"Duduk!.
Setelah menyelesaikan acara mandi air dingin+air hangat, Martin dengan gaya bossy-nya memerintahkan pada pelayan untuk mendadani Cristabelle secantik mungkin. Dia bahkan tak membiarkan gadis itu menolak saat ingin di rias oleh seorang MUA kenamaan yang khusus dia sewa demi penampilan baru gadisnya.
'Kalau kau berani menolak apa yang akan mereka lakukan, maka bersiaplah kehilangan kulit wajahmu karena aku akan mengulitinya saat ini juga. Paham!.
Kira-kira seperti itulah ancaman yang di lontarkan Martin untuk menjinakkan Cristabelle. Dan untungnya gadis itu langsung patuh dan tidak lagi membuat ulah. Sikap Cristabelle yang penurut itu malah membuat Martin semakin terpesona. Hampir saja dia mencium gadis itu setelah sang MUA berhasil merubah penampilannya bak bidadari yang turun dari kayangan. Cristabelle sangat berbeda, benar-benar berbeda dengan tampilannya saat pertama kali di bawa masuk ke rumah ini. Martin yang di dera rasa cemburu awalnya ingin meminta Cristabelle untuk tetap di dalam kamar, namun karena dia gengsi akan perasaannya sendiri terpaksa dia membiarkan Cristabelle keluar dari kamar dan sarapan bersama di meja makan.
Tapi sebelum mereka sampai di ruang makan, Martin sudah lebih dulu meminta Noran untuk mengusir semua penjaga dari dalam rumah. Dan sekarang hanya tinggal para pelayan wanita saja yang sedang melayani mereka berdua.
"Maksudnya aku duduk disini?" tanya Cristabelle sambil menunjuk kursi yang ada di depannya.
"Apa kau berharap untuk duduk di atas pangkuanku?.
"Ti-tidak, tuan. Maksudku, aku..
"Duduk atau aku akan menjadikanmu hidangan pembuka untuk sarapan pagi ini. Mau?" ancam Martin jengah.
Cristabelle langsung duduk begitu dia mendengar ancaman Martin. Dia kikuk, bingung harus melakukan apa disana.
"Apa aku juga harus mengajarimu cara untuk mengambil makanan?" tanya Martin sambil memainkan pisau buah di tangannya. "Kau tidak mungkin tidak pernah makan di rumahmu dulu kan?.
Kekikukan Cristabelle kian membesar ketika dia mendapat tatapan yang begitu tajam dari si mafia. Dia benar-benar tidak berani berucap, bahkan untuk sekedar menarik nafaspun dia segan. Mata elang Martin begitu mengintimidasi, membuat siapapun yang melihatnya langsung gemetar takut.
"Cristabelle, jangan memaksaku untuk mengulang kembali pertanyaanku. Aku benci di buat begini!.
Brraaakkkkk
Seluruh tubuh Cristabelle bergetar hebat ketika Martin menggebrak meja. Dengan tangan yang terus bergetar dia menyendokkan nasi ke dalam piringnya. Martin yang menyadari ketakutan di diri Cristabelle nampak mendengus kesal. Dia memang menyukainya, tapi bukan berarti dia akan memanjakan Cristabelle. Menjadi wanitanya Martin Knight haruslah pintar dan tanggap dengan cepat. Apalagi Martin tergolong orang yang sangat tidak sabaran. Bahkan ada dari beberapa kliennya harus meregang nyawa karena terlalu lama membuatnya menunggu. Hingga pada akhirnya Martin di kenal sebagai seorang mafia yang gila waktu, terlambat sedikit saja maka artinya mati. Itu adalah hukum mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun, termasuk Cristabelle.
"Makan yang banyak karena setelah ini aku akan membawamu pergi menemui seseorang" ucap Martin sambil memotong daging di piringnya.
"Ba-baik t-tuan" sahut Cristabelle lirih.
"Bicara yang benar, Cristabelle. Keraskan suaramu!.
"Baik, tuan!" ucap Cristabelle setengah berteriak.
Sudut bibir Martin berkedut. Dia suka sekali melihat Cristabelle seperti ini. Rasanya seperti mendapat mainan baru yang cukup menghibur. Tak ingin membuat Cristabelle semakin tertekan, Martin memilih untuk diam menikmati sarapannya. Dia lalu menekan alat earpiece yang menempel di telinganya ketika namanya di sebut.
"Kurung dia di tempat lain dulu."
Cristabelle yang mendengar Martin berbicara segera menoleh kearahnya. Dia menelan ludah ketika tatapan mereka saling beradu.
"Tuan bicara padaku?" tanya Cristabelle memberanikan diri.
"Tidak" jawab Martin singkat. "Cepat habiskan makananmu. Kau sudah terlalu lama mengulur waktu!.
Cristabelle mengangguk. Dia kembali fokus pada sarapannya, mengabaikan mata Martin yang masih terarah menatapnya.
"Bos, aku rasa setelah ini The Black tidak akan tinggal diam karena sebelum wanita ini tertangkap dia sempat mengirimkan sinyal pada mereka. Ada kemungkinan besar terjadi bentrokan antara kelompok kita dengan kelompoknya Deon. Perlukah kita menjadikan wanita ini sebagai sandera?.
Martin diam berfikir. Dia yang masih menatap Cristabelle tanpa sengaja menemukan sebuah ide untuk mengerjainya. Sembari menyeringai, Martin memberikan jawaban pada Noran yang mana jawabannya itu membuat Cristabelle tersedak makanan.
"Bawa kemari wanita itu, biar nanti Cristabelle yang akan mengambil keputusan. Kalau dia menginginkan nyawanya maka kita akan berhadapan dengan kelompoknya Deon. Dan sebagai hadiah, nantinya Cristabelle yang akan mempersembahkan kepala Veren sebagai tanda kemenangan kelompok kita!.
Uhuukkk, uhuukkk
"K-ke-kepala?" pekik Cristabelle syok.
"Ya, kau nanti akan memenggal kepala seorang wanita yang membuatmu berada di rumah ini. Kenapa? Apa kau takut? Ingin menyerah?" tantang Martin sambil mengulum senyum.
"T-tapi tuan, aku tidak mau menjadi pembunuh" cicit Cristabelle panik. Telapak tangannya mulai mengeluarkan keringat. Yang benar saja. Dia memang ingin menjadi kuat, tapi bukan berarti dia harus menghilangkan nyawa orang lain seperti yang di perintahkan oleh Martin. Gila, mafia ini benar-benar sudah gila.
Rahang Martin mengetat. Segera dia bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Cristabelle. Dengan satu tangannya Martin menarik rambutnya, membiarkan matanya yang tajam mengintimidasi gadis tersebut hingga tubuhnya menggigil ketakutan.
"Beraninya kau membantah perintahku. Apa kau benar-benar sudah bosan hidup di dunia ini, iya!.
"B-bukan begitu tuan. Hanya saja, hanya saja...
"Hanya saja apa hah! Kau sendiri yang bilang kalau ingin menjadi kuat supaya bisa membalaskan dendam kematian orangtuamu. Kalau untuk memenggal kepala orang saja kau tidak berani, lebih baik kau urungkan saja niatmu itu. Pergi saja ke neraka kau sana. Dasar brengsek!" amuk Martin kecewa.
"Tidak mau!" tolak Cristabelle menghiba. "Aku belum ingin mati sekarang, aku masih ingin membalas orang-orang yang telah membunuh Ayah dan Ibuku. Maafkan perkataanku tadi tuan, aku salah. Aku minta maaf..!.
"Apa kau pikir permintaan maafmu bisa membunuh orang-orang yang sudah membuat kedua orangtuamu pergi ke surga, iya? Tidak Cristabelle, orang-orang itu baru akan mati kalau kau sendiri yang membunuh mereka. Tapi lihat, aku baru memintamu untuk memenggal kepala orang lain saja kau sudah ketakutan seperti ini. Lalu apa kabar dengan janji yang kau ucapkan padaku saat di kamar mandi tadi? Apa kau tahu, sikapmu yang pengecut dan lemah ini hanya akan di tertawakan oleh cicak yang ada di dinding. Memalukan!.
Cristabelle seperti terbakar api saat di rendahkan oleh Martin. Sambil menahan tangis, dia menampik tuduhan Martin yang menyebutnya sebagai seorang pengecut yang lemah.
"Aku bukan pengecut. Baiklah, kalau kau menginginkan aku untuk memenggal kepala wanita itu, maka aku akan melakukannya. Jangan harap kau bisa mengirimku ke neraka, Tuan Martin. Aku tidak akan mati sebelum membalaskan dendam pada penjahat-penjahat itu. Aku tidak akan mati!" jerit Cristabelle.
Martin tersenyum miring. Dia melepaskan tarikan rambutnya kemudian mengusap pipi Cristabelle dengan penuh kagum.
"Begini baru benar, Cristabelle. Bakar emosi yang ada di hatimu, kau harus tega membunuh orang lain jika ingin menjadi kuat. Ingatlah apa yang di lakukan oleh orang-orang yang merenggut nyawa kedua orangtuamu dan juga pria yang memaksamu membawakan minuman beracun untukku. Apakah mereka mempedulikan keselamatanmu? Tidak kan?.
Cristabelle mengangguk.
"Kalau begitu untuk apalagi kau berbelas kasih pada sampah-sampah seperti mereka? Bunuh dan singkirkan dengan cepat dari dunia ini, jika perlu berikan kematian yang menyakitkan untuk mereka semua. Ada aku di belakangmu, jadi kau jangan takut untuk melakukannya. Jadilah gadis yang penurut, oke?" rayu Martin dengan tatapan penuh pesona.
"Baik Tuan Martin. Tolong bimbing aku melawan kelemahan yang ada di diriku!" sahut Cristabelle penuh tekad.
"Dengan senang hati!.
Setelah Martin berhasil meyakinkan Cristabelle, dia segera memintanya untuk menghabiskan sarapan. Tidak ada lagi percakapan di antara keduanya hingga tiba waktunya untuk Martin membawa Cristabelle menemui seorang pria yang berada di ruang bawah tanah.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
🌴 VOTE
🌴 LIKE
🌴 COMMENT
🌴 RATE BINTANG LIMA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
ajengd.o
semangat terus author
2021-09-12
0
dhapz H
cristabelle hrs kuat
2021-09-09
0
💟💟rianti lope 💟💟💟
semangat
2021-08-10
0