidak akan menyerah. Aku pasti bisa bertahan dari semua pelatihan yang akan kau berikan. Aku ingin menjadi kuat dan membalaskan dendam atas kematian orangtuaku sepuluh tahun lalu. Jadi tolong jangan memaksaku untuk berontak karena itu hanya akan sia-sia saja!" ucap Cristabelle dengan bibir gemetar menahan rasa dingin yang menusuk tulang.

Martin tertegun. Dia tidak menyangka kalau Cristabelle akan bicara seperti ini. Khawatir gadisnya sakit, perlahan-lahan kemarahan Martin mulai mereda. Dia segera mengganti suhu air menjadi hangat kemudian menyiramkannya ke tubuh Cristabelle yang masih menggigil.

"Aku akan pegang kata-katamu, Cristabelle. Kau akan mati jika berani mengkhianati ucapanmu sendiri!" ucap Martin sembari tersenyum samar.

"Silahkan saja tuan. Tapi aku bersumpah kau tidak akan mempunyai kesempatan untuk membunuhku" sahut Cristabelle dengan begitu yakin.

"Begitu ya? Baiklah, kita lihat apakah kau masih mampu bertahan dengan ucapanmu yang sekarang atau malah memutuskan untuk menyerah dan mati di tanganku nanti!.

Cristabelle mengangguk. Dia memejamkan mata ketika Martin menyirami wajahnya dengan air hangat. Cristabelle sama sekali tidak sadar kalau pria yang sedang berada di sebelahnya tengah terpesona melihat lekuk tubuhnya yang tercetak dengan sangat jelas. Sedangkan Martin, mafia itu sedang berjuang keras melawan keinginannya untuk menerkam Cristabelle saat itu juga. Sungguh sebuah perjuangan yang sangat sulit bukan?.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

🌴 VOTE

🌴 LIKE

🌴 COMMENT

🌴 RATE BINTANG LIMA

Terpopuler

Comments

dhapz H

dhapz H

bertahan cristabelle

2021-09-09

0

Nadira Anjani

Nadira Anjani

suka bgt crita ny

2021-08-10

0

💟💟rianti lope 💟💟💟

💟💟rianti lope 💟💟💟

Abang Martin ....dirinya yang menghindar dirinya pula yang terjebak dalam pesona abel

2021-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Di Jebak
2 Memutuskan
3 Kebohongan
4 Mimpi
5 Aku Bukan Pengecut!
6 Ketakutan
7 Keputusan
8 Kalah Untuk Menang
9 Bocah Ingusan
10 Menyadarkan
11 Sikap
12 Tinggal Dan Patuh
13 Balas Dendam
14 Pria Mesum?
15 Kerinduan Steve
16 Pemenang Giveaway
17 Arah Yang Benar
18 Dua Jari
19 Ketakutan
20 Putus Asa
21 Peringatan
22 Pantai
23 Tempat Transaksi
24 Pesan Tersirat
25 Batas Normal
26 Kepuasan
27 Cacat
28 Serangga Pengganggu
29 Ide Brilian
30 Sikap Yang Tenang
31 Pelatihan Di Hutan
32 Kekhawatiran Seorang Martin
33 Hasil Buruan
34 Di Permalukan
35 Pemilik Segalanya
36 Menyusun Rencana
37 Lebam
38 Pria Cantik
39 Kecurigaan Zeno
40 Nona Muda Lutfer
41 Salam Author
42 Demam
43 Domba Penakut
44 Tiga Serangkai
45 Kesal
46 Ular Tetaplah Ular
47 Menerima Hukuman
48 Kunjungan Theo
49 Pria Angkuh
50 Kembali Sakit
51 Franky, Si Kerdil
52 Pendarahan
53 Tamu Bulanan
54 Dua Wanita
55 Orangtua Yang Hilang
56 Jealous
57 Pengkhianat
58 Para Perusuh
59 Penipu Kecil
60 Pulang, Lalu Bunuh!
61 Bersabarlah!
62 Nyawamu Milikku!
63 Si Jago Merah
64 Sampah Di Dalam Sampah
65 Kedatangan Sang Nyonya
66 Pertunjukan Sirkus
67 Di Tentang
68 Wanita Liar?
69 Nasib Yang Hampir Sama
70 Peringatan!
71 Wanita Menjengkelkan
72 Datang Bertamu
73 Marah
74 Memikirkan Cara
75 Terpana
76 Misi Penyelamatan
77 Lubang Tikus
78 Rencana Adora
79 Memilih
80 Berkata Bohong
81 Tikus Kecil
82 Bucin
83 Obsesi Joanna
84 Nenek Sihir
85 Di Abaikan
86 Tak Ingin Rugi
87 Wajah Yang Sangat Buruk
88 Gambaran
89 Serangan Tak Terduga
90 Kegelisahan Franky
91 Pria-ku
92 Acuh
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Di Jebak
2
Memutuskan
3
Kebohongan
4
Mimpi
5
Aku Bukan Pengecut!
6
Ketakutan
7
Keputusan
8
Kalah Untuk Menang
9
Bocah Ingusan
10
Menyadarkan
11
Sikap
12
Tinggal Dan Patuh
13
Balas Dendam
14
Pria Mesum?
15
Kerinduan Steve
16
Pemenang Giveaway
17
Arah Yang Benar
18
Dua Jari
19
Ketakutan
20
Putus Asa
21
Peringatan
22
Pantai
23
Tempat Transaksi
24
Pesan Tersirat
25
Batas Normal
26
Kepuasan
27
Cacat
28
Serangga Pengganggu
29
Ide Brilian
30
Sikap Yang Tenang
31
Pelatihan Di Hutan
32
Kekhawatiran Seorang Martin
33
Hasil Buruan
34
Di Permalukan
35
Pemilik Segalanya
36
Menyusun Rencana
37
Lebam
38
Pria Cantik
39
Kecurigaan Zeno
40
Nona Muda Lutfer
41
Salam Author
42
Demam
43
Domba Penakut
44
Tiga Serangkai
45
Kesal
46
Ular Tetaplah Ular
47
Menerima Hukuman
48
Kunjungan Theo
49
Pria Angkuh
50
Kembali Sakit
51
Franky, Si Kerdil
52
Pendarahan
53
Tamu Bulanan
54
Dua Wanita
55
Orangtua Yang Hilang
56
Jealous
57
Pengkhianat
58
Para Perusuh
59
Penipu Kecil
60
Pulang, Lalu Bunuh!
61
Bersabarlah!
62
Nyawamu Milikku!
63
Si Jago Merah
64
Sampah Di Dalam Sampah
65
Kedatangan Sang Nyonya
66
Pertunjukan Sirkus
67
Di Tentang
68
Wanita Liar?
69
Nasib Yang Hampir Sama
70
Peringatan!
71
Wanita Menjengkelkan
72
Datang Bertamu
73
Marah
74
Memikirkan Cara
75
Terpana
76
Misi Penyelamatan
77
Lubang Tikus
78
Rencana Adora
79
Memilih
80
Berkata Bohong
81
Tikus Kecil
82
Bucin
83
Obsesi Joanna
84
Nenek Sihir
85
Di Abaikan
86
Tak Ingin Rugi
87
Wajah Yang Sangat Buruk
88
Gambaran
89
Serangan Tak Terduga
90
Kegelisahan Franky
91
Pria-ku
92
Acuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!